16. I Want You Here

82.1K 6.1K 298
                                    

Lala meletakkan gelas berisi coklat panasnya kembali ke meja. Niatnya untuk meneguk minuman manis itu tertunda karena rasa keingin tahuannya akan cerita Rachel nampaknya lebih besar.

Lala adalah teman dekat lain Rachel selain Daisy. Mereka dekat karena pernah terlibat project pemotretan bersama untuk salah satu majalah remaja. Lala sendiri berprofesi sebagai artis. Wajahnya sering muncul di ftv remaja. Karena sama-sama berprofesi di dunia hiburan, keduanya jadi mudah akrab. Sebelumnya mereka hanya saling kenal sebagai teman seangkatan. Tapi setelah project tersebut keduanya jadi sering hangout bareng bersama sesama seleb remaja seusia mereka.

"Gue nggak ngerti deh Cel, jadi di mana letak 'aneh' nya si Dimas ini?" tanya Lala sambil menopang dagunya. "I mean, dia gemesin banget loh. Padahal dia lebih muda dari lo tapi dia dewasa banget setiap lagi sama lo." Lala berbicara dengan tatapan memuja. Padahal objek yang dibicarakannya bahkan tidak ada di sana.

Rachel mengela nafas. Dia baru saja sedikit bercerita dengan Lala soal sikap Dimas yang sedikit dianggap aneh olehnya. Well, sebenarnya bukan sikap Dimas yang aneh melainkan Rachel yang menganggap apa yang Dimas lakukan itu aneh. That's different, right?

Dimas aneh, La, gue ngerasa makin ke sini hubungan kami semakin real. Dan gue khawatir. Rachel membatin. Jelas dia tidak bisa mengatakan hal itu blak-blakan pada Lala. Gadis itu tidak tau hubungan yang tengah dijalaninya dan Dimas hanyalah sandiwara semata.

"Jadi menurut lo hubungan gue sama dia...normal?" tanya Rachel lagi dengan nada sangsi.

"He'eh. Tapi ya itu sih, semenjak sama Dimas lo jadi jarang jalan lagi sama gue atau anak-anak." Lala menegakkan tubuhnya yang sejak tadi lebih mencondong ke arah Rachel. Bibirnya menyunggingkan senyum menggoda. "Pasangan baru sih, masih anget-anget tai ayam."

"Jorok lo, La!" Rachel melempari Lala dengan gumpalan tissue yang sejak tadi dimainkan olehnya. "Dimas emang rada posesif gitu, sih." Tatapan Rachel menerawang jauh, dalam kepalanya membayangkan wajah Dimas.

"Gimana tanggapan penggemar-penggemar lo di instagram?" tanya Lala penasaran. "Lo ngepost foto sama Dimas, kan?"

Rachel menggeleng. "Belum. Gue nggak mau ah, kasihan nanti takut ada komentar aneh-aneh nyampahin akunnya Dimas."

Lala terkekeh. "Yakin lo komentar aneh? Yang ada Dimas ikutan dapet fans! Dia gemay parah, ih!" Lala berekspresi gemas seolah Dimas memang benar-benar ada di depannya. "Lagian lo nggak bangga amat sih punya pacar gemesin kayak gitu?"

Rachel memincingkan mata menatap Lala. Gadis seperti Lala yang hello, selalu dikelilingi cowok-cowok ganteng dan terkenal menilai kalau Dimas memiliki kelebihan dan pantas untuk disukai. Bagaimana cewek-cewek lain di sekolah mereka?

Tiba-tiba Rachel merasa ingin mengakui kepada semua orang kalau dia dan Dimas berpacaran. Hanya untuk mempertegas kalau saat ini Dimas miliknya. Walau hanya pura-pura.

"Should I post one?" tanya Rachel memecah keheningan.

Lala yang sedang terfokus kepada layar ponselnya menegakkan kepalanya dan menatap Rachel. "Apa?" tanyanya meminta Rachel mengulangi pertanyaannya.

Rachel menggigit kecil bibir bawahnya. "Posting fotonya Dimas," kata Rachel malu-malu.

Lala tersenyum. "Go ahead, he's yours baby!" kata gadis itu sambil terkekeh. Namun kekehannya sama sekali tidak berunsur menggoda, murni tertawa karena gemas dengan Rachel yang masih malu-malu mengakui Dimas sebagai pacarnya.

Rachel pun diam sambil memikirkan semuanya.

***
Rachel baru selesai mengikuti bimbingan belajar saat jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Kebetulan malam itu malam Minggu, sehingga Rachel memutuskan untuk tidak langsung pulang dan mampir ke mall karena dia sudah lama tidak keluar untuk sekedar cuci mata.

Knock Me OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang