Cold Chef

14.5K 623 4
                                    

Seline Smith     : Sarah Synder
         Zea            : Matt Lanter
Edward          : Renan Grassi
Jade                : Gregg Sulkin
Daren           : Camerondallas
Author Pov
Ini sudah sekitar seminggu Seline bekerja di restoran ini dan sejauh ini masih baik-baik saja. Hanya July yang tidak seperti awalnya. Dia menjadi sedikit menjaga jarak pada Seline dan beberapa kali menatap Seline dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

Tebaklah, diseminggu Seline bekerja ini, kemarin Seline membabat rambut panjangnya menjadi sependek bahu. Hah! Neira sampai berjingkrak-jingkrak memakinya karena dia merupakan fans berat rambut hitam panjang Seline.

"Wah, rambut baru?" goda Daren yang ntah dari mana dan atas perintah siapa sekarang keluar dari dapur dan menuju meja yang biasanya digunakan untuk meletakkan pesanan yang akan diantar.
"Oh, iya." jawab Seline seadanya kemudian kembali menatap pelanggan-pelanggan.
"Kau sangat irit bicara." ucap Daren yang akhirnya dapat mengutarakan pendapatnya.
"Jika tidak penting aku malas bicara." ucap Seline jujur dan Daren tampak mengangguk.

Kemudian Zea keluar dari area dapur yang langsung menarik kerah belakang baju seragam Daren.
"Ternyata kau disini." geram Zea sambil menarik Daren yang terlihat pasrah.
"Kau cemburu saja!" pekik Daren sambil memutar kedua bola matanya.
"Aku tidak peduli." ucap Zea dingin kemudian mereka berdua hilang dibalik pintu dapur.

"Seline." panggil July yang membuat sang pemilik nama menoleh padanya.
"Ya?" jawab Seline seadanya.
"Menurutmu, Daren itu bagaimana?" tanya July yang membuat Seline mengangkat salah satu alisnya.
"Kau suka Daren?" tanya Seline spontan dan membuat July kelalapan untuk menutup mulut Seline.
"Bukan. Ah! Aku hanya bertanya." ucap July sedikit berbisik sedangkan Seline mengangguk-ngangguk.

"Daren sepertinya Friendly dan aku hanya bisa menilai seperti itu." ucap Seline yang membuat July mengerutkan dahinya sambil mengangguk.
"Ba..bagaimana dengan Zea?" tanya July sedikit ragu.
"Zea? Teman Daren tadi?" tanya Seline memastikan.
"Yah, dia chef di restoran ini." ucap July tampak semangat.
"Oh, aku tidak begitu kenal dia dan kami tidak pernah bicara. Jadi aku tidak tahu." ucap Seline jujur kemudian sebuah deheman membuat Seline dan July terkejut.

"Apa suara bel bahkan tidak bisa mengakhiri gosip kalian?" ucap Zea dengan nada datarnya sambil menyodorkan dua nampan berisi pesanan-pesanan. Dengan sedikit terburu Seline dan July menerima nampan itu dan melaksanankan tugas mereka.
"Sekarang aku tau. Dia menyebalkan." ucap Seline dengan begitu yakinnya sedangkan July hanya mengangguk tanda mendengar jawaban Seline.

"Hei! Itu belum dicuci. Jangan melamun!" pekik Daren sambil merampas sebungkus sayuran hijau dari tangan Zea.
"Ah! Kenapa diletakkan disini?!." ucap Zea tidak mau kalah kemudian mengambil bahan lain untuk di masukkan.
"Kenapa aku malah mikirin ucapan Seline? Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu aku? Bahkan tidak tahu aku chef. Dia bahkan sudah seminggu disini. Jadi kenapa aku menjadikan itu bahan pikiran?" batin Zea kemudian menggelengkan kepalanya sendiri. Melihat sikap Zea yang tidak biasanya membuat Daren mengerutkan dahinya sambil menatap Zea heran.

**

Kemacetan kota New york benar-benar membuat Zea lagi-lagi hanya bisa mengendus kesal, sedangkan Daren sibuk tertawa gila sambil menonton video lewat ipad Zea.

"Der." panggil Zea yang membuat Daren menghentikan tawanya kemudian menoleh pada arah suara.
"Apa..maksudku..baiklah, lupakan." ucap Zea lagi sambil kembali fokus pada jalanan yang penuh dengan jajaran mobil.
"Kau tampak berbeda." ucap Daren menebak.
"Apa? Tidak." ucap Zea kembali dingin dan datar seperti biasanya.

What is Mine, is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang