ATAS BAWAH

112 13 4
                                    

LAGU : Lilin-Lilin Kecil - Chrisye

====

Hidup itu bagaikan air, dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, kemudian terus mengalir mencari muara, lalu terkumpul menjadi satu dengan yang lainnya, tanpa bisa diketahui perbedaannya. Entah sampai kapan saja tiba-tiba air itu akan masuk ke hilir yang berbeda. Kalau tanah bendungannya semakin mengecil, maka ia akan meresap ke tanah, hingga berhenti di mata air paling dalam.

Kita takkan pernah tahu kapan kita berada di atas, lalu langsung dihempas ke bawah tanpa ampun. Kita takkan pernah tahu apakah yang kita jalani akan terasa begitu menggetarkan, atau justru biasa-biasa saja. Kita takkan pernah tahu akan takdir yang membelenggu kehidupan kita, parahnya bahkan kita tak mau tahu.

Itulah yang terjadi padaku sekarang. Remaja yang hidupnya di ujung tanduk, yang tak mampu berdiri seimbang di atas jembatan sempit nan cilik. Sungguh beruntung kalau aku berdiri di tengah tanah lapang, atau mungkin aku jatuh saja ke dalam jurang yang sangat curam hingga ragaku tak berbentuk. Mengapa? Karena itu hanya sekilas. Karena itu juga jelas. Siksa yang sebenarnya bagiku adalah memposisikan diri pada ketidakpastian yang hampa ini. Lebih baik aku terlalu bahagia, atau menderita luar biasa daripada harus menjalani hidup tanpa arti.

Manakala...
Mentari tua lelah berpijar

Kau akan mengerti apa itu hidup ketika kau sudah sendiri, tak bergantung pada seorang pun. Bukan karena memang kau sudah siap untuk menjadi mapan, tapi karena waktu yang menuntutmu demikian.

Manakala...
Bulan nan genit enggan tersenyum

Salah jika kau, atau kalian, bilang bahwa masa muda dipuas-puaskan untuk melakukan hal yang liberal. Keliru kalau kalian anggap masa muda itu sekadar untuk dinikmati. Memangnya siapa yang membuat kalian bisa bersenang-senang di masa muda itu sendiri? Kalian sendiri?

Berkerut-kerut tiada berseri...
Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan...

Kalian awalnya hidup pada siapa? Apa memang seorang diri? Sebatang kara tanpa seorang sanak saudara pun? Merasa bahwa kalian sudah bisa menghidupi diri kalian sendiri? Bagus! Tapi, bukankah itu terlalu mustahil? Sesepi apa pun, pasti ada yang mengurus kalian dari kalian bayi hingga tumbuh menjadi orang. Ya, orang. Apa kalian mau tumbuh tidak jadi orang?

Hitam kini...
Hitam nanti...
Gelap kini...
Akankah berganti?

Lihatlah pemuda-pemudi yang kini tengah bersorak-sorai membanggakan ke-hedonisme mereka. Mereka yang saling pamer akan harta dan kekayaan, mengekspos diri pada media dengan tidak layak. Apa yang ada di pikiran mereka, ya, kira-kira? Sudah terlalu hebat bisa menghidupi diri sendiri? Lalu, apa yang kalian pikirkan? Merasa iri dan terbuang di era globalisasi ini? Hey, apa itu generasi muda yang kita inginkan?

Dan kau lilin-lilin kecil...

Mending untuk mereka yang berada. Belum lagi bocah-bocah yang menonjolkan diri seolah mereka yang paling hebat, memeras tulang punggung keluarga yang bisa terhitung jadi dua, padahal bukan siapa-siapa ibarat seonggok sampah.

Sanggupkah kau mengganti?
Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya?

Apa yang dilakukan orang-orang seperti itu selama ini? Kenapa mereka hanya berpikiran pada masa kini dan hal yang instan? Tidak bisakah mereka, atau mungkin kita, beralih pada yang lain-yang lebih baik?

Dan kau lilin-lilin kecil...

Aku kehilangan ibuku karena kelalaianku dalam menjaganya. Ketidakacuhanku pada perhatiannya. Ayahku pergi karena aku seolah tak pernah ingin dia ada. Aku yang selalu merasa tak peduli akan keberadaan mereka, padahal mereka selalu berusaha untuk memberi jalan hidup yang benar kepadaku.

Sanggupkah kau berpijar?
Sanggupkah kau menyengat seisi dunia?

Sekarang, dengan segala keterbatasanku, aku bisa apa? Meminta-minta secara amoral? Merampok harta orang? Bersikap tak berpendidikan begitu?

Ayo, beritahu aku. Kita bisa apa kalau pedoman kita hilang? Kita bisa apa kalau sudah biasa bergantung, kemudian tali ikatannya lepas? Syukur semisal mendarat dengan kedua telapak kaki, kalau dengan punggung bagaimana?

Generasi muda yang sangat dibanggakan bangsa. Ayo, kita gunakan waktu kita secara baik. Sedetik pun yang terlewatkan hendaknya dilalui dengan hal positif. Kalau kamu tidak bisa mencetak prestasi yang besar, setidaknya jadilah orang yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Lilin-lilin kecil, seharusnya habis meleleh tanpa sia-sia.
.
.
TAMAT

Song Fiction: Golden MemoriesWhere stories live. Discover now