Part 3

8 1 0
                                    

Satu... Dua... Ti.... Ti.... Ti..." Sandy yang rajin menghitung kedatang Berly dari balik gerbang mushola yang menghadap jalan. "Ko ga datang-datang tuh anak." Heran Sandy, begitu juga Tommy yang sedang mengikat tali sepatunya.

"Telat banget kali." Sahut Husein. Tak biasanya Berly tidak muncul, hampir satu semester Berly selalu hadir terlambat. Namun tidak pada hari ini, sampai Tommy dekat kantin pun Berly tidak terlihat batang hidungnya.

Jam istirhat pun menghantui Tommy yang kepo akan kehadiran Berly. Apa dia sakit ya? Atau ga ada angkot dari rumahnya.

Triiiiiiing.. Triiiing.. Dua bunyi bel terdengar nyaring hingga seantero kawasan sekolah. Bel istirahat yang dinanti Tommy.

"Perpus yuk, pinjem buku Fisika kelas XI" ajak Tommy yang sudah siap melangkahkan kakinya ke pintu kelas.

"Tumben lo Tom, biasanya ke Wartong kalau engga ke si Ibu beli pop ice." Ikhsan heran sepanjang perjalan hidupnya dengan Tommy, tak pernah sekalipun Tommy keperpustakaan kalau bukan awal semester ganjil dengan alasan ambil buku baru.
(Wartong = warung tongkol, semacam warteg)

"Ogah ah, haus." Jawab Husein realistis.

"Ayok gue temenin. Lagian kan enak bisa liat dedek-dedek emesh." Sandy lagi-lagi bertingkah.
(Emesh = gemas)

"Ah bilang aja lo mau liat yang bening juga ya Tom." Ledek Ikhsan.

Iya, iya gue liat Berlian woy!

Tanpa jawaban Tommy dan Sandy langsung melesat ke perpustakaan yang letaknya depan kelas Berly. Tak ada sesosok yang berkilauan di sana. Hanya ada beberapa anak perempuan yang sedang bergosip.

"Lo nyari Berly ya Tom?" Tanya Sandy yakin.

"Iya, ga ada ya San." Tommy yang sedari tadi celingak-celinguk di depan perpustakaan.

"Coba ke kelasnya." Saran Sandy yang juga penasaran.

"Ngapain? Dengan alasan apa gue?" Tommy gemas apa yang bisa dijadikan alasan agar dia dapat masuk ke kelas Berly.

Sandy menarik tangan Tommy. Tommy pun pasrah. "Eh Gus, lo liat Doyok gak?" Sandy yang masih memegang tangan Tommy sontak menjadi perhatian kelas X6 yang sedang ramai bergosip.

Tidak, tidak ada Berlian. Tommy langsung melepas tangan Sandy.

"Salah kelas lo kak, Doyok kelas sebelah." Jawab Gustha tegas.

"Oh hehe sorry Gus." Sandy dan Tommy langsung meninggalkan kelas dengan wajah malu.

Malu-maluin.

"Ada gak Tom?" Tanya Sandy yang sedang menuruni anak tangga.

Tommy menggeleng, terlihat wajah yang teramat kecewa. Hatinya penuh tanya. Berly tidak masuk sekolah, apa mungkin Berly sakit.

***

Ini adalah hari ke-3 Berly tidak masuk sekolah. Dengan berbagai alasan Tommy selalu mencari alasan untuk mencari Berly. Mulai dari pura-pura ke perpustakaan dan nongkrong bareng anak cowok kelas X6 temannya Sandy.

Tommy mulai resah. Kemana Berlian-nya pergi. Pada siapa harus bertanya tanpa menimbulkan kecurigaan bagi orang lain.

"TOMMY!" Sandy berteriak dari sebrang lapangan. "Tom. Tommy." Nafas Sandy tak beraturan karena berlarian menghampiri Tommy.

"Harusnya lo lari Tom pas Sandy kejar." Ujar Gilang teman sekelas Sandy dan Tommy.

Belum sempat membalas ucapan Gilang Ikhsan langsung tertawa, "Dikejar Spike maksud lo? Hahaha"
(Spike = anjing pengawal Jerry dalam Tom and Jerry.)

"Liat tom, liat." Tujuk Sandy ke layar ponselnya. "Jadi si Berly tuh pergi pelatihan ke puncak Tom. Perwakilan OSIS." Sontak Ikhsan, Gilang, Husen pun kepo dengan apa tang ditunjukkan Sandy. Update foto-foto Mia di facebook memecahkan tanda tanya beberapa hari ini.

Oh jadi ini anak ngilang ke puncak. Hati Tommy mendadak tenang melihat Berly yang dikuncir kuda, dengan seragam rapinya lengkap dengan dasi yang nyantol dilehernya.

Salmia Oktavia
[picture. Berly, Mia dan Tri tersenyum berbaris membelakangi backdrop acara, sisi kanan dan kiri masih ramai dengan orang yang bercengkrama]
Akhirnya selesai juga acaranya, yeay besok minggu.

Ah iya besok minggu, gagal lagi ketemu Berly. Gumam Tommy dalam hati. Rasa rindunya belum terobati hanya dengan melihat foto di layar ponsel Sandy.

--------------------

Terimakasih teman-teman sudah baca :)
Sebenernya belum ada pelaut-pelautnya karena cerita ini ditulis dari awal Tommy sama Berlian kenalan. Gimana perasaan Tommy dan gimana sisi Berlian sebelum kenal Tommy.

Jadi ikutin terus yaaaa ceritanya.

Salam,
F.D.

BerlianWhere stories live. Discover now