PART VII. WELCOME BABY AL! (BAG.1)

2.9K 127 28
                                    


Rio benar-benar mengabulkan keinginan Ify untuk menginap dirumah Umari akhir pekan ini. Saat ini mereka masih berdiam diri didalam mobil. Padahal sudah 5 menit yang lalu mereka sampai dirumah Umari. Rio mengalihkan pandangannya pada Ify yang sedang melamun.

"Kamu ingin pulang Dear?" tanya Rio pelan. Ify langsung mengalihkan pandangannya menatap Rio sambil mengerutkan keningnya bingung. Rio tersenyum.

"Kita bisa pulang kalo kamu belum siap ketemu Iel." Kata Rio menjelaskan kebingungan Ify. Ify berpikir sejenak lalu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Sekarang atau tidak sama sekali." Kata Ify yakin.

_____

Nayra yang baru turun dari lantai dua langsung mengerutkan keningnya heran saat melihat Iel yang sedang duduk ditaman belakang sambil fokus dengan Ipadnya. Perlahan Nayra melangkahkan kakinya mendekati Iel.

"Kak Iel nggak kekantor?" tanya Nayra. Minggu lalu meskipun weekend Iel tetap pergi kekantor. Entah itu sungguh kekantor atau hanya untuk menghindariya. Dia juga tak tau. Iel mengalihkan pandangannya menatap Nayra sekilas lalu kembali pada Ipad yang dipegangnya.

"Ify sama Rio mau datang. Makanya aku dirumah." Jawab Iel tanpa menatap Nayra.

"Ify?" tanya Nayra memastikan. Iel hanya menganggukkan kepalanya.

"Kamu belum kenalan sama dia secara resmikan? Nanti kalian bisa kenalan." Kata Iel tenang. Nayra menundukkan kepalanya. Sejujurnya salah satu alasannya menerima tawaran Hanafi untuk ke Indonesia adalah karena Ify, yang dia tau dari cerita Lily dan Deva, Ify itu wanita yang baik dan sangat bersahabat. Dia berharap bisa menjadi salah satu sahabat Ify. Namun sejak pertemuannya dengan Ify pertama kali itu bahkan Ify tak mau melihatnya, dan sepertinya Ify membencinya entah karena apa.

Iel mengalihkan pandangannya menatap Nayra yang tak kunjung mengeluarkan suaranya. Iel menautkan alisnya bingung melihat ekspresi Nayra yang begitu menyedihkan itu.

"Kamu takut ketemu Ify?" tanya Iel yang sepertinya mengerti apa yang sedang gadis itu pikirkan. Nayra mendongakkan kepalanya menatap Iel lalu menganggukkan kepalanya ragu. Ya. Nayra memang takut bertemu Ify. Takut jika Ify benar-benar membencinya dan takut jika membuat Ify merasa tak nyaman berada dirumahnya sendiri.

"Aku takut bikin Ify nggak nyaman disini Kak." Jawab Nayra lirih. Iel menatap Nayra mengerti.

"Ify memang seperti itu." kata Iel membuat Nayra kembali mengalihkan pandangannya menatap Iel.

"Dia bukan tipe orang yang mudah bergaul dan dia juga orang yang cukup sulit untuk didekati. Selama ini kamilah yang mendekatinya. Kamu bisa dekati dia jika kamu ingin berteman dengannya." Lanjut Iel menjelaskan seperti apa Adiknya. Iel tersenyum saat bercerita mengenai Adiknya. Adik yang sangat disayanginya tentu saja.

"Tapi dia orang yang sangat bawel kalo itu menyangkut orang-orang yang disayanginya." Lanjut Iel lagi yang diakhiri dengan senyumnya. Nayra terdiam. Sejak keluar dari Bandara saat itu, baru kali ini Iel menampakkan senyumnya yang begitu tulus dan damai.

"Kak Iel pasti sayang banget sama Ify?" tanya Nayra sambil menatap Iel terharu. Iel menganggukkan kepalanya pelan.

"Dia salah satu alasan aku hidup sampai saat ini. Salah satu hal paling berharga yang paling ingin aku lindungi." Jawab Iel sambil tersenyum membayangkan Adik manisnya itu.

Nayra menatap Iel dengan tatapan yang sulit diartikan. Mungkin semacam tatapan kekaguman. Nayra lalu menundukkan kepalanya sedih.

"Pasti sangat bahagia jadi Ify." kata Nayra lirih. Iel mengalihkan pandangannya menatap Nayra yang sedang menundukkan kepalanya dengan tatapan prihatin.

"Setiap orang punya kebahagiaannya masing-masing. Tapi kapan kebahagiaan itu akan datang, kita tak pernah tau." Kata Iel. Bukan hanya untuk Nayra dia mengucapkan kalimat itu, tapi juga untuk dirinya sendiri.

Hening....

"Kak." Panggil Nayra pelan.

"Hm." Jawab Iel singkat, karena memang dia masih fokus dengan laporan yang dikirimkan Sekretarisnya.

"Tentang yang mau aku sampaiin waktu itu.." kata Nayra ragu. Iel mengalihkan pandangannya menatap Nayra dengan kening berkerut.

"Em. Aku ingin balik ke UK Kak." Kata Nayra pelan lalu menggigit bibirnya takut. Iel terdiam.

"Kenapa? Kamu nggak betah disini?" tanya Iel. Nayra langsung mendongakkan kepalanya dan menggelengkan kepalanya.

"Enggak Kak. Bukan gitu. Cuman ajha aku ngerasa kalo aku nggak cocok di Indonesia." Jawab Nayra takut. Iel menghela napasnya pelan. Ada kelegaan didalam hatinya. Iel kembali mengalihkan pandangannya.

"Nanti coba aku sampaiin ke Ayah." Kata Iel tanpa menatap Nayra. Nayra menatap Iel sedih.

Kamu benar-benar nggak peduli sama aku Kak? Tanya Nayra sedih dalam hati.

_____

Rio dan Ify memasuki rumah Umari. Ify dengan menggendong Baby Darren dan Rio dengan menenteng tas bayi milik Baby Darren. Terlihat Bi Imah tersenyum menyambut Nona Muda yang sangat disayanginya itu. Ify tersenyum membalasnya wanita paruh baya yang sudah dia anggap Ibu itu.

Bi Imah adalah kepala Asisten Rumah tangga dirumah ini. Dia sudah bekerja disini sejak Hanafi dan Gina menikah. Bi Imah sangat menyayangi anak majikannya itu karena sejak kecil jika Ify merasa terbuang karena Bundanya yang lebih memperhatikan Zahra maka Bi Imahlah yang akan menemani dan menghibur Nona Mudanya itu. Alasan mengapa Bi Imah juga yang mengurus Apartemen Iel juga karena Ify. Iel memintanya untuk menjaga dan menemani Ify.

"Bibi, Ify kangen." Kata Ify manja membuat Bi Imah mau tak mau harus tersenyum.

"Nonakan sudah jadi Ibu, masak masih manja sih?" tanya Bi Imah menggoda. Ify mengerucutkan bibirnya.

"Biarin. Sama Bibi ini." Jawab Ify santai. Rio tersenyum melihat Ify yang terlihat bahagia. Sudah beberapa hari ini dia selalu mendapati Istrinya itu murung. Sebenarnya Rio sudah meminta Bi Imah untuk ikut pindah kerumahnya dan Ify. Rio juga sangat tau jika Ify menyayangi Bi Imah. Namun wanita paruh baya itu menolaknya karena dia tak ingin meninggalkan rumah ini yang sudah menjadi rumahnya sejak 28 tahun yang lalu. Dan Rio bisa mengerti itu.

_____

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang