Jantungku berdegup kencang sekali dan aku merasakan hawa panas mengaliri tubuhku saat ini. Mataku memanas dan siap untuk menumpahkan laharnya.

Apa lagi ini? Erlang menyembunyikan sesuatu lagi dariku dan aku sama sekali tidak tahu apa-apa di sini.

"Bas, ono opo tho? Kok mukamu jadi pucat gitu habis terima telpon?" tanya Kinan khawatir.

"Erlang lagi dinner sama Vero," jawabku lirih.

"Opo?! Kok iso? Piye ceritane?" tanya Kinan dengan bahasa jawa medoknya.

Aku menggeleng karena memang sama sekali tidak mengerti mengapa mereka berdua bisa bersama saat ini. Omong kosong macam apa ini? Mustahil jika tak terjadi sesuatu di antara keduanya.

Aku tidak tahu ada hubungan apa antara mereka berdua. Yang aku tahu Vero adalah model yang sering diambil fotonya oleh Erlang. Mereka juga sering sekali terlibat kerja sama berdua.

Kinan diam tanpa kata melihatku, sepertinya dia tak ingin berkomentar terlalu jauh karena tak ingin membuatku semakin sedih.

"Aku tanya Abim aja kalo gitu. Dia pasti tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini," kata Kinan selanjutnya sambil membuka layar ponselnya, sepertinya mencari sebuah nama di phone book-nya dan tak lama, dia pun menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Halo, iya. Sibuk, ndak?" tanyanya diiringi senyuman. Aku melihatnya dengan kening mengernyit aneh.

"...."

"Iya udah tadi, kamu sendiri?" tanya Kinan lagi sambil memilin kaus oblongnya.

Aku masih terdiam tak tahu harus bagaimana dan hanya mendengarkan obrolan Kinan dengan Abimana yang terdengar tidak biasanya.

"Lain kali aja, aku lagi nemenin Bastian. Dia lagi sedih," katanya seraya melirikku dari sudut matanya. Aku menarik sudut bibirku sekilas.

"...."

"Iya-iya, bawel, ih! Gini ..., aku mau nanya sesuatu sama kamu, tapi jawab jujur!"

"...."

"Ada hubungan apa antara Vero sama Erlang?"

Kinan diam sejenak, kemudian kembali berujar. "Lama ah, kalo nanya ke dia sendiri. Sekarang aja dia jadi sok sibuk."

Kinan mengangguk-anggukkan kepalanya seperti orang bodoh saat ini. Seperti Abimana melihat gerakannya saja. Aku tersenyum dalam hati melihat tingkah sahabatku itu.

"Oke kalo kamu ndak mau kasih tahu, aku bisa cari tahu sendiri di internet!" jawab Kinan kesal dengan bibir cemberut. Aku melongo melihat ekspresi Kinan. Tumben sekali dia jadi seperti bocah kecil begitu.

"...."

"Ya udah kasih tahu cepet! Lama, ih!"

Kembali aku mengernyit melihatnya. Kali ini nada bicara Kinan berubah manja.

Sebenarnya ada apa sih di antara mereka berdua? Aku semakin penasaran. Sejak pulang dari Belitung, aku sama sekali tak pernah mendengar pertengkaran mereka berdua lagi.

Saat bertemu kemarin pun, Kinan dan Abimana terlihat rukun dan sama sekali tak berdebat seperti biasanya. Sepertinya telah terjadi sesuatu di antara mereka berdua. Aku harus cari tahu secepatnya, nih!

"Hah! Serius?!"

Aku terkesiap kaget mendengar pekikan Kinan. Gadis itu kembali melihatku lalu meringis kecil, setelah itu dia kembali mengangguk-anggukan kepalanya. Aku semakin penasaran dengan pembicaraan mereka berdua saat ini.

SOULMATENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ