O.M.G

9.7K 515 6
                                    

Seline Smith : Sarah Synder
Zea                 : Matt Lanter
Edward.     : Renan Grassi
Jade.           : Gregg Sulkin
Daren.      : Camerondallas
Author Pov
Flashback on
"July sudah tidur?" tanya Seline ketika baru saja bergulat dengan piring kotornya.
"Sudah. Maklum saja Dia sedang hamil." jawab Neira kemudian menarik Seline kearah sofa ruang tamu.

"Sekarang katakan padaku apa yang perlu kau katakan." ucap Neira to the point.
"Apa?" tanya Seline berusaha menutupi kegugupannya.
"Aku tahu kau Sel, bahkan ketika kau berbohong, ketika kau menutupi sesuatu yang bahkan sangat kecilpun." ucap Neira dengan senyum lebarnya.
"Aku tahu." ucap Seline dengan senyum samarnya.

"Jadi sekarang ceritakan padaku." ucap Neira dan Seline terkekeh.
"Tidak ada cerita apapun. Aku hanya melakukan itu agar Zea tidak berharap lagi padaku dan lebih fokus pada July." ucap Seline jujur.

"Jadi kau masih mencintai Jade?" goda Neira yang membuat Seline mengerutkan dahinya.
"Entahlah Nei, tapi jantungku masih memompa sangat cepat ketika menatap kearah manik matanya." ucap Seline dengan senyum samarnya.
"Fee juga gadis yang baik, pantas saja Jade akan lebih memilihnya." ucap Seline dengan sangat lembut.
"Haha, tidak juga. Sudah jangan dipikirkan." ucap Neira dan Seline hanya mengangguk.

Flashback off

"Ini alamat apartement dan ini nomor teleponku." ucap July dengan senyum lebarnya.
"Kita akan sering-sering kesana." ucap July sedangkan Neira sibuk menarik koper July.
"Kau harus hati-hati. Ingat! Kalau dia..."
"Haha..tidak apa Nei, percayalah." potong July dengan kekehannya sedangkan Zea sama sekali lebih memilih menunggu didalam mobil.
"Bagaimana aku bisa percaya kau akan baik-baik saja sedangkan sekarang saja dia bersikap seperti ini padamu?" batin Seline tetapi lebih memilih tidak mengatakan apapun daripada membuat July semakin sedih.

Tidak lama tampak sebuah mobil porche putih juga sudah berhenti tepat dihadapan ketiga kaum hawa itu.
"Your prince." bisik July yang membuat Seline hanya tersenyum kecil.
"Ayo!" pekik Neira kepada July sambil menarik koper milik July mengingat Zea juga sudah lumayan lama menunggu.
"Harusnya kemarin aku meminta kekasihku datang juga." ucap Neira dengan suara yang dibuat-buatnya yang membuat Seline dan July terkekeh.

Setelah July memasuki mobil, Zea tanpa basa-basi langsung melajukan mobilnya.
"Tidak ada sapaan? Tidak sopan!" pekik Neira tidak suka ketika melihat mobil Zea sudah melaju.
"Biarlah, aku juga harus segera pergi." ucap Seline dan Neira tampak melirik kearah Edward yang sedang berdiri bersandar pada mobilnya.
"Btw He's so Handsome." goda Neira sebelum Seline melangkah kearah Edward dan Neira yang menuju mobil miliknya sendiri.

"Eum, Hi." sapa Seline berusaha mengawalinya dengan baik tetapi tatapan Edward tetap saja sedatar biasanya.
"Masuk." ucap Edward kemudian langsung memasuki mobilnya. Dengan memutar kedua bola matanya, Seline juga ikut memasuki mobil porche itu.

Mobil berjalan dengan mulus tanpa ada percakapan didalamnya. Sampai sebuah suara bariton terdengar.
"Bagaimana kakimu?" tanya Edward membuka pembicaraan.
"Seperti yang kau lihat, jangan khawatir." jawab Seline seadanya.
"Aku tidak khawatir padamu." ucap Edward sambil tetap fokus pada jalanan.
"What?" lirih Seline dengan wajah bingungnya.
"Kau baru saja bertanya dan kau bilang kau tidak khawatir padaku?!" batin Seline dengan kesalnya.
"Aku mengkhawatirkan meetingku." ucap Edward yang membuat Seline kali ini tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Langsung menoleh kearah jendela dan tidak sedikitpun berniat untuk memandang Edward.

Tidak butuh waktu yang lama, mobil porche putih sudah memasuki parkiran VIP. Mobilnya seperti masuk ke sebuah lift khusus dan mengantarkannya keatas parkiran yang memang dibuat hanya untuk beberapa mobil. Setelah Edward mematikan mobilnya, dia keluar begitu pula dengan Seline.

What is Mine, is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang