Enam Belas~

35.7K 2.2K 13
                                    

SEKARANG ini Kinar sedang di sebuah mall bersama Gerald, sepupunya Eliza. Misi Kinar di matchmaker selanjutnya adalah comblangin Gerald dengan seorang anak kelas 1. Gerald minta Kinar buat temenin dia beli hadiah buat gebetannya Gerald itu. Kinar pun harus pasrah menyetujui itu.

"Rald, lo mau beliin gebetan lo apaan sih emangnya? Daritadi keliling gak jelas. Capek ah." Keluh Kinar berhenti berjalan dan berdiam untuk bernapas sejenak.

Gerald berbalik. "Duh, Kin. Gue juga gak tau nih mau beliin dia apaan. Yang penting sekarang ini lo temenin gue aja dulu. Entar gue traktirin elo makan siang deh."

Kinar melengos. "Ya tapi lo mau beliin dia apaan? Kita ini udah keliling gak jelas. Muter sana-sini. Mbak-mbak yang ada ngejual jam aja sampe heran ngelihatin kita yang muter-muter."

"Apa ya bagusnya?" Tanya Gerald kebingungan.

"Udah. Boneka aja kali, Rald. Kalo gak ya tas. Sepatu. Baju. Apa kek." Usul Kinar.

Gerald menggaruk-garuk kepalanya. "Boneka aja kali ya?"

"Jadi daritadi gue udah ngusulin boneka dan terus kita kelilingin mall ini selama satu jam lebih. Dan pada akhirnya lo mutusin buat beli boneka? Iya?" Kinar kini frustrasi.

"Iya, Kin. Duh, Kin, jangan frustrasi gituan dong. Senyum dong. Kan lo ikhlas bantuin gue nyari kado yang pas." Ujar Gerald menyengir lebar.

"Tau ah gelep." Kinar berjalan ke sebuah toko boneka di sudut.

Kinar hanya berdiri di dekat boneka beruang yang besar. Gerald sibuk memilah-milih boneka. Kadang dia berdebat dengan mbak-mbak jualannya.

"Woy, Kin."

Kinar menoleh dan menemukan Aric yang berada di dekatnya. Kinar memicingkan mata.

"Ngapain lo disini?" Tanya Kinar heran.

"Gue sih nemenin si Yuli beli jam tangan. Tuh dianya." Jawab Aric sambil menunjuk seorang cewek yang berada di dekat foodcourt.

"Lo jalan sama Yuli? Sejak kapan?" Tanya Kinar lumayan kaget.

"Sejak barusan. Jadi gini. Misi gue selanjutnya ini ternyata tertuju ke Yuli itu. Ya udah deh gue laksanain. Nah elo ngapain disini? Tumbenan lo di mall."

Kinar menghela napas. "Gue nemenin Gerald beli hadiah buat gebetannya."

"Gerald?" Aric mengangkat alisnya.

"Itu tuh. Anak baseball yang kelas 3 IPS-1. Tuh anaknya lagi di dalem." Kata Kinar menunjuk Gerald dengan jempolnya.

Aric manggut-manggut tapi ia menatap Kinar dengan tatapan penuh selidik. "Dari muka lo, kelihatan banget kalo lo bete ya kan?"

"Berapa lama sih lo kenal sama gue sampe lo tau banget." Ujar Kinar heran. "Iya. Gue bete. Masa daritadi keliling gak jelas. Gue usulin beli boneka. Tuh anak gak mau. Dan akhirnya dia mutusin beli boneka. Siapa yang gak kesel."

Aric terkekeh pelan. "Duh. Sabar ya. Gue juga bete nih sama si Yuli. Daritadi dia pengen beli ini lah. Beli itu lah. Gak jelas. Dan akhirnya dia mau beli jam tangan. Bentar lagi dia bilang kalo dia gak jadi beli jam tangan dan pengen beli baju. Lihat aja entar."

Kinar tertawa. Dari ekor matanya dia bisa melihat Gerald yang masih berdebat dengan mbak-mbak jualan itu. Yuli berjalan menghampiri mereka berdua.

"Eh, lo disini juga, Kin." Kata Yuli sambil memamerkan senyumnya.

Kinar membalas senyum Yuli. "Iya, Yul. Mau beli apaan lo, Yul?"

"Tadi gue sih pengennya beli jam tangan. Tapi pas gue lihat, emang bagus sih. Seketika mood gue buat beli jam jadinya hilang. Sekarang gue pengennya beli sepatu atau gak baju nih." Jawab Yuli. "Yuk, Ric. Kita ke lantai atas."

RELATIONSHITWhere stories live. Discover now