part 6

22.5K 678 8
                                    

Keana pov.

Kudengar suara orang sedang berteriak diluar,kasar,kejam,dan penuh makian membuatku terkejut,dan takut.lalu tiba tiba semuanya kembali sunyi.

'Ada apa lagi ini?' Batinku bertanya karena ketakutan.

Setelah beberapa saat ku dengar pintu kamarku dibuka dan aku menoleh ke arah tersebut.seseorang berjalan kearahku. dengan tenang ia melangkah terus dengan ketukan dari suara sepatunya yang membawa aura misterius di tambah dengan lampu di kamar tidak dinyalakan,membuatku takut ,akan siapa disana.
Apakah itu seseorang yang akan membuatku tidak bernafas lagi.dan tidak ada suara apapun kecuali suara sepatunya melangkah yang di iringi lolongan anjing yang mengaung .namu aku mengingat aroma wangi ini dari tubuh seseorang.lalu ketika dia semakin mendekat,aku bergerak mundur dan merapatkan selimut namun silaunya rembulan yang masuk melalui celah tirai yang tak sepenuhny tertutup membuatku mengangkat sebelah tanganku untuk menutupi sinar cahaya rembulan yang menyinari sebelah wajahku.lalu aku melihatnya melewatiku berjalan melewati meja rias, dengan tatapannya yang tidak terputus padaku lalu duduk di sofa yang berada dekat meja rias yang ada di depanku lalu menghidupkan lampu sudut yang di dekatnya.

"Kau." Lalu ku turunkan tanganku dan tubuhku bergidik saat melihatnya dan menyebut namanya.namun tidak dengan nya yang sekarang menatap tajam dan kejam kearahku,dengan sifat tenangnya yang dapat mengintimidasiku.

Kemudian dia berjalan lagi kearahku dan duduk di tempat tidurku dekat dengan kakiku dan menyibak kasar salimutku yang tak dapat ku tahan karna kuatnya sentakan ditambah tubuhku masih lemah lalu di buang ke sembarang arah.
Lalu aku menarik kedua kakiku berusaha menjauhkan diriku darinya namun tangan nya yang sangat besar itu menahan kedua kakiku dengan sebelah tangannya membuatku mengernyit karena lukaku ,yeah aku baru tersadar jika tadi kakiku terluka dan tadi aku berada dilantai,bukan di tempat tidur seperti sekarang.gerak geriku yang kebingungan siapa yang membawa ku ke atas tempat tidur membuat adam memajukan tubuhnya sedikit kearahku.

" aku yang membawamu ".dia menjawab pertanyaanku tanpa aku perlu bertanya .lalu dia kembali melihat kearah kakiku dan mengangkat sebelah kakiki dan membaliknya,membuatku menarik sedikit kakiku namun bajingan ini malah meremas kuat pada lilitan perban membuatku meringis sakit,dan menangis.

"Jangan melawanku jika kau ingin daĺam keadaan baik baik saja."lalu dia membuka kedua perbanku yang sangat menjijikan yang sudah berwarna merah kehitaman dan dibuangnya kebawah, lalu mengambil kotak berwarna hitam yang sudah tersedia di nakas yang baru ku ketahui adalah kotak p3k saat dia meletakkannya di sampingku , lalu dia mengambil kapas dan membuka botol berwarna hijau yang sepertinya itu adalah alkohol karna saat di tuangkan pada kapas ,kapas nya tidak berubah warna. Lalu di tempelkannya pada telapak kaki kananku , lalu aku terduduk dan mengernyit saat ku rasakan kakiku berdenyut sangat perih.

" hentikan!! aku bisa mengurus diriku sendiri !" Makiku sambil terisak dan menarik narik kakiku namun kakiku tidak berpindah letaknya sedikit pun.malah dia menempelkan lagi kapas itu pada kaki satunya.

" aku hanya tidak ingin ada seseorang yang membawa penyakit dirumah ini."

"Ohhh maaf tuan aku tidak melangkah sendiri kesini,dan kau tak perlu repot repot, karna sebaiknya kau keluarkan aku dari tempat terkutuk ini!"balas keana dengan gemetar.
Namun berbeda dengan pria berambut hitam,berhidung mancung,dan bulu bulu kecil menghiasi sekitar wajah turki inggris nya.dia tetap tenang dengan tatapan tajamnya yang terus memperhatikan ikatan kain kasa yang sekarang sudah berganti melilit rapih di  kakiku.

"kakimu dapat mengotori lantai lantai rumahku."
setelah dia menyelesaikan tugasnya,karna dia yang mengobati lukaku membuatku makin meradang.
lalu ku lemparkan kotak p3k itu kearahnya dan dengan santainya dia menangkisnya,lalu kulihat tangan kiriku terdapat selang infus lagi ,dengan cepat aku menarik kasar infus itu agar terlepas segera dari tanganku.

Keana DenayaWhere stories live. Discover now