3. Believe Me

Mulai dari awal
                                    

Dddrrrttt ddrrrttt

Jungkook menjauhkan wajahnya lalu merogoh ponsel yang ia letakkan di kantung celananya.

"Bagaimana? Apa semuanya sudah beres?"

"Ya, tuan. Semuanya sudah dibersihkan tanpa meninggal jejak sedikit pun."

"Kerja bagus. Uangnya akan ku kirim secepatnya!" ujarnya lalu segera menutup ponselnya. Ia kembali memandang Yein yang masih terlelap.

"Kira-kira bagaimana akhir dari cerita ini, Jung Yein?"

.

.

.

"Nomor yang Anda tuju se-" BIP

Eunwoo mematikan ponselnya, ia menatapnya sebentar lalu mendesah pelan.

"Kenapa ponselnya tak aktif? Tidak terjadi sesuatu, kan?"

"Waeyo?" Jisoo bertanya mendengar gumaman Eunwoo.

Eunwoo lagi-lagi menghela napas, "Nomor nona Jung Yein tak aktif."

Jisoo menaikkan alisnya ikut berpikir, namun tiba-tiba ia beranjak berdiri menyerahkan sesuatu kepada Eunwoo, "Ini adalah daftar seluruh korban kecelakaan empat tahun yang lalu, ada dua orang yang selamat"

Eunwoo mengambil berkas tersebut membacanya dengan seksama.

"Jung Yein dan Jeon Jungkook?" Eunwoo tampak mengerutkan alisnya, "Ahh... benar, Jeon Jungkook. Aku ingat, aku ingat dia. Dia yang kehilangan kakaknya saat itu. Bagaimana keadaannya saat ini?"

"Sekarang dia bekerja di sebuah perusahaan aparel sebagai manager divisi perencanaan" jawab Jisoo.

Eunwoo mengangguk mengerti, ia meletakkan berkas tersebut memandang lurus ke depan penuh arti.


__Enigma__

Terbuka perlahan demi pasti, manik itu mencoba untuk menetralisir bias-bias cahaya yang menyentuh penglihatannya. Ia sedikit mengerjapkan matanya sebelum akhirnya ia bisa menatap jelas langit-langit putih yang terpampang di hadapannya. Kepalanya sedikit berdenyut sakit akibat benturan keras yang baru saja ia alami, gadis itu mencoba untuk menoleh ke samping dan akhirnya kedua mata itu bertemu.

"Kau siapa?" tanyanya lirih

Lelaki itu tak menjawab, namun ia mendekat dan menekan tombol panggilan di sandaran ranjang yang di tempati Yein.

"Kau siapa?" ulangnya

"Aku? Aku adalah orang yang akan melindungimu!" ujarnya penuh penekanan dan tak lama berselang seorang dokter dan dua perawat memasuki ruangan tersebut. Jungkook mengambil langkah mundur dan akhirnya menyandarkan diri pada dinding masih saling bertatapan dengan Yein.

Gadis itu nampak mengerutkan keningnya memandang Jungkook. Siapa yang tidak bingung, jika ada seseorang yang tak ia kenali tiba-tiba mengatakan hal aneh padanya? Melindunginya? Omong kosong macam apa yang dipermainkan lelaki itu padanya? Jungkook masih memandang Yein sampai dokter telah benar-benar selesai mengecek keadaan Yein.

"Bagaimana keadaannya dokter?"

"Semuanya baik. Hanya saja, kami harus melakukan CT-Scan untuk memastikan apakah organ otaknya akan baik-baik saja karena benturan itu. CT-Scan akan dilakukan beberapa jam lagi, saya akan kembali lagi nanti," ujarnya, lalu pamit kepada Jungkook.

Jungkook membungkuk hormat membiarkan orang-orang itu pergi dari ruangan perawatan Yein.

Jungkook kembali menatap Yein, gadis itu nampak bingung dengan keberadaannya saat ini. "Sekali lagi aku akan bertanya, kau siapa?"

"Aku? Jeon Jungkook. Sudah ku bilang padamu, bahwa aku akan melindungimu!"

Yein mengerutkan keningnya, "Aku sama sekali tak mengenalmu dan kau datang lalu berucap akan melindungiku. Ini sama sekali tak masuk akal."

Jungkook terkekeh pelan dengan ucapan dingin Yein, "Kau hanya tak tahu aku, tapi aku benar-benar sangat mengenalmu"

"Apa kau seorang penguntit lain? Ataukah kau memang penguntit yang berusaha mencelakaiku?" tanyanya masih dengan suara lemah.

Jungkook tertawa kecil mendengarnya, "Setelah aku menyelamatkanmu semalam, sekarang kau menuduhku ingin mencelakaimu?"

"Aku tipikal orang yang tak bisa mempercayai orang lain begitu saja. Tapi, karena kau sudah menyelamatkanku.. Setidaknya aku ingin berterima kasih padamu"

Jungkook tersenyum mengangguk, "Mendengar suaramu yang masih lemah, lebih baik kau beristirahat saja. Aku akan menjagamu di sini."

"Aku tidak mempercayaimu" ujarnya tegas.

"Kau harus mempercayaiku!"

Yein menghela napas pelan, ada apa dengan lelaki ini? Kenapa dia terus bersikukuh dengan pernyataannya?

"Jika aku harus mempercayaimu. Bagaimana caranya? Bagaimana cara agar aku bisa mempercayaimu?"

"Tak ada cara, hanya dengan melihatku saja! Cukup lihat diriku!"

Yein memandang Jungkook sinis, "Melihatmu seperti ini, aku bisa menyimpulkan seperti apa dirimu."

"Seperti apa?"

"Psychopat gila."

Lagi-lagi Jungkook tertawa bahkan lebih keras dibanding sebelumnya, Yein menghela kesal atas sikap lelaki itu.

"Kau akan menyesal mengucapkan hal itu, Jung Yein!"

To Be Continue

JADILAH PEMBACA CERDAS DENGAN MENINGGALKAN JEJAK!

VOTE AND COMENT GUYS!

Enigma ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang