Chapter 9

1.5K 188 9
                                    

      Yoongi menyamankan kepalanya. Bantalnya hangat sekali. Gulingnya juga. Ah nyamannya. Mungkin memang benar tidur di kasur seperti ini membuat semua orang memilih berlama-lama diatasnya. Yoongi menggosokkan hidungnya pada guling berwarna putih di pelukannya.Wangi Citrus dan parfum Jimin sangat jelas disini. Tiba-tiba sesuatu menjatuhi bahunya. Yoongi sempat ingin membuka matanya tapi ia tahu ini pasti tangan Jimin. Jimin mempererat genggamannya pada bahu Yoongi. Jimin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Yoongi untungnya guling itu masih menghalangi mereka. Yoongi membuka mata. Ia tak bisa tidur lebih lama lagi dari ini. Yoongi menumpukan seluruh pandangannya pada Jimin. Wajah tidurnya benar-benar damai. Dari jarak sedekat ini ia bisa melihat wajah Jimin yang ternyata sangat tampan. Rahangnya tegas,bibirnya tebal tapi sexy bagi Yoongi , jangan lupakan matanya dengan bulu mata yang panjang , hidungnya mancung dan jidatnya yang sempit sesekali mengerut mungkin karena mimpinya. Yoongi tersenyum kecil,ia baru sadar ada namja seperti ini disekitarnya. Hahaha pantas saja Taehyung mengejarnya mati-matian. Dia bahkan rela meninggalkan Yoongi dengan segala kesakitan dihatinya. Sekarang Yoongi tahu bahwa cinta tidak buta. Cinta itu jelas sekali pilih-pilih dan tiap orang berbeda pilihannya. Jika Yoongi,tentu saja ia akan memilih cinta yang selalu mau memperjuangkannya. Yoongi yang dasarnya memang manja selalu ingin diprioritaskan. Meskipun dia tidak menunjukkannya secara terang-terangan tapi jauh dilubuk hatinya ia sangat ingin dimanja oleh kekasihnya nanti. Ia ingin kekasihnya nanti mengerti Yoongi apa adanya. Yoongi ingin kekasihnya mau menghabiskan banyak waktu dengannya. Yoongi mau kekasihnya menghargai dan menyayangi dirinya dan orang tuanya. Tapi kok harapan Yoongi agak agak menjurus ke calon suami ya kekekekekk :3 Wajah Yoongi memerah sampai ke telinganya Haha ia malu sendiri dengan harapannya. Dasar anak bungsu,mau sekuat apapun ia sok tegar sok kuat sok galak tetap saja ia ingin sekali bermanja-manja dengan orang disekelilingnya. Jujur saja Yoongi sangat ingin diperhatikan oleh siapapun. Seokjin yang dasarnya adalah seorang kakak yang penyayang selalu saja bisa menyayangi dan memanjakan Yoongi. Hanya Seokjin yang tahu bagaimana sifat Yoongi sejak kecil. Ia sangat tahu sejarah hidup Yoongi. Sejak dulu ia berteman dengan Yoongi. Mereka sudah bertahun-tahun berteman,sejak TK mereka sudah berteman. Mereka juga sengaja sekolah di sekolah yang sama sejak dulu,Yoongi yang pada dasarnya malu untuk berkenalan terlebih dahulu hanya memiliki teman Seokjin saja di tahun pertama sekolahnya entah itu di Elementary,Junior high school atau di Senior High School. Ah rasanya Yoongi benar-benar payah dalam hal sosialisasi.

Jimin membuka matanya yang masih menatapi wajahnya. Yoongi tersenyum melihat Jimin bangun dan balik menatapnya. Jimin mengelus puncak kepala Yoongi pelan,"Hai" Yoongi hanya melebarkan lagi senyumnya menjawab sapaan Jimin. Jimin memundurkan tubuhnya memberi ruang pada Yoongi. Jimin duduk ditepian kasur dan merenggangkan otot-otot nya. Jimin berjalan pelan menuju kamar mandi. Entah apa yang ia lakukan? Mungkin mandi karena lama sekali.

Yoongi beranjak bangun dan mulai membereskan kasur. Jimin keluar dan melihat Yoongi yang sibuk membereskan kasurnya. Tidakkah ini seperti adegan sepasang suami-istri yang baru bangun tidur di drama drama? Haha Jimin tertawa kecil melihatnya. "Kau tidak perlu membereskan kasurnya Yoon,ada banyak maid disini" Yoongi menggeleng,"Tidak. Aku hanya ingin membalas Budi. Terimakasih ya sudah mengizinkanku menginap" well ini kalimat terpanjang yang ia katakan pada Jimin. Jimin merasa Yoongi sudah mau membuka dirinya untuk Jimin. Ah itu awal yang sangat baik hahaha. Semoga Jimin cepat menjadi kekasihnya ya? Jimin memeluk Yoongi dari belakang. Yoongi hendak berontak tapi Jimin berbisik"Biarkan seperti ini dulu,yoon" Yoongi diam. Ia bingung harus apa. Jimin menenggelamkan wajahnya di bahu Yoongi,"Yoongi. Aku ingin bercerita padamu. Aku ini sangat jatuh cinta pada Ketua Osis disekolah kita. Tapi dia terlihat cuek-cuek saja padaku. Dia bahkan sepertinya tidak menyukaiku. Apa bisa aku memilikinya ya? Aku benar-benar jatuh cinta padanya" Yoongi diam. Ia bingung. Ia juga tak tahu harus menjawab apa. "Aku. Eumh aku tidak tahu Jim." Jimin melenguh,"Padahal jika bisa, aku takkan pernah melepaskan dan meninggalkannya. Aku juga akan menghujaninya dengan cinta hahaha aku berlebihan tapi papaku selalu berkata seperti itu jika aku mulai berfikir pacaran" Yoongi menggenggam lengan Jimin yang melingkari di perutnya,"Coba saja buat dia kalah telak dengan pesonamu" Jimin mencubit pipi Yoongi,"begitu ya? Baiklah aku akan berusaha" Jimin melepas pelukannya dan membuka pintu kamar. "Kau mandilah. Setelah itu sarapan dan aku antar kau pulang. Ayah ibumu pasti khawatir" Yoongi mengangguk patuh.

Jimin melajukan mobilnya. Yoongi sudah tidak sabar memeluk eommanya. Yoongi mengedarkan pandangannya,ini seperti mobil-"Ini mobil Jungkookie ya?" Jimin melirik sekilas dan tersenyum lebar,"Huum. Kau tahu sekali" Yoongi mengerucutkan bibirnya "Aku tau semua mobil yang kau bawa ke sekolah Park! Kau kan suka seenaknya memarkir mobil" Jimin tertawa,"Itu karena aku mau ketua osis memarahiku haha kau harus lihat wajahmu saat memarahiku Yoon. Kau sangat galak tapi justru aku tidak takut sedikitpun. Yang ada aku malah ingin mencium bibirmu dan membuatmu mendesah dibawah ku hahahaha" Yoongi melotot dan menghujani Jimin pukulan dahsyat,"Yak! Kurang ajar kau mesum! Coba katakan sekali lagi. Kubunuh kau sekarang juga! Park Jimin brengsek" Jimin tertawa dan menghindar,"Hahahaha stop Yoon stop hahaha appo hahaha aku sedang menyetir hahaha" Yoongi membuang mukanya menghadap jendela luar. Jimin mencolek dagu Yoongi yang pastinya berhadiahkan tepisan kasar,"Betapa manisnya calon kekasihku ini Haha. Maaf aku hanya bercanda" Yoongi mendengus,"Idiot". Jimin tertawa dan membanting setir ke persimpangan jalan rumah Yoongi dan berhenti didepan rumahnya. Yoongi membuka sabuk pengaman dan keluar. Tentu saja Jimin mengekor. "Mau apa kau turun? Pergi saja sana ke neraka. Terimakasih" Yoongi berjalan marah. Lucunya. Yoongi seperti penguin saja dimata jimin. Jimin mengikuti Yoongi sampai didepan pintu. Yoongi memukul lengan dan dada Jimin,"Pergi kau babo! Mesum!" Jimin tertawa dan menangkap kedua tangan Yoongi. Yoongi diam. Wajah mereka terlalu dekat. Yoongi memalingkan muka. Masih sebal pada Jimin tentu saja. Padahal kemarin Jimin dianggap malaikat olehnya tapi sekarang dia sudah menjadi iblis mesum lagi. Huh menyebalkan! Jimin mencium kening Yoongi,"Maaf. Aku kan bercanda." Yoongi mendelik dan melepas tangannya. "Pulanglah! Kembalikan mobil itu pada Jungkookie. Salam pada Hyoyeon ahjumma dan Hyo-rin Noona ya" Jimin menggembungkan pipinya,"Kau mengusirku chagi-ya. Jahatnya~" Yoongi meremas wajah Jimin agak keras,"Wajahmu menjijikkan. Ah! Ayo masuk". Yoongi memutar kunci dan membuka pintu. "Rumahku tidak sebesar dan se-" "Rumahmu rapi sekali babe" Yoongi mendelik dan melenguh. Hahhh merepotkan. Yoongi berjalan menuju kamarnya. Lama sekali fikir Jimin. Baru saja ia ingin menyusul Yoongi sudah keluar dengan mata tajamnya,"Apa? Kau mau masuk ke kamarku eoh? Kau bosan hidup rupanya" Jimin tertawa dan menggaruk tengkuknya. "Apa yang ada dalam paperbag itu? Kau memberiku hadiah babe?" Yoongi memukul kepala Jimin,"otak udang! Berhenti memanggilku seperti itu. Namaku Min Yoongi bukan chagi-ya atau babe. Ini baju mu aku kembalikan. Terimakasih" Jimin menerimanya dan menaruhnya disamping tubuhnya. Jimin duduk di kursi tamu,"aku ingin teh camomille." "Aku tidak menawari mu minum apapun kok. Lagipula hanya ada air putih dan susu saja dirumahku." Jimin nampak berfikir "Kalau begitu susu saja. Jangan pakai air hangat,aku akan mengantuk jika minum susu hangat" Yoongi melenguh dan mulai membawakan apa yang Jimin inginkan.

Rumah Yoongi rapi. Tidak terlalu banyak perabotan rumah yang membuat rumah ini sempit. Ini sangat minimalis. Hanya ada empat kursi tamu,satu meja tamu,lemari,nakas,tv,freezer dan alat penghangat ruangan. Bagus sekali. Tidak banyak barang yang tidak berguna disini. Ada dua kamar disana,kamar mandi? Mmm sepertinya ada didekat dapur. Eh itu dapur atau ruang makan? Apa bedanya ya? Ah Jimin tidak peduli. Yoongi tidak punya telfon rumah,sayang sekali. Jimin jadi tidak bisa melakukan pendekatan dengan calon mertuanya.

Yoongi meletakan segelas susu dimeja. "ini untukmu" Jimin meminumnya dan mengernyit saat ia melihat Yoongi membawa satu wadah berisikan adonan. "Apa itu pangsit?" Yoongi mengangguk dan mulai membentuk adonan pangsit itu lalu meletakkannya di wadah satunya lagi yang dilumuri tepung dipermukaannya. "Kau makan ini?" "Ini untuk dijual." "Kau menjual pangsit? Dimana?" "Di kedai appa dan dipasar pagi" jimin mengangguk,"Kenapa tidak pernah membawakan untukku? Seoertinya enak" Yoongi mendelik,"Apa Maksudmu? Ini untuk dijual bukannya untuk diberikan padamu. Babo" Jimin protes"Sekali-kali bawakanlah untukku. Tenang saja aku pasti membayarnya. Bawakan untukku ya ya ya? Chagi kumohon bawakan untukku sekali-kali" Yoongi memutar bola matanya jengah" Nde. Aku akan membawanya besok ke sekolah" Jimin mengepalkan tangannya ke udara,"Yeah!! Thank you baby~" Yoongi hanya mengguman. Hahhh Jimin memang menyebalkan.

Lost Star (MinYoon)Where stories live. Discover now