16. Tried to be Sincere

14.6K 1.5K 37
                                    


Love you to death...

###

Part 16

Tried to be Sincere 

###

Fiona termenung. Menatap bayangan wajahnya di depan cermin dengan pandangan kosong ketika kalimat kalimat Frian tadi pagi memenuhi benaknya.

'Apa kau benar benar bisa mengabaikan perasaan kita?'

'Kenapa?' Dengus Frian. 'Apa kau keberatan aku menciummu? Kita bahkan sudah melakukan yg lebih dari ini.'

'Hatimu mencintai Brian tapi tubuhmu menjadi milikku. Apa kau masih bisa mengabaikan perasaanmu saat aku menciummu? Saat aku menyentuhmu? Menguasai tubuhmu?'

'Sekarang apa kau masih bisa megabaikan perasaan kita? Kau bahkan tidak seyakin saat mengatakan padaku untuk mengabaikan perasaan kita sebelum berita pernikahan pria itu kau ketahui.'

'Sampai kapan kau akan menyimpannya dalam hatimu? Sejauh apa kau akan bertahan dengan perasaan itu? Apakah kau benar benar baik baik saja seperti ini?'

'Kau bilang tidak akan menyesali apapun. Tentu saja kau harus tidak akan menyesal telah mencampakkannya. Jadi, buang jauh jauh dia dari hatimu jika kau tidak bisa mengabaikan berita itu.'

Frian benar.

Mereka tak bisa mengabaikan perasaan mereka selamanya. Dan tak mungkin mereka menahan perasaan itu seumur hidup mereka jika mereka mengabaikan perasaan itu.

Akan lebih mudah bagi mereka untuk melepaskan seseorang di hati mereka dan mencoba membuka lembaran baru untuk hubungan mereka. Mencoba tulus untuk hubungan mereka ke depannya.

Fiona melihat Frian yg duduk di atas ranjang membaca buku ketika ia keluar dari kamar mandi. Tak terpengaruh sama sekali dengan langkahnya yg penuh kegugupan menuju ranjang. Duduk bersandar di kepala ranjang di sebelah Frian. Meremas kedua tangannya. Masih bingung harus memulai pembicaraan dengan Frian.

"Kenapa?" Frian menoleh. Walaupun ia berusaha berkonsentrasi untuk membaca bukunya, sejujurnya pikirannya malah sibuk memikirkan wanita yg sudah menjadi istrinya itu.

Fiona memang selalu memenuhi pikirannya. Dan semakin parah ketika mereka harus hidup sekamar. Dan semakin menjadi tak terpuaskan ketika ia sudah merasakan setiap inci kulit telanjang wanita itu di jemarinya.

Fiona menoleh. Membalas tatapan Frian walaupun masih bungkam harus menjawab apa pertanyaan Frian.

"Apa ada yg akan kau bicarakan?" Tanya Frian lagi. Lebih dari cukup baginya untuk membaca gerak gerik Fiona yg ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Kupikir..." Fiona diam sejenak. "...kupikir ucapanmu tadi pagi ada benarnya."

Frian terdiam. Menutup bukunya dan meletakkannya di atas nakas sebelum menghadap Fiona dan memberikan perhatiannya seluruhnya pada istrinya.

"Aku...aku tidak bisa mengabaikan perasaanku ketika kau menciumku atau menyentuhku." Fiona merasa pipinya memerah ketika mengatakan kata kata intim itu. Mengabaikan ingatannya tentang permainan panas mereka.

"Lalu?" Frian mengangkat salah satu alisnya.

"Aku..." Fiona kembali meremas jemarinya gugup. "...aku akan memberikan usaha terbaikku sebagai wanitamu. Sebagai bagian dari keluarga ini."

Sejenak Frian termenung. Menatap kesungguhan di mata wanita itu, "Apakah menurutmu kau bisa?"

"Aku juga tidak tahu."

Love You to Death... ( F.Alandra Sagara) Terbit di Google Play Book & KubacaWhere stories live. Discover now