Part 10 : The problem solved

7.7K 247 7
                                        

Hampir 4 hari aku tak masuk sekolah. Aku belum diperbolehkan masuk sekolah, aku juga tidak diperbolehkan untuk memegang hape atau apapun yang berupa gadget. Mamah sangat khawatir denganku, karena dengan pembullyan yang aku alami, ia takut keadaan psikisku menjadi terganggu. Dan berkali-kali juga aku mengatakan kepada mereka kalau aku tidak apa-apa. Yang aku inginkan hanyalah kembali bersekolah.

Keesokan harinya, aku kembali bersekolah. Aku sangat lega karena bujukan Papah mampu meluluhkan hati Mamah dan mengijinkanku untuk bersekolah lagi. Papah mengantarkanku sampai gerbang sekolah. Aku keluar mobil dan pamit kepada Papah. Berjalan melewati lorong loker dan menaiki anak tangga untuk sampai ke kelasku. 

"SURPRISE!!!" teriak Yugo, Genta, Willa, Nika, dan Zike. 

"Ya ampun kalian.. ini ada apaan emangnya?" tanyaku kaget. 

"Ini perayaan lo kembali ke sekolah Je," jawab Genta. 

"Kalian bela-belain dateng ke sekolah sepagi ini cuma buat gue? Padahal kan gue tau kalian gak ada yang pernah sampe sekolah sepagi ini," ucapku tanpa dosa. 

"Mmm bentar deh. Itu lo lagi memuji atau menyindir ya?" tanya Zike. 

"Dua-duanya boleh," jawabku masih tanpa dosa. 

Mereka membawa chocolate cinnamon cake yang berukuran sedang dan minuman untuk 6 orang. Dengan mengiris perlahan, aku taruh potongan kue itu di piring plastik yang mereka bawa. Aku pun membagi kue itu untuk kita berenam.

"Oya guys, gimana kabarnya FiveK?" tanyaku kepo sambil melahap kueku. 

"Ya ampun masih aja lo pikirin Je," jawan Nika. 

"Eh gue serius, gimana kabarnya?" Dengan semua perlakuan jahat yang mereka berikan padaku, aku bisa-bisanya menanyakan tentang keadaan mereka. Entah aku bodoh atau idiot, atau bahkan keduanya.

"Mereka dipindahin ke sekolah lain, Je. Orang tuanya malu banget sama tingkah anak-anak mereka." Kali ini Yugo yang menjawab. 

"Oh gitu.. gak nyangka ya.." 

"Yaudahlah Je, gak usah dipikirin. Kita masih punya waktu 20 menit sebelum kelas rame sama murid-murid lain." 

Kita pun bercanda dan tertawa bareng sampai kelas mulai berdatangan murid-murid lain. 

"Je, gue pamit ke kelas ya." Yugo memelukku. 

Seketika kita berlima terpaku. Detak jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.


"Anak-anak selamat pagi," Pak Suwa guru IPA umum, memasuki kelas. 

Sesi pelajaran pun dimulai. Pelajaran IPA selesai, dilanjut dengan pelajaran Seni Budaya. 3 jam berlalu, waktu istirahat pun tiba. Aku, Genta, Nika, Zike dan Willa pergi ke kantin bersama. Suasana sekolah terasa jauh berbeda semenjak sosok FiveK dilenyapkan dari sekolah ini. Namun aku bersyukur tidak ada lagi kasus-kasus pembullyan yang terjadi di sekolah ini, cukup aku yang terakhir. 

Entah karena kompak atau memang kebetulan. Pesanan kita sama semua. 5 bakmi dan 5 air mineral. Untuk membalas celebrate yang mereka buat tadi pagi, aku membelikan 10 chocolate banana with cheese sauce untuk mereka dan untukku. Saat pesanan datang, aku masih melirik kesana-kemari mencari keberadaan Yugo. Apa mungkin dia sedang di lapangan basket? Atau dia sedang ada urusan dengan temannya? Aku tak tau, yang jelas aku ingin sekali melihatnya. Saat selesai makan, Willa izin pergi duluan karena ada rapat untuk perlombaan karate nanti. 

"Jangan gelisah gitu Je, dari tadi Yugo lagi sibuk di ruang karate buat ngurusin lomba," bisiknya sambil mencubit pipiku. 

Seketika aku pun merasa lega mendengar pernyataan dari Willa.

Because of HimWhere stories live. Discover now