PART VI (BAG.3)

2.5K 119 11
                                    

Kesialan Shilla ternyata tak hanya sampai disitu. Dan kekesalannya ternyata harus dia lanjutkan disini. Shilla menatap kesal perempuan yang kini dengan tak bersalahnya duduk dibelakang mejanya. Setelah mengusirnya perempuan itu bahkan tak menampakkan rasa bersalah sedikitpun.

Kenapa sih semua karyawan Perusahaan ini ngeselin banget. Awas ajha ya kalian! Kalian akan dapet balasan karena telah memperlakukanku dengan semena-mena. Gerutu Shilla dalam hati. Tanpa memperdulikan perempuan itu yang sedang pura-pura sok sibuk, Shilla langsung melangkahkan kakinya menuju pintu yang Shilla yakini adalah pintu ruangan Iel.

Karyawan perempuan itu terkejut saat melihat Shilla yang bukannya pergi malah menuju kearah pintu ruangan Bosnya. Secepat mungkin dia mengejar Shilla. Namun terlambat karena Shilla telah membuka pintu ruangan itu sehingga kini pintu ruangan itu terbuka lebar. Karyawan itu langsung berdiri ditengah pintu menghalangi Shilla yang ingin menerobos masuk kedalam ruangan Bosnya.

"Apa-apaan sih? Saya mau lewat." Kata Shilla kesal. Batas kesabaran Shilla sudah habis ternyata.

Cuman mau ketemu Kak Iel ajha gini banget nasib gue! Batin Shilla lirih.

"Maaf ya Mbak. Tapi sayakan sudah bilang. Direktur sedang tidak bisa diganggu." Kata karyawan itu sesabar mungkin.

"Apa susahnya bilangin sama dia kalo Shilla yang dateng?" tanya Shilla sedikit pelan tapi masih dengan nada kesalnya.

"Tapi kalo...."

"Shilla." Seruan itu menghentikan ucapan karyawan perempuan itu. Shilla yang mendengarnya juga langsung mengarahkan pandangannya kebelakang perempuan itu lalu tersenyum nyengir.

"Maaf Pak. Saya sudah bilang sama Mbak ini kalo Bapak sedang tidak bisa diganggu." Kata karyawan itu yang kini berdiri disamping Shilla menghadap Iel sambil menundukkan kepalanya takut. Takut jika Bosnya akan marah karena kecerobohannya.

Iel menaikkan satu alisnya heran. Iel mengalihkan pandangannya menatap Shilla yang dibalas cengiran tak bersalah dari gadis itu. Lalu Iel kembali mengalihkan pandangannya pada Laras, Sekretarisnya.

"Tidak apa-apa Laras. Saya kenal dia kok." Kata Iel membuat Laras mendongakkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya pada Shilla yang dibalas Shilla dengan senyum kemenangan.

"Kamu boleh kembali bekerja Laras!" titah Iel tegas. Laras menatap Iel ragu lalu mengalihkan pandangannya pada Shilla yang masih menampakkan senyum kemenangannya.

"Permisi Pak." Setelah mengatakan itu Laras langsung meninggalkan Bosnya dan juga wanita perusuh itu.

"Mau sampe kapan kamu berdiri disitu?" tanya Iel. Oke. Ini bukan pertanyaan. Ini lebih seperti sindiran untuk Shilla. Shilla yang menyadari itu langsung mengikuti langkah Iel yang sudah masuk terlebih dahulu kedalam ruangannya.

Setelah sampai didalam Shilla mengedarkan pandangannya mengelilingi setiap penjuru ruangan ini setelah sebelumnya menutup pintu ruangan itu. Shilla selalu kagum dengan selera Iel. Benar-benar selera kelas atas. Mewah tapi nggak norak. Shilla berjalan perlahan menuju kesofa tempat Iel kini duduk. Shilla duduk disofa yang berbeda dengan Iel tentu saja. Shilla memainkan jarinya pertanda dia gugup. Dia bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Dia sangat berharap Iel akan bertanya tujuannya kesini.

"Ada apa?" yes! Iel bertanya. Shilla tersenyum lalu meletakkan sebuah tas yang sejak tadi ditentengnya diatas meja. Iel mengernyit bingung. Namun dia diam saja tak ingin bertanya apa itu. Dia menunggu gadis itu yang akan memberitahunya.

Terlihat beberapa kotak makan yang tersusun didalam tas itu. Shilla mengeluarkan satu persatu kotak makan itu dan menatanya diatas meja. Iel masih bergeming memperhatikan apa yang sedang dilakukan gadis itu.

LOVE GREET Seri 3 : Please Feel My Love #P.F.M.LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang