Chapter 01: Jaylani Ahmad

65.1K 8.3K 920
                                    


Jinwandi Jaylani Ahmad atau lebih suka dipanggil Jay adalah cowok paling mungil di kelas 11 MIPA 3.

Wajahnya menggemaskan seperti masih SMP, dengan kerlipan polos dan tai lalat kecil di ujung matanya yang khas. Masih banyak yang tidak percaya Jay adalah yang tertua di kelas, bahkan satu tahun lebih di atas usia rata-rata teman-temannya.

Di kelas 2A3, tiap muridnya selalu punya keunikan yang membuat mereka terkenal. Cowok satu ini pun juga. Punya jiwa bisnis yang sangat kuat dan mendarah daging sangat kental membuat Jay dikenal hampir seantero sekolah.

Ia tidak merasa malu dipanggil sista-sista olshop asal barangnya jadi diorder, jangan hit n run. Bisa misuh-misuh sampe semingguan.

Dari SD Jay sudah biasa berjualan. Keluarganya pemilik grup bisnis. Ayah dan ibunya yang menjabat sebagai bos memang lebih sering di rumah, tapi juga tetap bekerja dengan membangun toko serba ada di depan rumah.

Jay juga dikenal sebagai anggota Rohis, Rohani Islam. Di akhir istirahat pertama biasa dijumpai di masjid untuk sholat Dhuha, sementara di awal istirahat kedua juga di masjid untuk sholat Dzuhur. Dulu di Taman Sari, kompleknya, ia juga dipilih menjadi Ketua Remaja Masjid Taman Sari.

Sayang, karena pergaulan ketika masuk kelas sebelas si anak rohis ini membanting stir ingin menjadi badboy yang garang dan keren.

Nggak tau ilham dari mana tiba-tiba cita-citanya menjadi seperti itu.

Padahal Jay liat anak seusianya ngerokok aja dia udah natap prihatin sambil mikir, 'itu duit buat rokok padahal bisa ditabung untuk beli barang lain yang lebih berguna. Kenapa sih mereka nggak sadar sebatang rokok itu borosnya minta ampun?'

Kadang kalau diajak bolos sama Jevon buat ke warnet aja Jay bakal bilang, 'elu aja, gue mau ngerjain soal LKS.' Padahal mah, nggak ada tugas dari guru. Jay pengen aja belajar.

Karena itu dia juga masuk jejeran anak pintar di kelas, jadi saingan utama Hanna dan Alveno, dua anggota olimpiade sekolah.

Jay dikenal sebagai anak yang lurus. Nggak neko-neko walau dia sering bilang, 'panggil gue Jay, biar kesannya badboy keren.'

Kalau sekali anak paud ya anak paud, gitu kata Yoyo.


Imut, pinter, rajin, pekerja keras, sederhana, alim, apa yang kurang?

Kalau ditanya ke 2A3, jelas mereka kompak menjawab: "Kewarasan."


Jaylani Ahmad kalau udah digabung sama Hanbin, Yoyo, Jevon, Juan, ataupun Bobi. Yaudah. Buyar keimutannya yang menggemaskan itu. Bahkan tak jarang Jay jadi back dancer Rosi kalau cewek jangkung itu udah kumat dangdutan.

Semakin lama bersama 2A3, Jay makin random. Ada aja celetukan-celetukannya yang nyampah. Ada aja kelakuannya yang pengen ditabok.


Dan kalau urusan jualan, Jaylani Ahmad juga makin di depan. Semakin percaya diri dengan usahanya.



Seperti hari ini.


Setelah mendapatkan Jiyo, si teman kelasnya yang keluarganya punya toko di Jl Adira C III untuk membangun online shop bersama, Jay juga mendapatkan anggota baru.

"Gimana Faili?" tanya Jane membuat Jay di mejanya menoleh. Jane tersenyum lebar dengan riang, setelah tadi memperkenalkan Faili ke depan Jay dan Jiyo, setuju dengan kerja sama mereka.

Flutter ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang