Shilla mengangkat bahunya sambil menaruh tasnya di atas meja, ia pun duduk disamping Pricilla yang menjadi teman sebangkunya di kelas itu.

"Kenapa? Are you okay? Kalian baik-baik aja kan?"

Shilla menghela nafas panjang sambil mengangguk, ia juga tersenyum manis yang sangat meyakinkan Pricilla. Entah sejak kapan ia belajar membohongi dirinya sendiri seperti itu.

"I'm okay." Jawabnya kemudian.

Pricilla juga tersenyum, "Jadi gimana? Dia suka jam tangannya kan?"

Shilla mengangguk, "Hm. Dia suka katanya." Lagi-lagi ia bohong. Padahal ia sendiri tahu kalau Rio belum membukanya sejak tadi di mobil, bahkan jamnya dibiarkan ditinggal di dasbor tanpa ia bawa ke dalam sekolah. Miris..

"Bagus dong, tahun kemaren lo ngasih apa ke dia? Sneakers ya kalo gak salah?"

"Iya.."

"Tunggu deh, lo perasaan aneh banget hari ini, gak ada yang lagi lo tutup-tutupin ke gue kan?"

Shilla menggeleng sambil tersenyum, "Enggak kok." Lalu ia membuka tasnya dan membuka buku bahasa Inggrisnya untuk mempelajari materi ulangan hariannya nanti.

❤❤❤

Shilla celingak-celinguk saat baru masuk kantin, lalu saat ia menemukan objek yang dicari, ia langsung menghampirinya sambil berlari kecil.

"Siang!" Sapanya sambil duduk disamping seorang pemuda.

Rio tersenyum tipis, lalu melanjutkan makannya, karna memang ia sedang makan siomay.

Shilla hanya memperhatikan Rio yang sedang makan itu tanpa berpikir untuk memesan makanan juga, entah kenapa memandang Rio membuatnya lupa segala-galanya.

"Kenapa liatin mulu?"

Mata bulatnya itu melebar ketika Rio bertanya seperti itu, lalu Shilla hanya bisa menyengir dengan lugunya.

"Nanti pulang sekolah langsung ke parkiran aja. Gak perlu aku samper ke kelas kan?"

Shilla mengangguk, "Iya, nggak perlu." Jawabnya.

"Gak pesen makan?"

"Enggak, udah kenyang."

"Ohh ya udah.." Rio sudah menyelesaikan makannya lalu ia meminum es teh manis dihadapannya lalu kembali menatap Shilla, "Aku mau ke kelas, kamu mau tetep disini apa mau ke kelas juga?"

Shilla malah mengulum bibirnya, "Kamu nggak mau ngobrol-ngobrol sama aku dulu? Nggak mau tanya gimana tadi aku waktu ulangan?"

"Aku buru-buru, ada tugas yang belum selesai dikerjain."

"Kalau gitu aku ikut ke kelas kamu ya? Boleh ya?"

Rio mendengus, "Aku mana bisa ngerjain kalau kamu ada disana. Karna pasti kamu ngajak ngobrol aku terus."

Ah, sebenarnya Shilla sudah yakin kalau ia akan mendapat penolakan seperti ini.

"Ya kalau aku ngoceh terus, kamu gak usah dengerin."

"Mana bisa, aku kan punya telinga. Otomatis bisa denger."

Shilla mencibir lalu mendengus kesal, "Ya udah deh, aku ke kelasku aja." Ia mengalah juga akhirnya.

Rio langsung bangkit dari tempat duduknya, Shilla juga mengikutinya lalu mereka beranjak keluar kantin bersama-sama.

MINEWhere stories live. Discover now