MASIH KAMU 25

2.6K 100 0
                                    

Jalalpun tidak kalah kagetnya melihat 2 sosok wanita dihadapannya. Sejenak mata jalal dan jodha beradu pandang.
"Dok bagaimana keadaan suami saya" ucap menawati mengagetkan lamunan jalal
Sejenak jalal menghela nafas panjang berusaha menguasai kondisi
"suami anda selamat dan 3 jam lagi bisa masuk kedalam ruang pemulihan" ucap jalal berwibawa
"Terimakasih dok" ucap menawati bahagia
Jalal hanya tersenyum hormat dan berjalan melewati jodha dan rukaya yg masih tercengang. Rukaya menepuk punggung jodha, Isyarat agar jodha mengejar jalal.Jodhapun berlari mengejar jalal diikuti rukaya dibelakang jodha.
"Hey kalian mau kemana?" Ucap menawati setengah berteriak
"Toilet"sahut rukaya singkat sambil mengikuti langkah jodha menelusuri lorong rumah sakit.
"Jalal tunggu" ucap jodha sedikit berteriak melihat jas putih jalal dari kejauhan.
Tapi jalal tidak menghentikan langkahnya malah semakin cepat melangkah. Jodha dengan cepat meraih ujung jas putih jalal.
"Tunggu jalal"ucap jodha lagi. Jalal menghentikan langkahnya dan mengatur nafas untuk lebih tenang dan tanpa melihat kearah jodha
"Ada apa?" Ucap jalal dingin
"Aku berterimkasi karena km telah menyelamatkan ayahku" ucap jodha basa basi
"Sudah tugasku" ucap jalal singkat dan akan kembali melangkah tapi dengan secepat kilat jodha menghentikannya dan memeluk jalal dari belakang
"Jalal aku merindukanmu"ucap jodha nyaris tanpa suara
Rukaya melihatnya sambil berusaha menahan air matanya dia berusaha membuang perasaannya demi sahabat dan cintanya. Perasaan rukaya saat itu sulit buat diungkapkan, memang ada rasa sakit tapi rasa persahabatannya kepada jodha lebih tinggi sehingga dia melapangkan dadanya mengiklaskan pemandangan didepan matanya.
Sejenak jalal terdiam dia bisa merasakan dinginnya tangan jodha dan debaran jantung jodha dipunggungnya. Jalal merasakan bagaimana energi cintanya bersatu melawan kebenciannya. Ada sesak dihati jalal sesak sakit dan mengingat bagaimana jodha bilang dia hanya bagian dari balas dendamnya. Jalal menarik nafas panjang dan membuang jauh2 rasa cintanya tangan jalal memegang tangan jodha seperti ada kekuatan magis yg membuat gerakan tangan jalal sedikit gemetar dan dengan sekuat tenaga jalal melepaskan tangan jodha yg memeluknya
"Lepaskan! Ini rumah sakit jangan buang2 waktuku buat drama kalian"ucap jalal memandang tajam pada jodha dan rukaya
"Putra, tolong maafkan jodha" ucap rukaya
Jalal tidak menghiraukan, jodha masih berdiri mematung dan rukaya mengejar jalal saat rukaya akan berbicara, jalal mengangkat tangannya tanda untuk berhenti dan jalal meninggalkan jodha dan rukaya lalu masuk kedalam ruangannya.
Jodha tidak kuasa menahan air mata dan berat tubuhnya hingga dia terjatuh bersimpuh melihat kepergian jalal
"Jodha, jgn menangis"ucap rukaya ikut bersimpuh menyeka air mata jodha
"Kau lihat ruk, jalal sudah sangat marah denganku dia bahkan sangat dingin tadi" ucap jodha menangis
"Jodha, putra butuh waktu suatu saat dia pasti akan kembali" ucap rukaya berusaha menenangkan jodha
"Tidak akan, bln dpn aku akan menikah. Aku dan jalal tidak akan bersatu" ucap jodha mulai bangun dan berjalan menyelusuri lorong
"Bersabarlah jodha, smua pasti ada jalan" ucap rukaya menenangkan

****
Oh jadi laki2 itu ayah jodha, aku begitu membenci jodha bahkan aku muak ketika melihatnya td bersama rukaya. Mereka terlihat baik2 saja setelah mempermainkan aku. Seolah penderitaanku tidak berpengaruh pada mereka, tapi entah kenapa aku menyayangi laki2 itu bahkan aku ingin terus menolongnya padahal dia ternyata ayahnya jodha. Knp kekuatan magis itu masih terasa bahkan saat jodha memelukku tadi aku merasakan kedamaian yg sangat aku rindukan tapi jika aku mengingat kembali bagaimana jodha membentakku dan mengatakan bahwa aku bagian dari balas dendamnya itu sangat menyakitiku. Aku tidak ingin ambil pusing ada ataupun tidak ada jodha tidak akan mempengaruhiku lagi dia bukan siapa2. Jalal menjambak rambutnya lalu mencuci mukanya diwastafel. Kenapa dia harus hadir lagi, setelah ku mulai menata hidupku . Kenapa orang yg aku tolong adalah ayah jodha, apakah sesempit ini dunia ? Apa tidak ada rumah sakit lain atau dokter lain. Jalal terus berdialog dengan dirinya sendiri.

****
"Jodha, apa benar km bertemu putra? Ucap salima pingin tau
"Iyaaa" ucapku datar
"Lalu bagaimana ? Kalian sudah balikan? Ucap nazima semakin kepo
"Entahlah" aku hanya melangkah enggan menjawab pertanyaan mereka bulir2 air mata halus mengalir dari pipiku, rukaya mendekatiku dan memeluk menguatkanku. Aku bahkan tak bisa mengerti jalan pikiran rukaya saat ini, aku tau dia juga mencintai jalal tapi dengan lapang dia masih menguatkanku.
"Terimakasi ruk, semua yg terjadi membuat semakin kuatnya tali persahabatan kita" batinku

"Kak, kakak dipanggil papa" ucap shivani mengagetkan aku dan rukaya.
Aku melangkah kekamar perawatan bersama rukaya dan teman2.

"Jodha, km maukan menikah dengan salim" ucap bharmal dalam kelemahannya
Jodha hanya menganguk lemah tak berdaya
"Jodha" ucap salima mencoba mencegah keputusan jodha tapi jodha menggenggam tangan salima memberi kode
"Baik pernikahan km akan berlangsung 1 bulan lagi bersiaplah untuk itu semua" ucap bharmal dengan senyum bahagianya
Jodha hanya tersenyum kecut mewakili kesedihannya.
Tiba2 salim datang dengan orang tuanya
"Salim, kemari nak jodha sudah siap menikah denganmu" ucap menawati tak kalah bahagia dengan keputusan jodha
Salim menatap jodha seoalah bertanya apakah yakin dengan keputusannya. Jodha mengalihkan pandangan salim di dalam pikirannya masih ada jalal, masih berharap tentang jalal walaupun harapan itu sirna.
Saat mereka sedang berbicara tiba2 suster masuk dengan jalal
"Selamat sore waktu visite" ucap suster ramah
Jalal dengan pandangan dinginnya memfokuskan pandangannya pada bharmal
"Bagaimana keadaan anda saat ini? Ucap jalal
"Baik dok, apa lagi saat mendengar kabar baik dari anak saya " ucap bharmal bahagia
"Baguslah jika keadaan anda sudah baik, memang anda tidak boleh banyak berfikir dan memiliki beban" ucap jalal sambil melakukan prosedur medis.
"Baik semua sudah normal, saya tinggal dulu jika ada keluhan bisa langsung memencet bel disebelah bed anda" ucap jalal sambil tersenyum menawan.
Jodha sedikit mencuri pandang melihat gagahnya jalal dalam balutan jas putih dan betapa berwibawanya jalal.
"Terimakasih dok" ucap bharmal
"Dokter tunggu" ucap menawati tiba2
"Iya bu" ucap jalal sambil berbalik
"Bulan dpn putri sulung kami jodha akan menikah, saya harap jika dokter tidak sibuk bisa datang ke acaranya, undangan resmi menyusul ya dok" ucap menawati
Sejenak jalal terdiam dia bagai dihantam dengan puing2 bangunan tinggi, sesaknya dada jalal membuat nafas sedikit kasar. Jalal sedikit melirik kearah jodha dan menatapnya penuh arti.

TBC

MASIH KAMU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang