29- As it is

18.6K 513 9
                                    

Sudah lebih dari sebulan Keyla di rawat dirumah sakit. Rambut kelam panjang perempuan itu semakin menipis dan rontok hingga memaksa untuk di potong pendek. Keyla sama sekali tidak ingin kehilangan rambut, menjadi botak sangatlah tidak manusiawi.

Bayangkan saja, jika kau melihat seorang perempuan berumur 23 tahun dalam keadaan tak berambut dikepalanya, bukan hanya ditertawakan dan diejek, Keyla bahkan begitu malu melihat cermin. Wajahnya tak semenarik dulu lagi, tubuh ringkihnya semakin lemah. Dan untuk berjalan sekarang pun, Keyla membutuhkan kursi roda.

Seperti orang lumpuh saja. Padahal bila kuat, Keyla masih bisa berjalan---sayangnya Johan dan Diana melarang, juga Elang dan Anggi, apalagi si dokter Ilham juga.

Mereka ini... kenapa selalu meremehkan kemampuannya sih?

"Elf ...makan siang," suara renyah itu. Keyla tau siapa dia, maka dari itu senyumannya langsung merekah. Walau menyebalkan seperti yang lainnya, Keyla masih memiliki rasa cinta kasih pada tunangannya ini, Elang Firmansyah.

"Bubur lagi?" Keyla melongok, memperhatikan Elang yang kini beralih duduk dibangku dekat ranjang pasiennya dan membuka kotak sterofoam dipangkuannya.

"Bukan." Elang tersenyum manis, "chicken porridge."

"Apa bedanya?!" Keyla jadi kesal, mencebikkan bibirnya imut, dan mulai membuang tatapan sebal.

Elang tergelak, meraup puncak kepala Keyla yang ditutupi topi rajutan warna biru langit, mengelusnya sayang. "Kamu harus makan Elf, setelah itu minum obat."

Keyla melirik dan menurut saja saat Elang beralih menyendokkan bubur menuju mulutnya. Perempuan itu membuka mulutnya, menerima suapan yang diberikan Elang.

Pria itu tampak semangat menyuapi kekasihnya dan dengan cekatan mengelap bibir peach yang pucat akibat sakit itu ketika ada sedikit noda dari bubur yang disodorkan padanya.

Keyla menerima segala bentuk kepedulian Elang padanya. Pria itu masih belum berubah, masih sama seperti Elang yang biasanya.

Penuh sayang, penuh perhatian dan satu yang pasti; Elang masih mencintainya seperti saat hari-hari sebelumnya---sebelum Keyla drop dan dirawat di rumah sakit.

Ada sedikit rasa miris di hatinya kala melihat orang yang kau cintai dengan senang hati menerima segala bentuk keadaan mu sekarang.

Keyla senang, dia menyukai hidupnya yang selalu didampingi oleh banyak orang-orang yang peduli padanya, cinta padanya.

Keyla bahagia.

Sungguh.

Tapi kebenaran itu kembali mencubit hatinya. Ada riak kecil dikekelaman matanya. Membuat perempuan bertopi itu meringis, dan didapati si kelam pria didepan nya.

"Ada apa Elf ?" Pertanyaan Elang refleks membuat kepala Keyla yang menunduk, mendongak.

"Apa?"

"Kamu lagi mikirin apa?" Sedikit Elang memiringkan kepala, menatap heran tunangannya.

Keyla tergugu, dia kembali gugup memandang pria yang dicintainya sekarang mulai menatap penuh selidik. Kening nya berkerut dalam, memindai gerak-gerik tunangan nya itu.

"Apa? Memang nya aku mikirin apa?" Walau Keyla tau dengan jelas apa yang dimaksud Elang. Dia tidak ingin terjebak dipermainan hati ini. Sudah cukup dirinya saja yang merasa bersalah pada orang itu. Tidak dengan Elang.

Keyla terlebih takut jika kebenaran ini terungkap dan pada akhirnya membuat kedua orang yang di sayanginya malah saling menjauh, itu persepsi yang tak bagus untuk tujuan Keyla kedepannya.

When there [is] Hope (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang