Part 13

1K 67 0
                                    

Keesokannya Tuan Lee memanggil taehyung ke ruangannya. Dan taehyung kini sudah berada di ruangan tuan lee.
"Apa kau sudah menemukannya?" tanya tuan lee.

"Maafkan saya, saya belum bisa menemukannya. Apa anda bisa memberi sana bantuan, karena jujur itu bukan tugas yang mudah." jawab taehyung.

"Kau memang benar. Baiklah nanti kalau ada sesuatu mengenai queen element, segera beritahu saja." ucap tuan lee, dan taehyung mengangguk paham.

Taehyung berjalan menuju ke kelasnya, saat dalam perjalanan ia berpapasan dengan jihyo. Taehyung melihat kearah jihyo, namun jihyo tidak melihat taehyung, karena lukanya belum sembuh total. Melihat itu taehyung hanya menghela nafas.

Taehyung pun berbalik, ia menarik tangan jihyo dan membawa jihyo ke atap.

"Kenapa kau membawa ku kesini? Aku tidak menyukai lagi tempat ini." ucap jihyo menahan tangis.

"Berhenti menyiksa dirimu dengan hal yang tidak berguna. Apa kau belun tahu, aku kim taehyung tidak pernah menyukaimu. Mungkin kau sudah mendengar apa alasannya, namun akan kh beritahu lagi. Aku menjadikanmu sebagai kekasihku karena kau selalu di bully dan aku tidak tega melihatnya." ucap taehyung dan jihyo sudah tidak bisa menahan tangisannya, ia menangis di hadapan taehyung sekarang.

"Cukup, aku sudah tahu."ucap jihyo lirih.

"Jika sudah tau kenapa kau begini?"tanya taehyung.

"Karena aku mencintaimu bodoh, mungkin kau pikir kenangan kita tidak ada artinya, tapi bagiku semua itu berarti." ucap jihyo masih dengan air mata yang terus mengalir.

Mendengar itu taehyung tersentak, ia pun terdiam. "Sudahlah, kau sudah bahagia bersama irene. Lanjutkan saja, aku tak apa. Mungkin memang benar apa yang di katakan orang-orang. Kesedihanku tidak ada artinya, dan kau toh juga tidak peduli. Aku terima semuanya, dan terima kasih untuk waktunya." ucap jihyo lalu pergi meninggalkan taehyung yang masih terdiam.

Jihyo turun dengan derai air matabyang terus menerus membasahi pipinya. Jihyo berlari sekuat tenaga menuju taman belakang sekolah, karena ya kalian tahu sendiri. Seperti biasa jihyo duduk dan menangis di sana.

"Berhenti bersikap sepeti ini." ucap seseorang yang tak lain adalah hanbin. Jihyo mengangkat kepalanya dan merlihat hanbin di sana. Hanbin pun duduk di samping jihyo.

"Kenapa kau sangat baik padaku, padahal aku pernah melukai hatimu?" tanya jihyo.

"Aku tidak bersikap baik padamu, aku tadi hanya lewat dan melihatmu di sini, karena tidak tega makanya aku mendekatimu. Begitu juga dengan kemarin saat ke hujanan." bohong hanbin, padahal ia memang melihat jihyo berlari dan khawatir akan terjadi sesuatu pada jihyo dan kemarin hanbin sengaja ke taman untuk mencari jihyo.

Jihyo sekarang hanya diam begitu juga dengan hanbin, tidak ada salah satu dari mereka yang bicada. Hingga akhirnya hanbin membuka mulutnya.
"Apa kita akan begini sampai sore."

"Jika kau ingin kembali ke academy, kembalilah. Aku tidak apa apa"

"Aku tidak akan kesana, bagaiman kalau kita bermain game"

"Game apa"

"Kau lihat tangga di sana, kita akan suit dan yang menang boleh menaiki 3 tangga. Siapa yang sampai duluan maka dia yang akan menang dan yang kalah harus mengabulkan permintaan si pemenang." jelas hanbin dan jihyo menyetujuinya.

Mereka pun bermain dan yang menang adalah jihyo, jihyo sampai ke atas terlebih dahulu. Karena senang jihyo terus saja melompat-lompat. Dan tak sadar kaki jihyo sudah di pinggir tangga. Jihyo berhenti dan menoleh, namun sayangnya keseimbangan jihyo tidak baik. Ia pin terjatuh melihat itu hanbin langsung menangkap jihyo dan mereka neguling-guling dari atas tangga ke bawah. Untung saja tangga itu tidak terlalu tinggi.

Posisi mereka kini adalah hanbin yang berada di bawah jihyo. Mereka mengerang kesakita dan langsung terdiam saat melihat satu sama lain dengan jarak yang sedekat itu. Jantung mereka juga kini berdebar kuat..

Queen Elemend (COMPLETED)Where stories live. Discover now