"Aku harap itu benar-benar terjadi."

"Bilang begitu di depan adikmu, baru aku percaya. Tuh, pesananmu sudah jadi." Lee Hyun menunjuk dengan dagunya, ke arah piring kentang yang disodorkan staf.

Sera kembali ke ruangan itu lagi, mendadak dia berhenti di muka pintu saat tiga pria di sofa tengah mencumbu satu perempuan bergiliran. Jari-jarinya mendadak kebas, dering tanda bahaya berdentang di otaknya yang penuh, ketika melihat pria tikus tadi melahap payudara gadis di sofa dengan brutal.

"Hei, pengantar kentang! Cepat ke sini, jangan cuma jadi penghalang pintu." Pria paling besar berteriak, senyumnya bikin Sera bergidik ngeri.

Waktu itu dia selamat sebab Jungkook—sial, batin Sera, kenapa juga dia harus mengingat bantuan pria berengsek itu saat melindunginya dari pelanggan kurang ajar. Tamu itu berdiri dari sofa saat Sera tinggal selangkah sampai meja, jari-jarinya menggenggam nampan kuat-kuat saat lelaki itu terang-terangan melihat ke arah dadanya.

"Kenapa, kepingin dihisap juga?" tanyanya, tertawa memuakkan yang membuat pijakan kaki Sera sedikit miring. "Dadamu lumayan, sini kubuat ukurannya bertambah besar."

Sera meletakkan kentang ke meja, lalu cepat-cepat memutar badan sedetik sebelum lengan pria itu terulur ke arahnya. Dia terhenyak begitu muncul di muka pintu, Lee Hyun berdiri di sana menatap tak acuh sebelum melanjutkan langkah. Buru-buru Sera mengejar Lee Hyun, bersikap seolah-olah staf keamanan itu menjemputnya dari sarang penyamun.

"Oppa—!" Kalimat Sera tertahan, karena Lee Hyun membalikkan badan secepat detik jam.

"Berhenti memanggilku begitu, kau bukan adikku." Telunjuk Lee Hyun menunjuk di depan hidung Sera yang bangir

"Maksudku, Tuan Lee. Apa kau punya pekerjaan lain untukku selain di sini?"

"Pilihannya cuma dua, penari striptis atau pelacur yang diperjual belikan. Saranku jadi penari di NixieLand saja, minimal di sana kau tidak diperdagangkan terang-terangan. Aku punya kenalan di NixieLand kalau kau mau," tukasnya.

Sera mendesis, melihat Lee Hyun menyeringai di sela-sela menahan tawa.

"Sudah untung bisa kerja di sini sebagai pelayan. Kalau bukan karena dulu ayahmu sangat baik padaku, tidak mungkin juga kuberikan pekerjaan ini untukmu."

Sera dan Lee Hyun memang tidak akrab meski telah saling mengenal sebagai tetangga sejak Ibunya masih hidup, jarak umur kelewat jauh bisa jadi menjadi penyebab ketidak akraban itu. Lee Hyun 12 tahun lebih tua dari Sera, tetapi Sera tetap bersyukur mengenal Lee Hyun yang hari itu, tujuh minggu lalu, tiba-tiba datang menawarkan pekerjaan tambahan kepadanya.

"Aduh—" Sera tersandung kakinya sendiri dan menabrak punggung Lee Hyun, awalnya, tapi kemudian dia menyadari Lee Hyun tiba-tiba berhenti sembari menerima telepon.

"Oh, Tuan Park, ada perlu apa?"

Sera tidak begitu mendengar apa yang Lee Hyun bicarakan sebab kebisingan memenuhi di tiap sudut ruang, dia sengaja berlama-lama berjalan di belakang Lee Hyun agar bisa istirahat. Sera tersentak begitu pria itu berbalik menghadapnya, masih sambil menelepon, tangan besar itu menarik Sera ke balik lengan bertepatan dengan dua pria setengah mabuk melintas di depan mereka.

Sera pura-pura mengedarkan pandang saat mereka tidak sengaja bersitatap, raut wajah Lee Hyun tampak agak kaku setelah menyelesaikan obrolan di telepon.

"Ikut aku," katanya, sebelum berlalu dari hadapan Sera yang bingung.

🍁🍁🍁

"Kita temui dia di kelab!" kata Jimin sembari menutup telepon, dia melirik Yoongi yang duduk tenang di balik kursi kemudi.

Crimson AutumnWhere stories live. Discover now