Part 54

138 18 0
                                    

June, 24th 2019

-Author Pov-

Siang ini, Arch mendatangi cafe Easton untuk menemui Cal yang sudah menunggu lebih dulu di sana.

"Kenapa lu? Suntuk amat tuh muka," tanya Arch yang berhasil membangunkan Cal dari lamunannya.

Cal menarik nafas dan berganti posisi menyender pada sofa.

"Cerita napa," pintanya.

"Tanpa cerita juga, pasti lo udah tau Arch," ujar Cal.

Arch berfikir sejenak dengan bola mata yang melirik keatas langit-langit cafe Easton  .

"Oke gue tau... lo pasti cemburu kan, karna tadi Theo nganter cewe di kampus kita."

Cal mengangguk perlahan dengan terus menatap Mata Arch, "Gue bingung..." ucap Cal.

"Sama, gue juga bingung"

"Lah lo bingung kenapa?" sontaknya.

"Gue bingung karna lo bingung."

"Gosh! Ini serius Arch..."

"About?" tanya Arch heran.

"Theodore" jawab Cal singkat.

"Kenapa sih lo gamau jujur sama perasaan lo sendiri? Kenapa harus lo tutup-tutupin? Kenapa lo ngga ngomong langsung sama Theo?" tanya Arch.

"Gue ga yakin kalo gue punya perasaan sama dia," jawab Cal dengan wajah yang cemas.

"Maksud lo? Kalo lo ga yakin, terus kenapa tadi di kampus kayak masang wajah bete gitu? Ngga mungkin lu ngga punya perasaan sama dia. Secara kita udah ngabisin beberapa bulan sama anak itu. Jangan malu buat nyatain perasaan suka, cewe butuh kepastian kan? begitu juga elo, Cal. Lo cuma tinggal bilang kalo lo suka sama dia. Urusan di tembak atau ngganya, itu tergantung si cowo," jelas Arch.

"Ngomong mah gampang Arch. Coba lu di posisi gue? Gue ga yakin lo bakal ngelakuin apa yang lo ucap tadi..." balasnya dengan menopang kedua tangan keatas meja.

"Terus apa keputusan lo selanjutnya? Mau terus-terusan di giniin? Apa gue bilang, Cowo sama Cewe sahabatan itu ga bakal bisa bertahan bener-bener jadi sahabat. Pasti salah satu di antara kalian bakal nyimpen perasaan yang lebih," jawab Arch.

Cal menghela nafas perlahan dan kembali menyender pada sofa merah tersebut, "Entah..."

Setelah mereka berdebat, tidak lama kemudian seorang pelayan pun datang dengan membawa pesanan minuman dan macaroon milik Arch, lalu pergi ke tempatnya kembali.

"Mau Cal?" tanya Arch dengan menyodorkan sepiring kecil Macaroon.

Cal menggeleng perlahan sambil melipat kedua tangannya keatas perut.

"Jadi gimana?" tanya Arch tiba-tiba.

"Apanya?"

"Secepatnya Theo harus tau perasaan lo ke dia. Ayo lah Cal, Be Brave!" pintanya.

"Ya kali gue duluan yang bilang suka ke dia," timpalnya.

"HELL!! Ngutarain bukan berarti nembak Cal, dia itu harus tau isi hati lo. Hari gini masih jaga gengsi? Makan tuh sakit hati" jawabnya dengan sedikit kesal.

Cal ngga mungkin mengutarakan semua perasaannya lebih dulu kepada Theo. Kalaupun Theo memiliki perasaan yang sama dengan Cal, itu pasti akan membuat Cal bahagia. Tapi kalau nyatanya Theo bersikap biasa saja, hari esoknya akan terlihat seperti awkward.

Kemungkinan besar, perasaan Cal akan sama jika Nathan masih hidup. Cal bisa saja mencintai sahabatnya sendiri. Masuk ke dalam perangkap "Perasaan" membuat dirinya sulit untuk keluar dan belajar bersikap seperti biasa kembali.

[Completed] Heart In The SkyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz