Part 3

319 14 0
                                    

Maaf yakk kalo ada banyak typo disini... Xixixi
.
.
.
.

Leonna pov

Setelah acara pembullyan tadi aku pergi ketaman belakang sekolah. Karena hanya tempat ini yang biasa aku jadikan sasaran saat aku disakiti lagi. Sungguh aku merasa lelah dengan semua ini.

Sejak aku bayi, aku telah dibuang oleh orang tuaku sendiri. Kata ibu panti yang sudah merawatku kalau aku ditemukan saat aku masih bayi. Bayi kecil yang belum mengerti kekejaman yang ada didunia ini tapi aku sudah mengalaminya sejak aku masih bayi.

Sungguh aku ingin protes dengan takdir yang selalu mempermainkan hidupku. Aku kira setelah aku diadopsi aku akan hidup bahagia. Nyatanya tidak! Mereka benar mengadopsiku sebagai anak dan memperlakukanku sebagai seorang putri tapi sayang itu tidak bertahan lama. Sejak peristiwa itu semuanya telah berubah.

.
.
Flasback on
"Kakak ayo cepat kejar aku cepat tangkap boneka bear ini kalau tidak boneka ini akan jadi milikku" ucap anak kecil yang sedang berlari sambil membawa boneka bear yang berwarna pink itu.

"Adik tolong kembalikan boneka kakak. Itu boneka kesayangan kakak . itu pemberian opah sebelum meninggal. Tolong kembalikan adik" ucap gadis yang punya boneka bear itu dengan nafas yang tersenggal senggal karena gadis itu memiliki penyakit asma.

"Ayo kakak kejar aku" ucap gadis yang mengambil boneka sang kakak dengan berlari keluar rumah dan tanpa disadari gadis yang mengambil boneka itu ternyata ada mobil yang melaju kencang bagaikan kilat.

"Adik awaaasss" ucap sang kakak sambil terus berlari tanpa memperdulikan asma nya yang mulai kambuh. Terus berlari dan saat dirinya sudah didekat sang adik dia mendorong sang adik agar terhindar dari mobil itu. Tapi mobil itu sungguh melaju dengan sangat kencang sehingga sang kakak tidak sempat menghindar dari mobil itu. Tubuhnya terpental jauh dari posisi semula. Seorang laki laki yang tak berada jauh dari tempat kejadian terlihat sangat terpukul karena orang yang selalu dijaganya dan selalu dicintainya mengalami kecelakaan yang ada didepannya. Setelah tersadar dari keterkejutannya anak laki laki itu segera berlari menuju anak gadis yang tubuhnya dipenuhi oleh darah itu.

"Masshaaa...." anak laki laki itu berteriak sambil memangku kepala gadis itu kepahanya. Dia menggoyang goyangkan tubub gadis yang dipanggil Masha itu agar Masha bangun.

Sedengkan perempuan itu merangkul boneka bear itu dengan erat. Dia tidak menyangka kalau berakhir seperti ini. Dia hanya ingin bermain dengan gadis yang bernama Masha itu. Dia mengangis tersedu sedu.

"Kauu!!! Gara gara kau Masha mengalami kecelakaan. Aku membencimu. Sangat membencimu . tak akan ku biarkan hidupmu bahagia!! Aku jamin itu AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN HIDUPMU BAHAGIA!! AKAN AKU HANCURKAN SETIAP MIMIPIMU TENTANG KEBAHAGIAN!! AKU JAMIN HIDUPMU AKAN SEPERTI NERAKA SEHINGGA KAU TIDAK AKAN SANGGUP LAGI UNTUK HIDUP!!" ucap anak laki laki itu dengan penuh penekanan dan ancaman. Sedangkan gadis itu hanya bisa menangis. Menangisi atas kebodohanya.

Flasback off
.
.
.
(Masih pov-nya Leonaa)
Dibawah pohon rindang ini Leona menangis. Menumpahkan segala rasa yang ada dihatinya. Yang selama ini disimpannya.

Dia berpikir masih adakah orang yang masih menyayanginya. Apakah orangtuanya menyesal telah membuang anaknya. Apakah orang tuanya mencari dirinya dari panti ke panti. Tak adakah yang mau berteman dengannya. Menjadi sahabatnya yang akan selalu menghibur dirinya saat sedang sedih.

Apakah kalian punya jawaban dari semua pertanyaan yang berasal dari hatiku. Katakanlah aku ingin mendengar jawaban dari kalian. Kenapa aku dilahirkan kalau aku akan sendirian disini. Aku butuh kalian disini disampingku.

Setiap langkah kehidupanku selalu diiringi dengan kesendirian kehampaan dan nyanyian dari jiwa yang kosong.

"Ckk. Berisik lo mengganggu orang tidur aja" ucap cowok itu dari atas pohon yang ia jadikan tempat untuk tidur.

Leona segera menghentikan tangisannya. Dan mencari sumber suara

"Gue diatas" ucap pria itu lagi seakan tau kalau cewek itu mencari suaranya. Pria itu langsung melompat kebawah pas saat Leona mengadahkan wajahnya keatas.

"Si..siappa kamu" ucap Leona dengan sedikit gugup dan segera memakai kacamata yang sempat dilepasnya itu.

"Perlu tau lo. Hampir setiap hari gue selalu dengerin lo nangis disini. Nggak capek apa lo?!"ucap cowok itu ketus karena sejak kepindahannya di sekolah ini yang dia dengar saat dia tidur ditaman ini hanya tangisan pilu seorang cewek . sungguh dia bosan mendengarnya.

"Akk-...akku tidak tahu dan maaf kalau selama ini aku mengganggu tidurmu saat siang hari"ucap Leonna dengan sedikit gugup dan menundukkan kepalanya.

Leonna bersiap siap untuk pergi dari taman ini dan kembali ke kelasnya karena jam sudah menunjukkan kalau sebentar lagi akan masuk.

"Ckk.., mau kemana lo kenapa nggak lo terusin aja nangisnya"ucapa cowok itu dengan nada yang masih dibilang ketus itu.

"Mau mu apasih?! Tadi pas aku nangis kamu bilang aku mengganggu tidurmu sekarang kamu malah nyuruh aku untuk ngelanjutin nangisku" ucap Leonna dengan sedikit kesal. Sebelumnya Leonna tidak pernah berbicara seperti ini tapi dia cukup kesal dengan cowok ini.

Leonna berbicara dengan sedikit mengadahkan kepalanya. Dan betapa terpesonanya dia saat melihat wajah lelaki itu. Matanya yang tajam setajam mata elang bibir merah tipis dan dipadukan dengan tulang pipi yang kokoh itu sungguh dia seperti dewa yunani. Aku tak henti hentinya terpesona dengan wajah bak dewa yunani itu.

"Hello, lo masih sadarkan??? Ahh lo terpesona ya dengan wajahku yang amat sangat tampan ini" ucap cowok itu dengan pedenya

Leonna pun tersadar dari lamunannya "ahh ti tidak kok siapa juga yang terpesona dengan wajahmu itu" Leonna menjawab dan segera pergi meninggalkan taman itu dengan wajah yang merah padam akibat tertangkap basah mengagumi wajah cowom itu.

"Cewek yang unik"gumam cowok itu sambil melihat Leonna yang semakin jauh.

Kurang yakk. Maap ya lagi banyak tugas gak bisa langsung update. Oke terima kasih buat kalian yang masih mau nunggu updatean cerita ini. See you next time :)

Me And My Stepson BrotherWhere stories live. Discover now