1.

3.6K 75 3
                                    

WARNING: TYPO(S) EVERYWHERE!

****

'Astagfirullah!' Batin Ratna, seorang mahasiswi semester akhir Fakultas Psikolog.

Ia bangun dan menatap kearah nakas nya, disana tertera 8:15 a.m.
Ia merutuki dirinya yang kalau tidur itu kebo, alias nyenyak banget.
Ratna pun terburu-buru membuka selimutnya, mengambil handuk, dan berlari kecil ke kamar mandi.
Karena sedang ada tamu bulanan, membuat Ratna menjadi malas bangun pagi, alhasil dia malah kesiangan.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Ratna pun telah siap untuk bimbingan skripsinya.
Ia mengambil tas yang telah terisi oleh berbagai macam bentuk buku miliknya, dan memakai flat shoesnya, barulah ia mengunci pintu rumah. Karena orang tuanya sedang keluar kota, jadi Ratna sendiri dirumah.

Karena takut dosen pembimbingnya pergi ke luar kota seperti kemarin, akhirnya ia memutuskan untuk naik Go-jek saja.

.
.
.

Sesampainya di kampus, Ratna langsung menuju ruang Pak Vero, dosen pembimbingnya hari ini.

"Semoga hari ini lancar." Do'a nya.

Dengan perlahan, ia membuka pintu ruang dosen tersebut, setelah itu melihat kearah dalam, dan ternyata tidak ada orang sama sekali.
Wajahnya tiba-tiba berubah menjadi datar dan masam disaat yang bersamaan.
Bagaimana tidak? Setelah terburu-buru tadi, dan ketika sampai, dosen pembimbingnya malah tidak ada. Siapa yang tidak kesal coba.

Ratna menghembuskan napas nya kasar, mengelus-elus dada nya lemas.
Tiba-tiba handphone nya berbunyi tanda ada pesan masuk.

From: Pak Vero

Saya tidak bisa bimbingan hari ini, ada acara mendadak diluar kota. Sepertinya besok saya bisa.

Dengan sedikit kesal, Ratna membalas pesan tersebut dengan wajah datarnya.

To: Pak Vero

Ya pak, tidak apa-apa.

Singkat. Mungkin supaya Pak Vero tahu kalau Ratna kesal dengannya.
Memang begini nasib seorang mahasiswi semester akhir, yang harus mengejar dosen untuk bimbingan skripsi. Tetapi dosennya malah tidak bisa. Dan sepertinya, mood Ratna hari ini sedikit berkurang.

Ratna tak tahu apa yang akan dilakukan hari ini. Hingga muncul ide bahwa ia akan mengunjungi cafe favoritnya yang kebetulan berada dekat dengan kampusnya.
Ia pun menyebrangi jalan dan akhirnya sampai di cafe tersebut.

Saat tengah sibuk melihat menu, bahunya seperti ada yang mencolek dari samping.
Dengan wajah kaget, ia melihat kearah pria disampingnya itu.
Ia mengenalinya, hidung mancung, bulu mata lentik, alis tebal, dan bentuk bibirnya.
Ia persis tahu siapa pria disampingnya.

"Arka?" Ujarnya memastikan.

"Ratna?" Pria itupun ternyata masih memastikan bahwa itu benar-benar Ratna.

"Iya, aku Ratna" Ratna menutup menu dan tangannya bergerak memberi isyarat 'mempersilakan duduk' untuk Arka.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Ratna lagi.

"Aku ada urusan sih sebenarnya, tapi sekalian mau liat apartemen untuk aku tinggal." Kata Arka seraya menaruh tangannya di meja dan salah satu menangkup dagunya.

About The ReasonWhere stories live. Discover now