chapter 7

6.3K 547 2
                                    

prilly pov

mimpi apa aku semalam? seorang pangeran ganteng ku sekarang sedang menyupir kereta kencana kami disampingku, disampingku!

Ahhhh rasanya ingin teriak di ujung tower listrik. eh jangan dong. masa disaat saat indah begini aku malah kesentrum.
Kalo ini mimpi aku rela deh gak bangun lagi. liat wajah ali yang lagi nyetir itu ganteng nya super duper maksimal gantengnya ya allah.

"lo bisa jangan liatin gue terus gak sih?" tanya ali dan aku menggelengkan kepala masih dengan menatapnya. dia ganteng banget! pantasan aku dan jutaan wanita mungkin, menyukainya. tapi aku yakin, aku akan menjadi satu satunya wanita yang dicintainya.

"pfff, terus ini kemana lagi arahnya?"

"Ahh iya, itu li belok kiri nah kita nyampe" ucap ku semangat namun beda dengan ali yang menatap bingung.

"ayo li! mereka pasti udah nungguin. kamu bawain belanjaan itu ya"

aku langsung saja keluar dari mobil tanpa memperdulikan ali yang bingung. haha walaupun aku menyukai ali, tapi aku menyayangi kurcaci kurcaci kesayangan lebih sedikit saja darinya.
jadi mereka juga prioritas utama ku.

"hai kurcaci kurcaci kecil kesayanganku!" sapa ku girang tapi mereka malah menatapku kaget. kenapa? ada yang salah?
ahh mungkin karena ada pangeran ganteng ku itu mereka juga pasti terpesona. tapi, kenapa mata elis menatap ku tajam seperti mengingatkan. ahh ya, aku baru sadar.
aku langsung memberikan mereka isyarat jari kelingking, dan telunjuk ku di bibir.
mereka tersenyum tanda mengerti.

"mereka siapa?" tanya ali sudah di samping ku dengan tangannya yang penuh karena belanjaan yang aku beli tadi.

"mereka kurcaci kurcaci kecil kesayanganku. hei para kurcaci ku, kenalin ini namanya pangeran ganteng ali ku" ucapku malu malu. pipi ku panas pasti memerah sekarang. ditambah lagi mereka menggoda ku dengan "ciee-an" mereka.

"hai pangeran ganteng ali kakak bidadari!" ucap mereka serempak. ahh mereka lucu sekali.

"haha aku bukan pangeran, panggil saja bang ali oke?" suruh ali pula tertawa pada mereka.

baru kali ini aku melihat ali tersenyum iklas seperti itu. seperti senang menemui kurcaci kesayangan ku. tapi baguslah!
senangnya melihat orang orang yang aku sayang bertemu dan berkumpul seperti ini.

"Oh iya, kakak bawa makanan banyak nih. bagi bagi ya? ntar kalo kurang, seperti biasa kita?"

"calling calling paman pizza! yeay!" ucap kami serentak. haha ini memang kebiasaan kami. mengemil, bercerita, mengemil, nyanyi bareng, ngemil lagi.
bukan nya kurang kerjaan, aku hanya tak ingin mereka kekurangan makanan. aku hanya ingin mereka menikmati hidup anak anak mereka yang seharusnya di manja, bukan di suruh bekerja saja.

ah ya, aku sampe lupa dengan pangeran ganteng ku. kan kami akan belajar bersama. aku melihatnya yang sedang menatapku, kali ini dengan berbeda. ada apa?

"ali, kita jadi belajar bareng kan?" tanya ku dan dia tak menjawab.

"kakak akan belajar? wah, ajarin dina juga dong bang. dina juga pengen bisa baca dan nulis." ujar si kecil dina masih dengan menyuap nasi ke mulutnya.

"makan dulu dina kecil ku, minum minum. Entar kamu keselek loh" ucapku membersihkan nasi yang celemotan di sekitar bibirnya. dia lucu sekali.

"elis juga mau dong bang"

"aku juga bang"

"sama aku juga"

semua pada menyahut memohon untuk ikut belajar. aku tau mereka ingin kan ini juga selama ini, belajar. Tapi apa daya lah aku yang otaknya minus begini. selalu saja ga bisa apa-apa, aku menunduk sedih merasa tak berguna lagi.

"iya, nanti abang ajarkan kalian semua membaca dan menulis. tapi makan nya harus habis, oke?" ujar ali membuat ku mendongkak menatapnya.

"benarkah?" bisik ku membuatnya mengangguk tersenyum.

"gue tau, mereka pasti ga bisa nulis dan baca karna lo ga bisa ngajarin mereka kan? gue tau otak lo kali, lek" ucapnya tertawa. aku hanya terkekeh mengusap leher ku salah tingkah, memang benar apa yang dikatakan nya.

****

Ya Allah terbuat dari apa pangeran di depan mata ku kini?
kenapa ia begitu sempurna. liat lah bagaimana ganteng nya dia mengajarkan kami di depan sana. aku hanya dapat terpaku pada bibir nya yang tak berhenti tersenyum dari tadi, hei jangan salah kan aku tak bisa konsentrasi. aku bisa taruhan kalo kalian pasti juga akan merasakan hal yang sama saat di posisi ku kini.

"kalian ngapain?" suara itu langsung menyadarkan ku dan melihat ke belakang.
ternyata vito, pasti dia baru pulang dari mengamen. anak nakal ini sudah berapa kali ku bilang tak usah mengamen terlalu lama tapi tetap saja tak mendengarkan. dia pasti capek dan belum makan.

"kakak udah berapa kali bilang, jangan pulang lama. kamu pasti capek kan? sana makan dulu ntar selesai makan kamu gabung bareng kami ya? pangeran ganteng kakak bakal ngajarin kita hari ini" ucapku mengusap kepalanya, dan seperti biasa dia pasti mendengkus dengan kesal menatapku.

"iya vit, kita bakalan bisa membaca dan menulis. aku saja sudah bisa menulis nama ku sendiri, liat ini" tunjuk elis gembira dengan kertas bertulis namanya. vito hanya melihat malas lalu menatap ali sama dengan menatap ku. kenapa? apa dia tak suka juga pada ali?

"kalian ngelakuin hal yang percuma!" teriaknya lalu beranjak pergi.

"vit, vito!" panggilku tapi tak pernah di hirau kan nya. kenapa sih vit kamu selalu ga bisa nerima kakak? apa salah kakak sama kamu?

aku pernah bilang kan kalo aku aslinya cengeng? liat sekarang aku menangis lagi. ada tiga hal yang membuat aku gampang sekali meneteskan air mata.
pertama, melihat adik adik ku menangis terutama yang cowo, karena menurut ku, cowo kalo udah nangis itu adalah kesakitan yang terdalam nya. makanya aku ga pernah kuat meliat cowo nangis.
kedua, melihat orang yang ku suka tapi tak menyukai ku. walaupun aku selalu mencoba bersabar tapi air mata ku tak pernah bohong. pasti ia akan menetes dengan sendirinya.
ketiga, aku kehilangan apa yang berharga dari yang aku punya dan pada akhirnya aku bakalan sendiri. itu adalah hal yang paling menyedihkan yang tak pernah aku inginkan.

"dia siapa?" tanya ali sudah di hadapan ku. dengan cepat aku menghapus air mata ini.

"namanya vito, dia salah satu diantara mereka. dia sama kayak kamu, yang dulu. aku menyayanginya tapi dia ga suka sama aku" senyum memang senyum, tapi air mata ku tetap keluar.
dan kurasakan sebuah tangan menghapus air mata ku. kuliat tangan itu, dan di luar dugaan ku. tangan ali dengan lembur menghapus air mataku.

"biar gue coba ngomong sama dia" ucap ali kuhawab anggukan.

ali pergi menyusul vito. baru kali ini, aku merasakan ali lembut kepada ku. ia menghapus air mata ku. aku tersenyum menatap langkahnya makin menjauh. terima kasih ali, terima kasih untuk mencoba berubah dibalik gengsi mu.



































Maaf ya dikit dan baru lanjut. lagi sibuk ospek masuk kuliah, dan ini nyempetin untuk ngetik walaupun gaje banget. makasih ya yang udah baca. ayo vote 20++ baru lanjut, hehe! 💙

Hello, UglyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora