Chapter 18

3.1K 292 35
                                    

•••


1 bulan kemudian...

"Bagaimana perkembangan anak kami, Dok?"

"Sampai sejauh ini, Hyejin baik-baik saja. Saya harap Hyejin rutin melakukan kemoterapi agar sel kankernya tidak bertambah besar."

Di kediaman keluarga Hyejin sudah ada Dokter Jeon yang baru saja mengecek kesehatan Hyejin. Kini Dokter Jeon sedang berbincang dengan orangtua Hyejin di ruang tamu.

"Apa ada kemungkinan Hyejin akan sembuh?" tanya Shinye.

Terdengar helaan pelan, "Sel kanker itu sel penyakit yang dapat berkembangbiak dengan pesat dan sulit dimusnahkan. Jadi saya tidak bisa memberikan kepastian apakah Hyejin bisa sembuh atau tidak."

"Satu-satunya jalan agar bisa sembuh total jika Hyejin melakukan operasi untuk transplantasi jantung," ucap Dokter Jeon panjang.

"Apakah sel kankernya tidak bisa hilang jika tidak melakukan operasi?" tanya Jinhoo.

"Tidak bisa, karena sel kanker yang ada pada jantung Hyejin sudah cukup besar, jika tidak melakukan operasi maka akan membahayakan nyawanya," ucap Dokter Jeon.

Shinye menghela napasnya. Tentu saja ia takut. Satu-satunya putri yang ia sayangi harus berhadapan dengan alat medis yang akan membedah tubuhnya.

"Hyejin anak yang kuat. Dia memiliki semangat untuk sembuh. Saya yakin, dia pasti bisa sembuh," ucap Dokter Jeon.

~

Di sisi lain, saat ini di kamar Hyejin sudah ada Jimin. Jimin duduk di pinggiran kasur dan menyuapi Hyejin makan. Jimin sudah berada di rumah Hyejin dari satu jam yang lalu.

Sudah lama Jimin sering berkunjung ke rumah Hyejin. Orangtua Hyejin pun sudah tahu bahwa mereka saling mencintai. Namun mereka belum resmi menjadi sepasang kekasih. Mengapa? Ya, jika kalian masih ingat, Hyejin pernah mengatakan bahwa ia ingin memfokuskan dirinya pada penyakitnya dulu. Maka dari itu Jimin rela menunggu jawaban dari Hyejin hingga sekarang.

"Suapan terakhir," ucap Jimin seraya mendekatkan sendok ke mulut Hyejin.

Hyejin pun melahap makanannya. Kemudian Jimin mengambilkan gelas yang berisikan air putih hangat kepada Hyejin. Perlahan Hyejin menyesap minumannya itu.

Wajah Hyejin masih terlihat pucat. Terakhir kali ia jatuh pingsan saat berjalan menuju ruang UKS di sekolahnya. Maka dari itu sudah lebih dari seminggu Hyejin hanya beristirahat di rumahnya.

"Sebentar lagi kau akan berulang tahun bukan?" tanya Jimin.

Hyejin mengangguk, "Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Hyejin dengan wajah bingung.

"Tentu saja aku tahu. Aku tahu semua tentang dirimu, Hyejin." Jimin mencubit gemas pipi Hyejin.

"Kau ingin aku memberikanmu apa?"

"Ehm..." Hyejin seraya berpikir.

"Aku hanya ingin dirimu," ucap Hyejin sambil menunjuk hidung Jimin.

Jimin mendengus pelan, "Kau selalu bersikap seperti ini padahal kau belum memberikan jawabanmu padaku."

Hyejin tersenyum geli melihat Jimin dengan wajah yang cemberut.

Stay With You [BTS FF] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang