23. Kode Bahaya

712 14 0
                                    

[23]





Mata inu terus menatap gerbang rumah barunya Ila dan Syauqi. Ia  mendapatkan alamatnya dari Zahira.
Inu tak berkedip sedikit rahangnya menegas, alisnya di tautkan menggeretakan giginya Kini hati dan jiwa Inu tak beraturan bak akar serabut pada tumbuhan monokotil, dia sudah siap untuk menjalankan aksi jahatnya, semenjak Inu mengetahui tentang pernikahan Ila, inu menjadi gila dibuatnya. Saraf saraf otaknya berubah menjadi kasar, nafsunya di kuasai kejahatan. Karna cinta Inu bisa se drastis ini dalam perubahan prilaku.
Cinta memang fitrah, namun jika tidak bisa mengolahnya malah bisa menjadi fitnah.

"Gue yang berjuang, lo yang nikahin, bangsat!" Ucap inu di dalam mobil sambil memukuli stir nya beberapa kali. "Gue gila karna istri lo, Qi. Gue sayang sama istri lo, makanya lo harus mati biar dia buat gue." Salah satu sudut bibirnya ia naikan.

Dari jarak dua meter terlihat mobil Honda jaz keluar dari gerbang itu. Inu langsung membulatkan matanya meninggikan sudut bibirnya seringai jahat menguasainya, kaki, tangan, dan mata sudah bersiap pada posisi yang sebelumnya sudah di rencanakan, hingga akhirnya inu membuntuti mobil syauqi dari belakang.

"The game we start, fuck!"
Suara deru mobil pun mengiringi kepergiannya.

Di dalam mobil Syauqi merasa tidak nyaman saat melihat spion beberapa kali dan ia selalu melihat mobil yang membuntuti mobil dirinya.

Syauqi melaju dengan menambahkan kecepatan, hingga akhirnya terjadilah aksi kejar kejaran dengan kecepatan yang di atas rata rata. "Kampret! siapa sih? Ngajak ribut ya, ini orang?" syauqi membelokan stir nya untuk mengikuti jalan menikung, tapi...

Drakkk !!!

"Allah! " syauqi menjerit saat mobil yang di tumpangi nya terguling ke dataran rendah. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya Syauqi menahan sakit di kepalanya saat kepalanya membentur mobil, ia mengucapkan beberapa kalimat dan beristigfhar lalu setelah itu pandangannya buram rasa sakitnya sudah tak ia rasa, banyak api di sekelilingnya.


Melihat mobil Syauqi yang sudah meledak, Inu tersenyum puas, dengan kecepatan penuh ia membelokan mobilnya dan melesat pergi.


***


Ila membenturkan punggungnya ketembok teleponnya ia jauhkan dari telinga, matanya memanas, napasnya berasa mau berhenti. Baru saja ia di telpon oleh kantor polisi bahwa suaminya mengalami kecelakan dan sekarang ada di rumah sakit.

Ila terduduk dan menangis, ia tidak percaya ini. Baru saja tadi malam ia bersenang-senang dengan suaminya dan sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa selama berkeluarga ia tidak akan selamanya baik dan kadang ia juga harus memikirkan dampak terburuknya. Allah memang sedang menguji imannya ia tidak seharusnya menangis dan meratapi, masalah tidak akan selesai dengan seperti ini. Dan Ila harus menemui Syauqi sekarang juga!

Ila mengambil dompet dan ponsel yang ia masukan di tas kecil lalu berlari keluar rumah, betapa terkejutnya saat Ila mendapati sahabatnya sejak dulu, sekarang ia berdiri di depan pintu, tersenyum sambil berucap. "Hai."

Ila tersenyum walau air matanya sudah mengalir dari tadi.

"Inu..?" Ila mematung bahagia, rasanya Ila ingin sekali memeluk sahabatnya, namun keadaannya berbeda sekarang, Ila sudah memiliki Syauqi, dan hanya Syauqi lah yang berhak untuk memeluknya.

"Kenapa nangis?" Ucap Inu, tangannya terulur untuk menyusapi air mata Ila.

"Suami aku kecelakaan, Nu. Aku boleh minta tolong kamu buat anterin aku?"

Inu tersenyum. "Boleh.." lalu Inu memberi celah untuk Ila berjalan kearah mobilnya dan mengikuti Ila dari belakang.

Laki lo udah mati, La. Batin Inu, saat menatap perempuan itu memasuki mobilnya.

Tidak ada percakapan diantara mereka, Ila sibuk dengan pikirannya yang di penuhi oleh kesehatan Syauqi. Sedangkan Inu terlihat santai dan biasa saja.

"Lo nggak nanya gue habis dari mana?" Kata Inu melirik sejenak kearah perempuan yang menggerai rambutnya yang sedikit masih terlihat basah, mungkin ia lupa menguncirnya, karna biasanya Ila risih dengan keadaan rambut yang seperti itu.

Ila melirik Inu lalu menggeleng, hatinya tidak karuan, ia tidak bisa mengobrol dengan seseorang disaat keadaanya seperti ini walaupun sebenarnya ia juga merindukan  sahabatnya ini.

"Nggak usah terlalu di pikirin kali, ini udah takdir. Lo yang sabar aja."

Ila masih terdiam, ia tidak mengubris omongan Inu walau ia mendengarnya.

Sejurus kemudian Ila membulatkan matanya. "Ini bukan arah ke rumah sakit, Nu?" Kata Ila.

"Kenapa?" Kata Inu, ia agak mendekatkan telinganya ke Ila, yang sejujurnya itu hanya upaya dia untuk mengulur waktu.

"Kamu salah jalan, Nu. Ini bukan arah ke rumah sakit?"

"Oh, emang lo mau ke rumah sakit?"

Ila memejamkan matanya, bersabar. "Astaga, Inu! Suami gue lagi kritis sekarang, bisa nggak sih, nggak bercanda dulu!"

"Widiiiih.. ngegas ya, ngomongnya?"

"INU! GUE SERIUS!"

"Laki lo udah modar, La!" Kata Inu. Pandangannya masih kearah jalanan.

"Apa? Lo bilang apa?" Ila menatap penuh laki-laki di sampingnya.

Inu melirik Ila sejenak dan tersenyum miring "Laki lo udah modar, nyungseb di jalan tah." Ia tertawa, membuat jantung Ila berdegub tak beraturan.

"Lo tahu? Jangan jangan..." emosinya terbakar, ingin rasanya ia meninju muka sahabatnya itu sekarang.

Detik selanjutnya Inu tertawa.

"Brengsek!" Ila memukuli lengan Inu. "Gila lo, sumpah! Setan! Lo kenapa tega ngelakuin ini Nu? Kak Syauqi salah apa sama lo? Dasar setan!"

"Salah dia udah ngerebut calon istri gue."

"Calon istri? Maksud lo, gue?"

"Tuh tau.."

"Lo suka gue?"

"Dari dulu."

Clas! Ada rasa yang menghujam jantungnya, Inu menyukainya dan ia tega melakukan ini agar bisa menyingkirkan Syauqi dari kehidupannya, Ila geleng-geleng kepala, lalu bersiap mencangklong tasnya "Turunin gue Nu?"

Inu masih melaju dengan kecepatan tetap.

"Gue bilang turun!" Bentak Ila lagi sambil menggoyang-goyangkan lengan Inu.

"Diem Ila!" Bentak Syauqi.

"Lo nggak waras, gue bilang turunin gue!"

"Sekali lagi lo ngomong. Kita mati bareng-bareng!"

Tidak bisa berbuat apa-apa Ila akhirnya meninju kaca mobil dengan sikutnya, matanya memanas, namun Inu tidak juga menurunkannya.

Ya Allah.. lindungilah suami hamba








***

REVISI✔

SAHABAT HIJRAHKU [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang