∞ untuk hati yang masih memilihku

7.8K 569 8
                                    

Aku menyebutnya patah hati.
Seseorang telah mencuri apa yang aku rasa.

"Sejak kapan?"

Pandanganku beralih dari gelas kopi dingin yang kugenggam dan menatap ke jendela kaca yang memantulkan rupamu.

"Sejak kapan hatimu bukan lagi milikku?"

Pertanyaan darimu itu meluncur dengan nada getir. Membuat genggaman tanganku pada gelas kopi semakin menguat. Tetapi, saat itu tak ada sedikitpun suara yang mampu aku keluarkan di hadapanmu.

Lalu, kamu mengembuskan napas panjang yang terdengar begitu berat.

"Pergilah. Pergilah jika kamu ingin," katamu, diikuti sebuah tawa pilu. "Itu yang ingin kamu dengar dariku, bukan?"

Alih-alih menjawab, aku justru tetap bergeming dan menyesap kopiku pelan-pelan.

"Kamu boleh pergi sebentar, tapi jangan lupa untuk kembali," ujar kamu lagi. "Sebab hatiku masih milikmu. Hatiku masih memilih kamu. Dan, ia akan ikut bersamamu ke manapun kamu pergi."

Satu helaan napas, dan akhirnya aku menguatkan diri untuk menatapmu lekat-lekat.

Menatap raut wajah yang lelah. Menatap sepasang bola mata cokelat yang terlihat terluka. Menatap seorang laki-laki yang hatinya patah karenaku.

"Tapi, tidak denganku," ucapku lirih. "Hatiku tidak lagi memilih kamu. Rasa ini bukan lagi untukmu."

Seseorang telah mencuri apa yang aku rasa.
Namun, kamu masih menyebutnya cinta.

Word VomitWhere stories live. Discover now