Nine

9.8K 462 29
                                    

Setelah menempuh perjalanan pulang dengan berjalan kaki selama 30 menit, akhirnya kaki gue gempor juga.

Eeerw.

Ini gara-gara si alien, Sadewa, yang maksa-maksa minta pulang dengan jalan kaki biar dia afal sama jalanan kota Paris, katanya. Ah, itu pasti cuma modus biar dia bisa jalan berduaan sama gue karena arah rumah Zafira berlawanan sama arah gue. Dan anehnya, gue gak tau kenapa tadi bisa kebetulan ketemu sama dia di cafe. Mana gue lupa juga nanyain.

Yaudahlah tapi, gak penting juga. Yang penting sekarang gimana caranya supaya kaki gue gak pegel-pegel lagi.

Gue masuk kedalam apartemen dengan pelan dan mengendap-ngendap. Kenapa gue mengendap-ngendap? Entahlah, cuma author yang tau (ups!).

Gue melewati ruang tamu. Sepi.

Mana sih Oma? Katanya mau ngenalin gue sa-

"Sam!" teriak seseorang dari belakang gue.

Gue tersentak kaget dan refleks memegang dada gue. Gue berbalik. Ya tuhan, ternyata Oma..

"Oma! Untung jantung Sam buatan Tuhan, kalo buatan China udah konslet ini," protes gue.

Dan apa yang terjadi? Oma cekikikan. Ya tuhan, dosa apa gue...

Gue mengambil nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Setidaknya detak jantung gue udah gak cepet kaya tadi.

"Yuk!" ajak Oma.

"Yuk kema-"

Kata-kata gue kepotong setelah melihat seseorang yang berdiri di depan foto keluarga gue. Dia berdiri menyamping.

Gue gak tau gimana jelasinnya yang pasti ini lebih mengagetkan daripada teriakan Oma barusan. Saking kerasnya, kayanya gue bisa mendengar detak jantung gue sendiri. Rasanya kaki gue gak napak. Mata gue hampir lompat keluar gara-gara melotot.

"Sam, kesini dong. Jangan bengong disitu," perintah Oma.

Kaki gue serasa di lakban. Jarak gue ke Oma yang cuma beberapa langkah kayanya jadi berkilo-kilo meter.

Lebay emang.

Tapi. Hey! Orang yang mau Oma kenalin itu-

"Lucien, ini cucu Oma.." ucap Oma. Lucien diem. Gue juga diem. Oke, sebenernya gue lagi tegang.

"Sam! Cepetan dong kesini," perintah Oma lagi.

Gue melangkah pelan-pelan. Gue mencoba untuk tidak melihat Lucien, walaupun sekilas, tatapan kami sempat bertemu.

Gue selalu merasa terintimidasi dengan auranya, tatapannya dan apapun yang menempel padanya, pada Lucien.

"Lucien, ini cucu Oma, Sam.." ucap Oma setelah gue berdiri di dekatnya dan berdiri di depan Lucien.

Gue agak ragu-ragu mau melihat Lucien atau enggak. Sebentar-sebentar lihat, sebentar-sebentar gue nunduk.

"Kalian sekolah di sekolah yang sama kan? Jangan-jangan kalian udah sering ketemu," ucap Oma lagi.

"Belum," Lucien tiba-tiba bersuara. "Kita belum pernah ketemu." lanjutnya.

What the hell did he say?

"Kita udah pernah," timpal gue.

Lucien mengangkat salah satu alisnya seperti bilang, "Maksud lo?"

Gue menatap Lucien menantang, "Lo ketua ekskul tata boga, ekskul yang gue ikuti. Seminggu yang lalu lo nyobain masakan yang gue bikin dan lo suka. Oh ya, sebelumnya kita pernah ketemu di Champ de Mars. Lo ada di restoran yang sama waktu gue makan siang. Kemaren lusa, kita ketemu di perpus.." Gue berhenti di bagian ini karena marah dan, yeah, agak sedikit malu sama apa yang Lucien lakukan waktu itu. Apalagi Oma gak tau kejadian yang Sheira lakuin ke gue.

"O ya? Gue lupa," ujar Lucien datar.

Kampret......! Kalo aja gak ada Oma disini udah gue cekek nih bocah.

"Jadi, kalian udah pernah ketemu atau belum?" tanya Oma.

"Belum,"

"Udah,"

Gue dan Lucien menjawab hampir bersamaan. Gue menatap Lucien kesal dan dia menatap gue datar. Flat

Dan jujur itu jauh, jauh, jauh lebih baik daripada tatapan dingin dan tajamnya. Walaupun dengan tatapan datarnya pun gue masih merasa sedikit terintimdasi dengan...

Dengan pesonanya?

Enggak enggak. Dengan sikap santainya. Yah, santai. Kaya di pantai.

"Aduh, terserah kalian deh. Mau udah ketemu kek enggak kek. Terserah," Oma menggerak-gerakkan tangannya ke atas-kebawah waktu ngomong terserah. Kaya di sinetron. FYI, Oma gue penggemar Tukang Bubur Naik Haji. "Ayo kita duduk dulu," ajak Oma.

Tadinya gue duduk di sebelah Oma, tapi Oma menyuruh gue duduk di depannya. Dan Iceboy duduk di sebelah tempat duduk gue.

"Sam.." panggil Oma. Gue memperhatikan Oma baik-baik. "Oma dapet kabar kalo tante Aliyah mau melahirkan. Prediksi dokter sih, satu atau dua hari lagi. Jadi, Oma mau pergi ke Lyon untuk menemani om Kalva mengurus keperluan tante Aliyah. Mungkin Oma seminggu disana," ujar Oma.

Gue mengerutkan kening, "Terus?"

Tiba-tiba Oma tersenyum sumringah dan menyatukan kedua telapak tangannya, "Terus, Oma nitipin kamu ke Lucien. Kamu akan tinggal sama Lucien selama satu minggu kedepan,"

"Oh..." Gue berpikir sebentar.

"APA?!!!"

--------------------------------

Hola!

Hayo hayo... habis baca jgn lupa VOTE dan COMMENT yak!

oiyeh, coba cek sebelah, gue kasih bonus fotonya Sadewa tuh.

Sugar Like SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang