Sampai aku di kelas aku segera menuju bangku ku dengan Taehyung, iya aku duduk dengan Taehyung jika di sini. Sedangkan Park Jimin bantet duduk dengan Im Jaebum yang sejuta bakat. Aku menghampiri mereka.

"Pagi Hyung, sepertinya ada yang terlihat senang pagi ini ?" kata Jimin.

"Iya sepertinya ada yang sedang di mabuk cinta."

"Sampai lupa pada sahabatnya disini ?" Jaebum menimpali.

Sedangkan uke manis Taehyung tidak menanggapi, dia sendiri sibuk dengan ponselnya dari tadi. "Kalian ini, seperti tidak pernah mengalaminya saja ?" kata ku sambil tersenyum.

"Tentu kami mengalaminya Hyung, memangnya kau tidak tahu."

"Selama ini hanya kau yang jomblo di antara kami ?" kata Jimin.

"Iya benar kata Jimin, Hyung, dan bagaimana kalau kapan kapan kita kencan bersama Hyung? " jawab Jaebum.

"Terserah kalian saja. Asalkan aku bisa bersama Bambam."

"Lalu bagimana dengan mu Tae?" kata ku dan segera melirik Taehyung.

"Iya aku mau saja Hyung, lagipula tidak ada salahnya untuk jalan jalan bersama." jawab Taehyung.

"Baiklah kalau begitu. Oh iya Tae."

"Ada sesuatu yang ingin ku sampaikan dan kuharap kau bisa membantu?" tanya padaku pada Tae.

"Apa Hyung?" jawab Taehyung dan double J hanya bisa mendengarkan.

"Kurasa tidak disini Tae."

"Kalian berdua harus membantu ku juga ?"

Tentunya mereka binggung dengan apa yang aku ucapkan. Tapi meraka tetap menanggukan kepala tanda mengerti.

"Lagi satu."

"Kurasa kita bisa bertemu di cafe biasa tempat berkumpul, lagi pula kita sudah lama tak pergi bersama ?" kata ku lagi.

"Baiklah Hyung." jawab double J pada ku, tapi tidak dengan Taehyung, segera kualihkan pandangan ku pada Taehyung.

"Bagaimana dengan mu Tae ?"

"Hyung sepertinya aku tidak bisa!" jawab dia dengan wajah memelas.

"Kenapa ?" tanya ku sambil menyeritkan alis ku.

"Kau tahu sendiri bagimana Jungkook, Hyung."

"Dia tidak akan membiarkan ku pergi kemana mana tanpa dia Hyung." kata Taehyung dengan wajah sedih dan merasa tidak enak.

Aku lupa bahwa dia punya seme yang pencemburu dan posesif, tapi aku maklum sih dan kalian jangan bilang pada Bambam iya.

Sebenarnya aku sebelas dua belas dengan Jungkook habis kalian bisa liat kan mana mau kami membiarkan uke unyu dan imut apalagi super duper manis seperti mereka pergi sendiri.

Bagaimana kalau meraka di terkam dan dilirik orang lain. Oh aku tidak bisa membayangkannya. Baru segitu saja aku berpikiran sudah membuat darahku mendidih ingin membunuh orang.

"Aku mengerti Tae, lebih baik kau ajak Jungkook juga."

"Lagian ini masih ada hubungannya dengannya, kurasa aku juga akan butuh bantuan Jungkook!"

''Bolehkah Hyung? kalau begitu aku akan menghubungi nya kalau begitu Hyung?" jawab Taehyung antusias.

"Hmm." jawab ku singkat.

Tidak lama menunggu , Taehyung kembali menoleh kepada ku senyum kotak mengiasi wajahnya, sepertinya Jungkook bersedia.

"Hyung Kookie mau bertemu di cafe, dia juga dengan senang hati mengantar ku." kata Taehyung senang.

"Oke, kalau begitu kita bicarakan di cafe nanti." mereka semua menjawab dengan anggukan, tak lama guru Lee memasuki kelas dan pelajaran di mulai.

🔹

🔸

🔹

🔸

🔹

🔸

🔹

🔸

Bambam pov

Pelajaran telah selesai, aku segera membereskan buku buku dan peralatan yang aku punya kedalam tas ku.

Kurasakan tepukan di bahu kanan ku, ternyata disana ada Mark Hyung yang telah sampai dikelas ku.

"Bammie. Apa sudah selasai? mari pulang Sayang?" katanya dan tak lupa ciuman di bibir ku.

Bisa kurasakan wajah ku memanas, walaupun itu sudah menjadi kebiasan untuk ku, tapi tetap saja aku belum terbiasa dengan sikap Mark Hyung pada ku.

"Sudah Hyung, ayo?" kata ku dan segera saja dia mengegam tangan ku.

Mark Hyung menuntunku ke parkiran, dia tidak lupa juga dia membukakan pintu mobil mewahnya untukku.

Di perjalan pulang tak ada yang banyak dibicarakan, tapi aku merasa ada yang mau dikatakan, langsung saja aku bertanya.

"Ada apa Hyung?" kata ku mulai pembicaran.

"Tidak ada apa Sayang, hanya aku mau meminta ijin pada mu ?" katanya.

"Meminta ijin untuk apa Hyung?"

"Nanti sore aku mau berkumpul sebentar dengan teman teman ku? Apa kau tidak keberantan aku pergi?"

"Yak Hyung, aku kira ada apa."

"Kalau hanya itu aku pasti ijinkan kau pergi Hyung."

"Lagi perlu tidak usah meminta ijin, lagi pula mereka sahabat mu Hyung." kata ku tulus.

"Bukan begitu Bam, sekarang kau kekasih ku Sayang."

"Jadi setidaknya aku harus mendapat ijin dari mu, karena kau orang yang penting untuk ku." jawab Mark Hyung.

Aku bisa merasakan hati ku menghangat mendengar kata katanya itu.

"Iya Hyung kau boleh pergi."

"Terimakasih sayang."

Tak terasa kami pun tiba sudah dirumah, ternyata kalau sudah dengan orang yang kita cinta waktu sangat singkat iya.

Aku segera membuka pintu mobil Mark Hyung, tapi tangan ku sudah di tahan olehnya.

Tidak lama dia berlari kesisi mobil yang terdapat di depan tempat ku duduk. Segera dia membukakan pintu untuk ku.

"Bam, sudah sampai. Kalau begitu aku pulang dulu ia Sayang?"

"Tidak mampir dulu Hyung?" kata ku mengajak dia singah di rumah kedua orang tua ku.

"Tidak usah Sayang, lain kali saja. Aku buru buru, aku takut mereka sudah menunggu di cafe Bam." katanya menolak dengan halus, mungkin takut aku kecewa.

"Baiklah kalau begitu hyung, sampai jumpa?"

"Iya Sayang." tak lupa dia mecium kening ku dan beralih ke bibir ku.

Setelahnya dia langsung masuk ke mobil dan tak lupa melambaikan tangan. Kurasakan Mark Hyung sudah jauh, baru ku langkah kan kaki ku masuk ke dalam.

Bersambung...
14/09/19

MARKBAM | ENDWhere stories live. Discover now