Misunderstand

5.5K 373 6
                                    

Seline Smith : Sarah Synder
Zea.                : Matt Lanter
Edward.      : Renan Grassi
Jade.            : Gregg Sulkin
Daren.       : Camerondallas
Author Pov
Beberapa kali Seline menyiram wajahnya dengan air dingin untuk menyegarkan otaknya. Matanya kembali menatap celana bokser (boxer) yang tadi dipinjamkan oleh Edward. Memang tidak buruk, tapi yang benar saja? Hah! Otak Seline benar-benar berputar lagi.

"Tadi apa katanya? Aku wanita pertama yang pernah ke penthousenya? Such a J*rk! Sudah punya istri dan dua anak juga masih saja seperti ini." batin Seline ketika mengingat kembali perkataan Edward.

Seline membasuh tubuhnya dengan handuk kering kemudian kembali memakai pakaiannya. Seline keluar untuk makan dengan memakai kemeja kotak-kotak yang kebesaran dipadu dengan celana bokser! Hah! Perfecto! Lagi-lagi Seline merasa seperti orang bodoh.

Seline langsung menuruni tangga dan langsung mendarat untuk mencari daerah dapur.
"Apa yang kau lakukan?" sebuah suara bariton yang membuat Seline terkejut dan mencari asal suara.
"Cari dapur." ucap Seline dengan nada ketusnya untuk menutup rasa malunya karena dia baru saja seperti maling yang terpegoki sekarang.

Tampak Edward sedang duduk di sebuah meja makan yang bisa memuat delapan manusia itu.
"Kau tinggal disini?" tanya Seline mengingat penthouse ini kelihatan mewah tetapi rasanya sangat sepi.
"Makan." ucap Edward sama sekali tidak menjawab pertanyaan Seline.
"Aku sedang berbicara." cibir Seline kemudian mengambil bagiannya.

"Kau..."
"Makan dulu." potong Edward kemudian memasukkan lagi potongan steak kedalam mulutnya.
"Menyebalkan." lirih Seline sambil berdecak kesal. Selama menghabiskan sarapan mereka, hanya suara detika jam dinding dan dentingan garpu pisau yang menghiasi dapur.

"Sudah dan aku kenyang." ucap Seline sambil meletakkan alat makannya kemudian meneguk segelas air hangat sampai kandas.
"Hei? Kau minum wine dipagi hari?" tanya Seline dan di anggap angin lalu oleh Edward.
"Apa Luna tidak mengajari suaminya dengan baik?" batin Seline kemudian merampas gelas wine itu dari tangan Edward.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Edward dengan sebelah alis terangkatnya.
"Ini tidak baik. Ini aja." ucap Seline sambil menuangkan air mineral dari sebuah teko keramik kedalam gelas kaca.

"Bukan urusanmu." ucap Edward dan kembali merampas wine nya.
"No!" pekik Seline dan menarik kembali gelas wine itu.
"What?!" pekik Edward dan Seline bukannya takut, dia malah melototkan matanya dengan berani.
"Air putih, Ed." ucap Seline dengan beraninya.
"Kembalikan wineku atau..."
"Kau mau memecatku? Silahkan, tapi kau minum air putihmu." potong Seline dengan keras kepalanya. Sambil menatap Seline dengan pandangan yang menilai, akhirnya Edward meneguk air putih yang dituangkan Seline sampai kandas.

Melihat Edward sudah mengkandaskan gelasnya, Seline beranjak dari kursinya dan menyusun piring-piring kotor itu.
"Tidak perlu." ucap Edward sambil menahan tangan Seline.
"Why? Kau terbiasa hidup kotor?" ucap Seline dengan nada mengejeknya.
"Pelayan akan datang sebentar lagi." ucap Edward dengan nada datarnya.
"Pelayan kepalamu! Jelas-jelas ditempat ini hanya ada kau dan aku." batin Seline dan tanpa menghiraukan tatapan Edward dia membawa piring-piring kotor itu ke bagian mesin cuci piring.

"Baiklah, Ed. Aku tidak pandai pakai ini. Jadi bisa aku cuci piring-piring ini secara manual saja?" tanya Seline dan Edward mengusap wajahnya kasar.
"Kau. Tidak. Perlu. Lakukan. Itu." ucap Edward penuh penekanan.
Suara gerbang terbuka pertanda pelayan pribadi Edward sudah datang.

"Selamat pagi Tuan dan..."
"Seline." ucap Seline dengan senyum lebarnya.
"Selmat pagi Tuan dan Nona." ucap pria bersetelan baju pelayan itu.
"Ikut aku." ucap Edward sambil menarik tangan Seline.
"Hei..sabar juga, lihat dia melihat kita." ucap Seline dan Edward tetap menariknya sampai memasuki sebuah ruangan.

What is Mine, is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang