part 22

22.2K 599 73
                                    

Lagunya di puter terus yah biar bacanya enak dannn Untuk semua readers tercinta terimakasih karena sudah memberi vote n coment kalian, tapi aku harap kalo coment jangan cuma next atau lanjut ya.
Silahkan coment sepuas kalian, bisa coment tentang apa aja.
Heheheee.

*

Adam terlihat lebih diam selama dua hari ini, diam karena memikirkan sosok wanita di dalam kepalanya dalam bayangan samar samar namun ia tak mennyakan kepada Antonie karena lidahnya terasa kelu saat ingin menanyakan perihal tersebut. Sampai suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunannya.

"Tuan." Antonie pengawal nya yang sudah tua membungkukan kepalanya menunjukan rasa hormatnya kepada tuannya, namun tuannya tidak menjawab panggilan Antonie.

"Kami para pengawal sudah beberapa kali berusaha menerobos masuk kedalam vila tersebut, namun selalu gagal."antonie menelan ludah saat memberi sedikit jeda di kalimatnya, sementara Adam memelototinya tajam.

"Namun mereka berhasil mendapatkan foto orang itu dengan mudah." Antonie memberanikan diri menghampiri tuannya sembari memberikan selembar foto pria tampan menggunakan kacamata hitam menghiasi wajah tampan seperti dewa yunani, Adam memperhatikan foto tersebut dengan seksama , menelusuri tiap inci foto tersebut, namun ia tetap tidak mengenali pria di foto tersebut. Dengan penuh frustasi karena ingatannya sekarang terbatas seperti yang dikatakan dokter, Adam meletakan foto itu di nakas samping ranjang besar di salah satu ruangan di rumah sakit tersebut.

Sementara Antonie yang berusaha menahan keinginannya untuk memberitahukan keadaan Keana kepada tuannya, karena tidak ingin membuat tuannya kebingungan dan bertanya tanya, hingga ahirnya tuannya akan merasakan denyutan menyakitkan di kepalanya lagi, karena dokter mengatakan biarkan tuannya mengingat semuanya sendirian tanpa bantuan dengan cara memberitahukan tentang apapun kepadanya,karena jika di paksakan akan berdampak buruk untuknya.

"Ada baiknya kau berhenti merekrut orang bodoh dan berbalik arah untuk mencari yang lebih baik dari pada sekumpulan orang orang yang hanya bekerja untuk membanggakan diri mereka karena bekerja padaku." Antonie menelan ludah melihat kekesalan tuannya dibalik suara baritonnya.

**

Adam mengamati seisi rumah dengan keadaan yang masih sama, terutama para pelayan yang sekarang berdiri di sepanjang sisi kiri dan kanan ruangan yang akan dilewati oleh tuan mereka sambil menundukan kepala mereka tanda kepatuhan, dan seperti biasa kalau Adam menganggap mereka tak ada.

Selangkah demi selangkah saat ia melalui ruangan di ikuti Antonie, Adam merasakan hatinya menggebu gebu dan mungkin sedikit gembira, tapi tentang apa ia pun tak tau, dan saat menginjakan kakinya ke tangga pertama, ia mengamati dan mempelajari apa ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selangkah demi selangkah saat ia melalui ruangan di ikuti Antonie, Adam merasakan hatinya menggebu gebu dan mungkin sedikit gembira, tapi tentang apa ia pun tak tau, dan saat menginjakan kakinya ke tangga pertama, ia mengamati dan mempelajari apa yang dirasakan oleh hatinya, ini terasa aneh baginya karena seingatnya ia tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya, ketika ia mencapai tangga dan berhenti saat di langkahnya yang ketiga saat mengamati pintu kamarnya, dan Antonie yang berdiri di sisi kanan belang Adam mendundukan kepalanya sambil menggeleng samar karena frustasi saat melihat tuannya tiba tiba meletakkan tangan kanannya di dada sebelah kiri dan menarik nafas panjang.

Keana DenayaWhere stories live. Discover now