Prolog

41.3K 689 9
                                    

"Apa ini?" tanya gue gak mengerti.

Orang yang gue tanya cuma tersenyum lalu pergi. Lalu, datang lagi orang lain menghampiri gue dan memberikan sesuatu.

"Apa ini?" tanya gue. Pertanyaan yang sama untuk orang yang berbeda. Dan gue gak kenal sama orang ini dan orang yang tadi.

"Ini mawar putih," jawabnya sambil mengulum senyum.

Gue memutar bola mata, "Iya gue tau ini mawar putih tapi, buat apa? Ada apa? Kenapa lo ngasih ini ke gue?"

Orang tadi malah tersenyum geli lalu pergi meninggalkan gue yang masih kebingungan.

Datang lagi orang lain yang memberikan setangkai mawar putih, tanpa ngomong apa-apa dan langsung pergi. Begitu seterusnya sampai ada 7 tangkai bunga mawar putih di tangan gue dengan 7 orang berbeda yang memberikannya ke gue.

Beberapa menit berlalu. Gue masih berdiri dan bingung. Sebenernya gue risih, pengunjung menara sangat ramai hari ini dan mereka semua lagi ngeliatin gue seakan-akan gue cewek beruntung yang dapat 7 tangkai bunga mawar putih. Ini terlihat romantis tapi, apa iya harus di dekat sini? Di dekat menara Eiffel? Oh, gue menunduk sekarang, merasakan pipi gue yang menghangat gara-gara di liatin turis-turis ini.

Gue menatap bunga mawar putih di tangan gue. Merekah sempurna, dan wangi khasnya yang selalu gue suka. Gue suka ini. Ini romantis. Walaupun dengan cara yang nyebelin, tapi... Gue suka.

"Bonjour!"

Gue mendongak. Gue mendapati teddy bear besar dengan membawa sebuket mawar putih serta beberapa balon warna-warni.

Siapa orang yang ada di dalem kostum ini?

Gue memperhatikan wajah teddy bear ini. Lucu. Ini seperti teddy bear tapi versi besar. Gue jadi pengen loncat untuk memeluknya, gue ja..

"He toi! (hei lo!)" kata teddy bear.

Gue mendongak dan mengerutkan dahi.

Teddy bear ini ngomong sama gue?

"Oui, toi le mignon! (iya, lo yang cute!)" kata si teddy bear dan sukses bikin gue blushing.

Teddy bear itu joget-joget sebentar dan memberikan sebuket mawar putih yang ada di tangannya ke gue. Gue tau, sekarang, orang-orang lagi mengelilingi gue. Membentuk lingkaran seakan-akan ini benar-benar tontonan yang bagus. Gue malu!!!

Gue menunduk. Gak sanggup menerima tatapan-tatapan geli orang-orang ke gue.

Tak berapa lama teddy bear itu memberikan balon-balon yang ada di tangannya ke gue. Gue sempat kesulitan untuk memegang mawar-mawar putih yang banyak ini sekaligus menerima balon-balon dari tangannya.

Oke, teddy bear ini mulai menyebalkan.

Teddy bear tadi mulai berjongkok dengan satu lututnya. Dia sempet kesulitan karna badannya yang besar. Gue menahan tawa melihatnya.

Teddy bear itu mengeluarkan kotak kayu kecil berwarna pink dan membukanya, "Will you marry me?"

Gue menganga. Astaga, apa lagi ini? Cincin itu terlihat indah dengan batu berlian kecil di tengahnya. Kecil. Tidak terlihat mewah tapi cukup membuat jantung gue mau loncat keluar. But, i realize that it will not be happen.

Tapi, siapa orang yang ada di dalam kostum teddy bear lucu ini?

Seakan tau apa yang gue pikirkan, teddy bear itu memegang kepalanya dan mengangkatnya. Ini gak menyeramkan kok, kan itu cuma kostum. Tapi, yang menyeramkan adalah setelah teddy bear itu membuka kepalanya! Orang yang ada di dalamnya itu......

"Je suis amoureux de toi (gue cinta sama lo)," kata si teddy bear. Eh, salah. Itu Lulu. Dan orang-orang yang sedari tadi masih asik menonton kami pun diam. Beberapa diantara mereka memfoto kami, mungkin ada yang merekam. Entahlah, gue pura-pura gak peduli.

Gue merasakan kehangatan menjalar dari kepala gue sampai kaki. Kehangatan itu membawa kebahagiaan yang membuat bibir gue gak bisa mengatup. Bibir gue terus tersenyum lebar.

"Will you marry me?" tanya Lulu lagi.

Ini refleks. Sungguh. Seakan hati dan otak gue kompak membuat kepala gue mengangguk cepat menjawab pertanyaan Lulu.

Lulu berdiri dan memakaikan cincin itu ke jari manis tangan kiri gue. Gue merasa tubuh dan pikiran gue ringan. Saking ringannya gue pikir gue bisa terbang ke awan atau kemana pun asal bukan disini. Bukan dengan tatapan orang-orang itu.

Lulu memeluk gue dan mengecup puncak kepala gue, "Merci de faire partie de ma vie (thanks udah jadi bagian dari hidup gue),"

Orang-orang yang menonton kami bertepuk tangan. Gue membenamkan wajah gue di badan Lulu yang masih memakai kostum teddy bear. Gue gak kuat untuk gak tersenyum lebar sekaligus untuk menyembunyikan pipi gue yang gak mau berhenti blushing.

Lulu memegang dagu gue lalu mengangkat wajah gue dengan pipi yang masih merah menahan malu, "J'taime (i love you)," lalu gue merasakan bibir gue hangat.

Ini ciuman kedua. Ciuman dengan orang yang sama tapi dengan rasa yang berbeda.

Orang-orang yang menonton kami langsung kompak bilang, "Ooow..." tanda kalo mereka juga ikut terharu.

Ini nyata, atau mimpi?

--------------------------------

Hei hei... Bonjour!
Please vote dan commentnya untuk story ini yaaa... Merci! \(^O^)/

Sugar Like SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang