11. Be Strong (Take Heart)

Start from the beginning
                                    

"Baiklah. Kita bisa bertemu di sana."

"Ya, aku akan menemuimu di sana." Fiona mendengar bunyi ting yg menandakan pintu lift di depan mereka telah terbuka. "Maaf, Brian. Sepertinya aku harus pergi."

"Ya,  sampai ketemu nanti."

Fiona memutus panggilan tersebut dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam dompet sebelum mengikuti langkah Frian untuk masuk ke dalam lift.

"Apa kau masih akan sempat bertemu dengannya?" Tanya Frian ketika pintu lift sudah bergeser tertutup dan naik.

"Kita bertemu dengan Mamamu setelah acara selesai, bukan."

"Ya, tapi aku ingin kau menemaniku selama pesta berlangsung."

"Ya, aku akan menemanimu jika kau memberiku waktu beberapa saat untuk diriku sendiri."

Frian mengedikkan bahunya dan tersenyum kecil mendengarkan jawaban Fiona, "Negosiasi yg bagus, Fiona. Apakah lima menit cukup?"

Fiona memandang Frian dengan ekspresi 'yg benar saja' nya.

Frian hanya mengedikkan bahunya ringan. "Aku akan memperkenalkanmu sebagai calon istriku. Bukankah tidak baik jika orang lain melihatmu dengan pria lain."

Fiona terdiam. Sedikit kesal dengan kebenaran kata kata Frian. Posisinya saat ini memang lebih banyak menyorot perhatian orang lain. Ia harus belajar menyesuaikan diri.

Terserahlah apa maunya pria berkepala batu itu. Pikirnya mengalah. Lagipula ia terlalu sibuk mengkhawatirkan bagaimana dan apa yg harus ia lakukan maupun yg harus ia katakan pada orang tua Frian, terutama Mamanya. Fania Evanna Sagara. Wanita paruh baya itu selalu membuatnya terasa terintimidasi tanpa alasan yg jelas dengan semua aura tubuhnya dan tatapan tajamnya. Efek sama yg selalu di timbulkan putra satu-satunya keluarga Sagara, Frian terhadap dirinya.

Semakin detik berlalu membuatnya menyadari bahwa waktu yg ia miliki untuk bertemu dengan wanita itu membuatnya semakin berkurang. Belum lagi bagaimana reaksi orang-orang yg hadir di pesta itu nantinya, membuat jantungnya berdetak dengan sangat mengganggu. Ini memang bukan pertama kalinya ia menghadiri pesta tak kalah mewahnya seperti pesta ini, tapi ini pertama kalinya ia datang ke sebuah pesta dengan menggandeng seorang lelaki sebagai kekasihnya.

Apalagi lelaki itu adalah lelaki mencolok yg membuat sebagian besar wanita akan membuatnya melihat untuk kedua kalinya dan kemudian menatapnya berlama-lama dengan senang hati, kecuali dirinya. Paling tidak ia punya alasan yg masuk akal untuk tidak tertarik dgn semua yg dimiliki oleh lelaki ini tanpa kesepakatan yg telah lelaki ini tawarkan padanya.
"Apa kau gugup?" Tanya Frian sambil menggenggam jemari Fiona yg menggenggam lengannya dengan begitu keras dan mencengkeram.

"Tidak." Jawab Fiona menggeleng sedikit tanpa menoleh pada Frian dan tidak menyadari telah mencengkeram lengan Frian. Dan saat ia menyadarinya, ia segera menarik tangannya dan berkata, "Mungkin ya."

"Karena?" Frian menelengkan kepalanya sambil meraih wajah Fiona dengan tangan kanannya dan menangkupnya untuk melihat wajah Fiona dengan jelas.

Fiona tdk bisa menghindari tatapan bertanya Frian serta kerutan kecil diatas dahinya, mulutnya membuka nutup tanpa suara dan kemudian kembali membuka dengan kaku, "Aku...maksudku, apa kita benar-benar akan melakukan semua ini?"

"Kenapa?" Suara Frian keluar sedetik sebelum Fiona menyelesaikan kalimatnya. "Apa kau merasa ragu-ragu?"

"Entahlah." Fiona mengedikkan bahunya kebingungan, "Pesta ini. Mamamu. Aku tidak tahu bagaimana harus meghadapi semua ini."

Frian menarik tangan kanannya dari pipi Fiona, kemudian meletakkan kedua tangannya di pundak Fiona dengan genggaman yg meyakinkan. Kedua matanya menatap mata Fiona dengan sangat intens dan menyalurkan keyakinan pada Fiona bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Love You to Death... ( F.Alandra Sagara) Terbit di Google Play Book & KubacaWhere stories live. Discover now