Chapter 8 - Saat Dia Pergi

11.8K 974 65
                                    

Chapter 8

Saat Dia Pergi-

Nessa masih menundukkan kepalanya. Hari ini hatinya terasa sedih. Dhanni akan pergi beberapa hari ke luar kota, dan itu membuatnya semakin tak nyaman. Nessa merasa jika kini Dhanni masih marah terhadapnya, meski sikap suaminya itu sudah melembut, tapi Nessa merasakan jika suaminya itu sedikit berbeda dari biasanya.

Nessa merasakan telapak tangannya di genggam oleh Dhanni. Ia kemudian mengangkat wajahnya lalu mendapati sepasang mata lembut yang kini sedang menatapnya.

Dhanni menyunggingkan senyumannya. Ia menarik telapak tangan Nessa untuk menyentuh permukaan bibirnya. Mengecupnya lembut penuh dengan kasih sayang.

"Kamu murung sekali." Ucap Dhanni dengan suara lembutnya.

"Aku nggak mau Kak Dhanni pergi."

"Sayang, aku hanya beberapa hari."

"Tapi aku nggak tenang Kak.." Rengek Nessa. Nessa bahkan tak peduli jika ada beberapa orang di sekitarnya kini yang sedang asik memperhatikan mereka berdua.

Dhanni dan Nessa kini memang sedang berada di bandara internasional Soekarno Hatta. Nessa sejak pagi merengek ingin mengantar Dhanni sampai ke bandara. Akhirnya Dhanni memperbolehkan istrinya tersebut. Kini mereka masih menunggu kedatangan Ramma dan juga Hani, Asisten pribadi Dhanni.

"Selamat pagi pak." Sapa Seorang wanita yang akhirnya memaksa Dhanni dan Nessa mengangkat wajahnya menatap wanita tersebut. Itu Hani, maka kini tinggal menunggu kedatangan Ramma saja.

"Pagi." Jawab Dhanni. "Kita tunggu Pak Ramma dulu." Ucap Dhanni dengan wajah datarnya.

Dhanni masih setia menggenggam telapak tangan Nessa, bahkan lelaki itu tak segan-segan mengecup telapak tangan istrinya tersebut.

Tak lama, datanglah Ramma dengan seorang wanita di sebelahnya. Siapa lagi jika buka Zoya.

"Lo berangkat sama dia?" tanya Dhanni sambil melirik ke arah Zoya.

"Tentu saja." Jawab Ramma dengan seringaiannya. "Lo sendiri ngajak Nessa?"

"Enggak," Jawab Dhanni sambil menatap Nessa. "Dia cuma ngantar sampai di sini."

Ramma kemudian melirik ke arah jam tangannya. "Oke, ayo kita chek in."

Ramma, Zoya, dan Hani akhirnya mulai berjalan masuk. Sedangkan Dhanni sendiri masih merasa tak tega dengan Nessa yang akan di tinggalnya sendiri.

"Aku pergi ya." Ucap Dhanni dengan suara lembutnya.

Nessa hanya bisa mengerucutkaan bibirnya. Ia tidak suka di tinggal. Apalagi mengingat jika suaminya akan bepergian dengan mantan kekasihnya.

"Aku ikut." Ucap Nessa dengan manja.

"Sayang... ingat Babby kita." Dhanni mengusap lembut perut datar Nessa.

"Tapi aku nggak suka mengingat Kak Dhanni akan pergi dengan mantan pacar Kak Dhanni yang terlihat agresif itu."

Dhanni tersenyum melihat tingkah istrinya tersebut. "Erly nggak ikut, aku sudah memecatnya." Akhirnya Dhanni jujur pada Nessa.

"Apa?? Kak Dhanni nggak bohong kan??"

Dhanni menggelengkan kepalanya. "Apa kamu tadi lihat ada Erly? Enggak kan? Dia sudah ku pecat sejak kemarin, jadi kamu nggak perlu khawatir lagi."

"Tapi kemarin Kak Dhanni bilang kalau Kak Dhanni akan pergi dengan wanita itu."

Dhanni tertawa lebar. "Aku hanya ingin membuatmu kesal. Aku terlalu emosi melihat istriku di peluk-peluk oleh lelaki lain, apalagi saat aku tahu jika lelaki itu adalah mantan kekasihnya."

The Lady Killer (After Marriage)Where stories live. Discover now