Part 7

690 56 1
                                    

Pagi datang dan terlihat seorang laki-laki tampan bertubuh tinggi sedang duduk sambil membaca sebuah novel. Dimeja tersaji jus buah yang baru dia buat. Sesekali dia meminumnya saat menyibakkan lembar novel lalu kembali membacanya.

Vernando hari ini memutuskan untuk cuti dari restoran. Dirinya ingin menemani Gracia dirumah seharian penuh. Karena sekolah juga masih libur, Gracia mengajaknya ke suatu tempat. Dan Vernando setuju untuk pergi kesana.

"Kak Ver." Panggil Gracia.

"Apa Dek? Kakak lagi baca nih." Sahut Vernando.

"Kapan kita kesananya?" Tanya Gracia.

"Kamu udah mandi sama sarapan belum?"

"Mandi sih udah."

"Sarapan?"

"Belum."

"Sarapan dulu. Kakak udah masakin."

"Iya Kak."

"Kakak mau ke kamar dulu. Mau siap-siap."

Setelah menutup novel dan membawa gelasnya ke bak cuci piring, Vernando langsung ke kamarnya sementara Adiknya menuju meja makan. Vernando mengganti kausnya dengan kaus lain dan kemeja berwarna hitam yang jarang dia pakai.

Ketika sedang memakai kemejanya, Vernando menatap 2 foto yang dipajang dikamarnya. Sudah lama sekali dia tidak melihat foto itu karena sibuk dengan pekerjaannya. Diambilnya salah satu foto dan ditatapnya dengan muram.

Foto lama yang menggambarkan dirinya dengan seseorang yang sangat dia sayangi selain Gracia. Sekarang Vernando hanya bisa melihat fotonya dan tak bisa bertemu atau mengobrol dengannya seperti dulu lagi. Selamanya.

Vernando menghela nafasnya dengan berat. Diletakkan lagi fotonya dan dia mulai merenung. Lalu dia keluar dari kamarnya dan bergerak menuju kamar disebelahnya. Kamar yang tak pernah dihuni lagi dan dibiarkan kosong selama 2 tahun.

Dibukanya pintu kamarnya dan terlihatlah kamar yang terlihat rapi. Tak ada yang berubah. Sama sekali. Posisi kamar dan letak barangnya masih sama seperti dulu. Dengan langkah perlahan, Vernando memasuki kamar dan melihatnya dengan teliti.

Gitar akustik, kanvas, alat-alat lukis dan berbagai benda unik tampak menghiasi setiap kamar. Novel juga tampak berjajar dilemari buku yang sudah terlihat berdebu. Vernando mengelusnya dan terlihat debu tebal yang menempel dijari tangannya. Tanda rak buku itu sangat jarang tersentuh.

Semua barang-barangnya masih terlihat rapi dan tak berubah banyak. Dulu Vernando sangat sering datang ke kamar ini. Tapi sekarang tidak lagi. Akhirnya Vernando keluar dari kamarnya dan tak lupa mematikan lampu kamarnya.

"Kak Ver, ayo berangkat." Teriak Gracia dari luar.

"Iya sebentar." Sahut Vernando.

Vernando melangkah menuju pintu depan dan melihat Gracia sudah menyandar dimobil. Vernando membuka lock mobil dan Gracia yang menyadari kedatangan Kakaknya langsung masuk disusul oleh Vernando.

Setelah memansakan mobil, Vernando menjalankan mobilnya dan meluncur mulus dijalan raya. Gracia tampak diam disepanjang jalan dan Vernando masih focus menyetir. Karena bosan dengan kesunyian, Gracia menyalakan radio. Radio langsung memutar lagu yang pas untuk mereka.

Akhirnya kau pun pergi tak kembali

Banyak sudah kisah yang tertinggal

Kau buat jadi satu kenangan

Seorang sahabat pergi tanpa tangis arungi mimpi

Vernando mendengarkan suara lirih Adiknya saat menyanyikan lagu itu. Vernando tahu pasti Gracia sudah merindukannya. Selain orang tua mereka yang sudah meninggal. Ada satu orang lagi yang sangat dirindukan Gracia.

I'm Still Here (END)Where stories live. Discover now