Chapter 17

3.3K 321 48
                                    

•••

Tepat pada pukul sepuluh malam, Jinhoo pulang ke rumah. Ia ingin memperbaiki semuanya. Ya, dia menyesali semuanya. Mengapa dia harus menyukai Minseo yang bahkan mencintai uangnya? Dia benar-benar bodoh.

Jinhoo menghentikan mobilnya tepat di depan rumahnya. Rasanya sudah lama dia tidak pulang ke rumah. Terakhir kali sekitar satu minggu yang lalu ia pulang ke rumah dan membawa Minseo pada saat itu. Jika kalian ingat saat itu Jinhoo sedang ingin meminta persetujuan untuk menikah dengan Minseo. Namun kali ini ia ingin meminta maaf atas apa yang ia perbuat selama ini.

Perlahan Jinhoo berjalan menuju pintu rumahnya. Jantungnya berdegub kencang. Diketuknya pintu tersebut.

Tidak menunggu lama, terdengar langkah kaki seseorang yang semakin terdengar dari balik pintu. Dibukanya lah pintu tersebut oleh Shinye, istrinya. Wajahnya mengekspresikan perasaannya yang kaget begitu tahu Jinhoo lah yang mengetuk pintu tersebut.

Jinhoo hanya bisa diam menatap Shinye. Hal ini mengingatkan masa mudanya saat dirinya ingin menyatakan perasaannya pada Shinye. Jantungnya pun tidak karuan.

"Ada apa?" Shinye mengangkat bicara.

"Aku... aku ingin meminta maaf padamu dan juga Hyejin," ucap Jinhoo sedikit terbata.

"Masuklah." Shinye mempersilakan Jinhoo untuk masuk, bagaimana pun juga itu adalah rumah Jinhoo.

Jinhoo pun duduk di sofa ruang tamu, sedangkan Shinye menuju atas untuk memanggil Hyejin.

"Hyejin-ah." Shinye mengetuk pintu kamar Hyejin.

~

(Hyejin's POV)

"Hyejin-ah." Eomma memanggilku.

Aku segera bangkit dari kursi dan membukakan pintu kamarku.

"Ada apa eomma?" tanyaku.

"Appamu pulang, dia ingin menemuimu," ucap eomma.

Seketika aku terdiam. Rasa benci kembali muncul. Mengapa appaku pulang? Dan untuk apa dia ingin menemuiku?

"Aku tidak mau," ucapku.

"Beri appamu kesempatan, Hyejin."

Eomma memang wanita yang sangat baik. Dia masih memberi kesempatan pada orang yang sudah menyakitinya. Bukan hanya menyakitinya, tapi menghancurkannya. Aku memang bukan wanita seperti eomma, rasa benciku bahkan tidak bisa hilang saat aku melihat appa.

"Baiklah, sebentar lagi aku akan turun," ucapku.

"Eomma akan menunggumu di bawah."

Aku menutup pintu kamarku. Rasanya malas sekali harus menemui appa. Tapi karena eomma yang meminta, maka aku akan melakukannya.

"Ada apa?" tanya Taehyung. Dia masih berada di kamarku sedari tadi.

"Appaku pulang, dia ingin aku menemuinya," ucapku dengan nada malas.

"Pergilah," ujar Taehyung.

"Ck, aku tidak ingin melihat appa."

"Apa kau sudah lupa apa yang aku katakan tadi?" Taehyung mengangkat satu alisnya.

"Tapi--"

"Pergilah, temui appamu." Taehyung memotong ucapanku.

Aih sungguh, jika ini bukan dorongan dari eomma dan Taehyung, aku tidak akan pernah menemui appaku.

Stay With You [BTS FF] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang