"Apa kita harus disini? Kau tidak ingat kita berakhir bagaimana saat terakhir kita disini, malam hari?"

"Tidak ada tempat lain"

"Kau tidak mengajakku ke apartemen mu?"

"Di dalam tidak ada siapa-siapa, aku tidak bisa membawa mu kedalam"

Sung Jae tersenyum lalu mengusap kepala Se Na.

"Anak baik"

"Kenapa kau selalu melakukan itu?"

"Melakukan apa?"

Se Na mempraktekan dengan mengusap kepalanya.

"Ahh Molla(aku tak tau), kenyang(hanya saja..) chuae (aku menyukainya)"

"Aishh Jinjja, kau kenapa?"

"Hmm"

"Kenapa tadi, kau aneh hari ini apa ada masalah?"

"Aku hanya sedang tidak bisa berfikir dan aku tidak tau harus pergi kemana"

"Ceritalah, mungkin aku bisa membantu meringankan bebanmu"

Sung Jae menatap Se Na yang duduk di samping nya.

"Kau bisa percaya padaku" ucap Se Na.

Sung Jae menarik nafas.


Flashback

Sung Jae berlari menuju rumah nya tempo hari sepulang dari rumah sakit, ia terkejut mendapati ibunya sedang di pukuli lagi oleh ayahnya.

"Aboeji!!" Teriak Sung Jae menghentikan Ayahnya yang sudah akan memukul ibunya lagi.

Sung Jae segera menghampiri ibunya yang terduduk di lantai.

"Eomma Gwaenchana?"

Ibunya mengangguk sembari menangis, ia juga terkejut melihat Sung Jae pulang.

"Minggir kau ini urusan orang dewasa!!"

"Sekarang apalagi hah? Belum cukup kau menyakiti Eomma, apa kau sudah gila?"

"Kau anak sialan!!"

Choi Sung Jae menerima tamparan Ayahnya. Sung Jae tersenyum sinis. Ayahnya sudah menaikan tangannya kembali.

"Hajima!!(jangan)" teriak seorang Yeoja.

Yeoja itu menghampiri Eomma dan Sung Jae lalu memeluk mereka.

"Jangan sakiti mereka lagi Aboeji, jebal(ku mohon)"

"Nuna" Sung Jae berkaca-kaca

"Choi So Mi pergilah jangan ikut campur"

"Aboeji.." So Mi memohon.

"Nuna masuklah kedalam.."

So Mi menggeleng pada adiknya itu,  tiba-tiba saja So Mi memegang dadanya.

"Nuna.. Nuna.." panggil Sung Jae.

"So Mi-yaa gwaenchana?" Tanya Eomma khawatir.

So Mi merasa kesakitan. Ayahnya menendang kursi dan keluar dari rumah.

"Nuna apa yang kau lakukan"

"Gwaenchana Sung Jae-a.."

Sung Jae menangis di pelukan So Mi.

Flashback end.


"Aku benar-benar tidak berguna, aku tidak bisa melindungi Eomma dan Nuna"

"Sudahlah jangan menyalahkan dirimu sendiri, tapi kenapa ayahmu berbuat seperti itu? Kenapa dia menyakiti ibumu?"

"Molla(aku tak tau) itu bermula saat aku dan keluargaku pindah ke Seoul saat itu aku kelas 3 sekolah dasar dan Aboeji mulai berubah, dia bukan orang yang aku kenal dulu, bukan lagi pria lembut yang aku suka, tapi sekarang ia menjadi pria yang bertempramen dari semenjak itu juga Eomma sering menjadi sasaran kemarahan Aboeji, aku sudah meminta Eomma untuk pergi meninggalkannya tapi Eomma tidak mau meninggalkan Aboeji"

"Waeyoo(kenapa)?"

"Cinta.."

Se Na mengkerutkan keningnya.

"Cinta lah yang membuat Eomma buta dan tidak bisa meninggalkan Aboeji sekalipun ia harus mati karena di pukuli ia rela asalkan Aboeji tetap bersamanya, maka dari itu aku benci dengan namanya Cinta"

Sung Jae menekuk lutut dan membenamkan wajahnya. Se Na merasa kasihan dengan Sung Jae ia memegang pundak Sung Jae. Se Na ingin menghibur Sung Jae.

"Kau bilang benci yang namanya Cinta? Jadi yang kau katakan padaku waktu itu apa?" Goda Se Na.

Sung Jae bangkit dan menghadap Se Na.

"Aku menyukaimu, bukan mencintaimu" Sung Jae mengelak.

"Itu sama saja"

"Beda"

"Sama"

"Beda"

"Sama"

"Jadi kau kau sudah mau menerimaku?"

"Ne?"

Se Na menjadi canggung ia menyesal karena sudah menyinggung soal pengakuan cinta Sung Jae.

"Otte(bagaimana)?" Sung Jae mendekatkan wajahnya.

"Yaa, kau baru saja menangis sekarang sudah tersenyum seperti itu Daebak, lagi pula aku hanya ingin menghibur mu saja"

"Makanya aku kesini, sepertinya kau bisa membuatku tersenyum disaat aku terpuruk" Sung Jae tersenyum lebar.

Kali ini Se Na tersipu malu dia pun ikut tersenyum.


***

To Be Continue






T A E G U K V

Descendants Of The Sun (FF) PART IWhere stories live. Discover now