prologue;

34.8K 2.6K 132
                                    

Bagaimana jadinya jika seorang gadis belia berusia 18 tahun, siswa sekolah menengah tingkat akhir, harus menikah dengan seorang CEO ternama yang terkenal dengan sifat angkuh dan dinginnya yang berusia dua puluh delapan tahunan?

Dengan jalan sebuah perjodohan yang di inginkan oleh kedua orang tuanya.

"Ibu! Aku masih sekolah dan umurku baru 18." seorang gadis dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya tengah memohon pada ibunya agar membatalkan perjodohan yang menurutnya konyol.

"Ibu tidak mau tahu kalau kau menolak, semua aset yang kau miliki akan ibu ambil, mobil dan kartu kreditmu akan ibu sita!" jawab sang ibu tetap pada keputusannya.

Gadis itu hanya menunduk dalam mendengar ucapan ibunya, dia tidak menangis, entah itu karena semua aset yang akan di ambil ia tidak peduli dengan aset atau apapun itu, ia hanya tidak percaya dengan keputusan yang diambil sang ibu.

Kenapa ibunya melakukan ini? Sebuah perjodohan di jaman ini?

Apa ibunya sudah bosan mengasuhnya?
Apa ibunya sudah tak ingin melihatnya lagi berada di rumah?

Itulah yang menjadi pertanyaan gadis itu.

"Baiklahㅡ " sang ibu pun tersenyum, tapi senyum itu hilang saat sang anak melanjutkan bicaranya.

" ㅡjika ibu akan mengambil semua asetku, aku tidak peduli aku bisa bekerja aku bisa berjalan kaki ke sekolah. " lanjut gadis itu dengan wajah kecewanya, dan berlalu menuju kamarnya, tak ia pedulikan ibunya yang terus memanggil -manggil namanya.

...

Seorang pria tengah mengendarai mobilnya menuju Busan, dengan seorang wanita di sebelahnya tengah tersenyum ke arahnya.

"Kau benar mau ikut? " tanya pria itu pada wanita di sebelahnya.

"Aku sudah mendengar pertanyaan itu lebih dari lima kali, " wanita tersebut memutar bola matanya malas.

"Hanya memastikan. " kata si pria mengangkat bahunya acuh.

Sebuah getaran dari benda persegi di dashboard mobil, mengalihkan fokus menyetir sang pria.

Ia mengambil ponselnya yang menyala menampilkan sebuah nama 'ibu' ia melirik wanita di sebelahnya.

"Ibuku, " katanya, menatap sang wanita seolah meminta ijin apakah harus ia angkat atau tidak. Dan wanita itu mengangguk setuju, setengah mendesah kecewa.

Tanpa menunggu lama ia segera menjawab panggilan sang ibu, dan menempelkan ponsel pada daun telinganya dengan satu tangan yang bebas dari kemudi.

"Ya ibu? "

'Baekhyun-ah kau sudah sampai di Busan? ' tanya dari seberang telpon. Wanita di sebelahnya melirik pada Baekhyun. Diam-diam memperhatikan setiap gerik prianya.

"Ya, aku sudah sampai. " jawab pria yang di panggil Baekhyun itu.

'Kalau begitu langsung saja ke hotel tempat ibu menginap, ibu akan membicarakan sesuatu. '

Baekhyun melirik wanita di sebelahnya dengan ragu, kenapa harus sekarang?

Jung Yena, wanita cantik yang kini duduk di sebelahnya adalah wanita luar biasa. Wanita itu tetap berada di sisi Baekhyun, walaupun dengan kenyataan ibu Baekhyun menentang keras pada hubungan keduanya.

Baekhyun sedikit kebingungan harus bagaimana karena ia membawa Yena, ia tak ingin ibunya tahu jika ia membawa kekasihnya.

'Baekhyun-ah..? Kau masih di sana? ' pertanyaan dari seberang telpon menyadarkan Baekhyun dari lamunan singkatnya.

Hatred [ one ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang