Chapter 07: Teori

Start from the beginning
                                    

"Eh Kak Jiyooo!" sapa Faili tak sengaja menoleh, membuat Jiyo berbinar dan menyambutnya riang. "Kok sendirian? 2A3nya mana?"

"Udah duluan, tadi gue sama Jay sih agak belakangan," kata Jiyo membuat Mauryn tersentak. "Tapi Jay udah duluan tadi."

Mauryn jadi bergumam kecewa.

"Kak maaf ya aku nanti nggak ikutan, ada radio," kata Faili meminta ijin. "Terus Mauryn gimana? Dijemput Kak Jay?"

Jiyo mengerutkan kening, "nggak tau deh. Tanya Jay aja Ryn. Tapi rumahnya deket aja sih, di Taman Sari. Yang rumah gede ada tokonya."

Mauryn mengerjap kecil, "eung... aku ke sana sendiri aja kak. Nggak papa."

"Demi cinta," sindir Cakra pelan di belakang Mauryn membuat gadis itu menendangkan kaki ke belakang. Cakra menghindar kecil dan mencuatkan bibir.

"Yaudah kalau gitu kak, kita duluan yaaa!" pamit Faili melambai, menarik Cakra pergi sebelum cowok itu kembali mengompori Mauryn. Yang lain juga agak sungkan pamit pada Jiyo yang hanya mengangguk saja memandangi mereka.

Jiyo mengerjap, agak mengernyit melihat Cakra dan Mauryn menjauh. "... Kirain pacaran..." gumamnya pada diri sendiri.



**



Jay duduk tenang di kursinya, memandangi Mauryn yang berpose ceria pada kamera milik Jiyo. Gadis bepipi bulat dengan mata kecilnya itu terlihat menggemaskan memakai dress flower print dan rambut yang dikepang dengan poni rata. Ia mengikuti arahan dari Jay maupun Jiyo dengan lihai.

Kini Mauryn duduk di atas kursi yang cukup tinggi sampai kedua kakinya tak menggapai lantai. Ia memperbaiki posisi duduk mencari tempat ternyaman.

"Sekalian pake jaket sama snapbacknya aja Ryn," kata Jiyo menunjuk topi di samping Jay.

Jay dengan sigap meraih jaket jeans crop dan topi senada dengan dress Mauryn. Cowok itu mendekat, menyodorkan jaket yang segera Mauryn terima dan gadis itu pakai. Selama Mauryn menunduk, Jay ingin memakaikan topi ke kepala gadis itu. Hanya saja kursi yang tinggi membuatnya mau tak mau agak berjinjit.

"Elah Jay perlu gue bawain tangga?" ejek Jiyo sudah tertawa melihat Jay yang berusaha menggapai kepala Mauryn.

Mendengar itu Jay langsung menoleh dan mendelik. Mauryn ikut mendongak, baru menyadari cowok itu berusaha memakaikannya topi.

"Gue sampe njir!" balas Jay tak mau kalah membuat Mauryn tersenyum geli.

Jay menoleh pada Mauryn, membalas tatapan gadis itu.

"Sini kak, aku pake sendiri," kata Mauryn menjulurkan tangan meraih topi di tangan Jay. Gadis itu menatap Jay tepat, kemudian tersenyum.

Membuat Jay tersentak dengan mata melebar. Menatap wajah ceria Mauryn yang menyipitkan kedua matanya dengan senyum menggemaskan.

Gadis itu lalu mengalihkan wajah, memakai topi ke kepalanya dan membenarkan posisinya.

Sementara Jay masih terdiam di tempat.

Pemuda itu mengerjap.

Tadi Mauryn cantik banget.

Sangking cantiknya Jay merasa terpanah tepat di dada seperti tertembak terkutuk jadi batu.

Kedua mata beningnya yang menatap Jay tepat dengan senyum cantik itu membuat jantung Jay berdebar aneh. Walaupun hanya sesaat dalam hitungan detik, tapi Jay sudah terpesona setengah mati.

Flutter ✔ ✔Where stories live. Discover now