Chapter 20

1.4K 148 11
                                    

Namjoon mengusap rambut Yoongi dan menatapnya lembut. Hari ini ia benar-benar bingung dengan perasaannya. Ia benar-benar merasa bersalah pada Yoongi dan ia menyesalinya. Tapi karena harga dirinya sangatlah tinggi,ia tak mau mengakui itu. Lagipula akhir-akhir ini Yoongi berubah menjadi anak baik baginya. Menjadi Yoongi yang penurut dan tak pernah menuntut apapun. Tapi kenapa perasaan Namjoon acak-acakan seperti ini? Namjoon menatap wajah damai Yoongi yang tertidur. Wajahnya sangat indah dan rupawan. Kenapa Namjoon baru sadar bahwa wajah Yoongi bukanlah wajah yang pas untuk disakiti,Yoongi juga tak pantas disalahkan dan dijadikan pelampiasan. Tapi dia kan Kim Namjoon yang agung? Dia bisa mendapatkan dan melakukan apapun dengan kuasanya. Apa yang salah? Namjoon menggeleng dan mengusap wajahnya kasar. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Namjoon duduk dan menatap Yoongi lama. Namjoon menghela nafas panjang dan beranjak keluar kamar. Ini pukul 23.54 pm. Rumah mewah nan luas ini sudah sangat sepi. Namjoon memutuskan pergi ke kamarnya mengambil laptop dan kembali ke kamar yang tadi ia tiduri bersama Yoongi. Namjoon berjalan malas dan melempar dasi dan jasnya disofa kamarnya. Fikirannya benar-benar kacau. Namjoon meraih laptop dan hendak beranjak dari kamar itu. Saat ia berbalik,ia melihat Suzy berdiri diambang pintu dengan piyama tipisnya. Suzy tersenyum teduh. Ia tahu jelas Namjoon tidak dalam mood baiknya. Suzy mendekat dan membiarkan Namjoon menatapnya malas. Suzy memeluk pinggang Namjoon dan membenamkan wajahnya di dada Namjoon yang sudah berbalut piyama. Namjoon mendesah lelah dan melempar laptopnya ke kasur empuknya. Ia membalas pelukan Suzy dan menumpukan kepalanya dibahu kanan Suzy. Namjoon benar-benar bingung. "Suzy-ah. Aku membutuhkanmu". Suzy menangguk dan mendesah kecil,"Lakukan. I'm yours". Setelah itu hanya ada suara desahan mendominasi ruangan tersebut.

     Cicit burung dan suara riuh terdengar jelas. Hal itu mengganggu Yoongi. Yoongi menggumam dan menggeliat manja. Yoongi membuka mata dan menemukan ia sendirian dikamar itu. Yoongi mengerang dan mengernyit heran. Kemana Namjoon? Apa ia sudah bangun duluan? Atau ia sudah berangkat untuk bekerja? Atau dia tidur dikamar lain karena terganggu oleh nya? Hey! Yoongi kan tidak mengorok atau mengigau saat tidur! Yoongi mendudukan dirinya sebentar lalu keluar dari kamar itu. Saat ia hendak membuka pintu , pintu itu sudah terbuka duluan. Menampakkan seorang pria berwajah datar tersentak melihat Yoongi. Yoongi juga sedikit tersentak. Yoongi menunduk kecil lalu diam ditempat. Namjoon mengusap pipi tembam Yoongi dan tersenyum,"Ayo kita harus menemui ibu dan ayahmu kan? Kita pergi ke kedai mereka satu jam lagi". Yoongi tersenyum dan mengangguk. Yoongi segera menuju kamarnya dan bersiap. Semoga ia benar-benar bisa bertemu Orangtuanya.

Disepanjang perjalanan,Yoongi gugup tidak karuan. Ia benar-benar takut dan malu bertemu ibunya. Tak tahu harus bagaimana nantinya. Yoongi meremas Sweater nya erat dan bibirnya bergerak tidak jelas. Ada sesuatu yang ingin meledak dihatinya tapi tidak tahu itu apa. Namjoon yang duduk disamping Yoongi hanya tersenyum amat tipis melihat Yoongi yang gugup. Namjoon merangkul bahu Yoongi dan menyandarkan kepala Yoongi didada bidang miliknya. Yoongi terkesiap lalu diam. Yoongi memberanikan diri menatap wajah Namjoon diatas kepalanya. Yoongi tersenyum kecil lalu mencium pipi Namjoon sebagai ungkapan terimakasih nya. Namjoon tersenyum miring,"Kau sudah jadi anak baik selama ini. Bahkan kau sudah professional menjadi bocah jalangku". Yoongi mempoutkan bibirnya dan berhenti menatap Namjoon. "Aku bukan bocah jalang dan lagi ciuman tadi adalah ungkapan rasa Terimakasih dariku". Namjoon mengusap rambut Yoongi dan mengecupnya pelan. Namjoon mengangguk dan makin mendekap tubuh Yoongi erat. "Yoongi-ah". Yoongi hanya bergumam sebagai jawabannya. "Aku akan menjemputmu pukul 12 siang saat makan siang. Jangan makan siang dirumahmu! Jangan coba kabur jika kau masih ingin hidup". Yoongi mengangguk dan berterimakasih. Lagi-lagi fikiran Namjoon acak-acakan dan tak bisa berkonsentrasi dengan baik. "Chang Wook" Yang merasa dipanggil namanya berbalik menatap Tuannya,"Saya Tuan muda" "Jaga Yoongi. Jangan sampai lecet sedikitpun". Chang Wook mengangguk patuh. Yoongi mencubit kecil lengan Namjoon yang melingkar di leher dan dadanya,"aku bukan anak kecil lagi" Namjoon tertawa dan mencium puncak kepala Yoongi.

Lost Star (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang