chapter 8

5.8K 520 0
                                    

Author POV

ali berjalan melewati jalan kecil itu untuk menyusul vito yang prilly bilang dia selalu menyendiri di pinggir kali.
ini bukan hidup ali, melewati jalan penuh dengan lumpur, bela belain menemui vito si kurcaci nakal prilly di pinggir kali. tapi entah mengapa dia ingin melakukan hal baru ini.

di lihatnya seorang anak kecil duduk melempar batu kecil ke kali, tentu saja itu vito.

"vito kan?"

vito mendongkak menatap sang pemilik suara. wajahnya berubah masam dan kembali menatap kali seakan tak perduli seseorang yang menyapanya.

"abang boleh duduk disini?"

"ini kali umum, bukan punya ku kok. siapapun boleh duduk disini" cetusnya dan ali mengartikan itu sebagai sindiran tersembunyi vito selama ini.
dia tersenyum dan duduk disamping bocah itu.

"kenapa ga ikut belajar bareng?" tanya ali dan tak di balas apapun oleh orang yang di ajak bicara.

"kamu ga lapar?" masih sama, vito diam tanpa suara.

"ken-"

"berhenti untuk bertanya! aku bisa hidup sendiri, aku bisa mencari uang sendiri untuk makan, jadi stop bertanya!" bentaknya bocah itu membuat ali mulai jengah.

"Oke! terserah! jalani hidup kamu sendiri, kalo memang kamu bisa dan tak membutuhkan orang lain. tapi kamu ingat kata abang, nikmati waktu bersama yang kamu dapat. Ada saatnya permintaan mu ingin sendiri itu akan terkabulkan, tapi hati mu meminta untuk bersama lagi, karna apa? dunia ini bukan cuman punya kamu!" tegas ali lalu pergi meninggalkan vito yang termenung memikirkan perkataan ali.

ali tak benar pergi, ia hanya bersembunyi dibelakang pohon menenangkan dirinya. ia tak pernah bisa menahan emosinya dengan mudah.
berulang kali ia menarik nafas dan membuang nya perlahan, tapi ada sesuatu yang didengarnya.

"aku hanya tak ingin sendiri lagi"

ali melihat kearah tangisan itu. Matanya menangkap vito yang menangis di pinggir kali. dia mengatakan berulang kali 'aku hanya tak ingin sendiri lagi' membuat ali bingung.

"dia bukan milikku, dia hanya titipan, aku tak ingin sendiri lagi" ucap vito dengan sesegukkan.

"aku tau aku selalu jahat padanya yang baik padaku, aku tau kalian benci pada ku tapi aku sengaja. Lebih baik aku sendiri selamanya dibanding akan ditinggal lagi"

"kakak ga bakal ninggalin vito" ucap seseorang tiba tiba muncul dengan pipi yang sudah basah.

"berulang kali kakak bilang, vito ga boleh sendiri dan vito ga bakal sendiri. kakak akan selalu ada untuk vito. kakak janji ga bakalan seperti bapak dan ibu yang buang vito gitu aja, kakak janji ga bakalan sakit dan ninggalin vito seperti kak mona. vito bisa pegang janji kakak" Ucap Prilly yang ternyata sedari tadi melihat Ali dan vito.

"Kasih kakak satu kesempatan buat buktiin ke vito kalo kakak ga bakal langgar janji itu" pinta Prilly sambil memegang tangan kecil itu.
Vito tak menjawab namun menatap Prilly penuh keyakinan.

Tak lama vito mengangguk dengan air mata yang terus menetes melewati pipi nya. Prilly dengan cepat membawa vito ke pelukan nya. Prilly janji pada dirinya sendiri, biarpun dia jelek dan tak bisa di andalkan, tapi dia bakalan berusaha buat lindungi kurcaci-kurcaci kesayangannya apapun yang terjadi. Karna cinta mereka yang tulus padanya.

Dibalik pelukan hangat itu, ada sepasang mata yang melihat penuh haru. Ia tersenyum melihat keduanya, terlebih pada perempuan jelek yang selama ini mengejarnya. Ternyata hatinya cantik tak sejelek wajahnya.

****

Saat pulang, Ali yang tengah konsen menyetir di bingung kan dengan gadis gelisah duduk disampingnya. Sedari perjalanan pulang tadi gadis ini menggigit jari seperti takut akan sesuatu.

"Lo kenapa sih?"

"Hmm?"

"Lo kenapa?" Tanya Ali ulang namun dibalas wajah takut dari gadis itu.

"Hmm, Li?" Panggil Prilly membuat Ali menatapnya sejenak.

"Aku turun di depan itu aja ya? Aku lupa aku ada keperluan lagi" ucap Prilly ragu.

"Hidup lo kok sibuk amat sih? Ya udah gue anterin aja sampe tujuan lo, emang lo mau kemana?"

"En..enggak enggak!! Sampe depan itu aja ya Li, gapapa kok" pintanya dengan wajah memelas nya.

Ali pikir, gadis ini penuh dengan teka teki. Dari pada dia pusing juga mengurusi hidup gadis ini lebih baik mengikuti apa katanya.
Mobil Ali menepi tepat dimana Prilly minta. Tapi yang membuat Ali bingung, mengapa Prilly minta berhenti di deretan cafe-cafe seperti ini?

"Oke makasih ya Li buat hari ini, aku seneng banget" ucap Prilly dengan pipi merahnya.

"Iya sama-sama. Bsk kita belajar bareng lagi, oh iya contoh soal tadi jangan lupa pelajarin bsk gue bakalan ngetest lo" pesan Ali membuat Prilly mengangguk semangat sambil tersenyum lalu keluar dari mobil Ali.

"Gue ga ngerti sih kenapa gue ngelakuin ini, tapi gue terlalu penasaran sama yang bakalan akan terjadi selanjutnya sama lo, lek"






















































Hai hai maap ya baru lanjut. Sumpaah ini gue udah lupa alur tapi berusaha buat ingat lagi😂😂 please jangan lupa vote and comment ya, respon bagus gue bakalan next cepat deh💙

Hello, UglyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang