Chapter 4

31 2 0
                                        

"W-what? I-it's can't be real," tangan Nadine bergetar memegang ponsel yang memperlihatkan kalimat yang di kirim Calum beberapa saat lalu.

"Nadine, it's real! Kau baru saja mendapat pujian dari seorang Calum-populer-Hood dan lihat emoji yang dia tambahkan!" Meghan heboh dan tidak berhenti meremas lengan Nadine. Mereka berdua berusaha untuk tidak berteriak atau melakukan sesuatu yang tidak waras di tengah Starbuck yang ramai ini.

"Apa yang harus aku lakukan?" Nadine menggigit bibir bawahnya gugup. Ia mungkin baru mengetahui Calum Hood beberapa jam yang lalu, tetapi entah apa yang dimiliki pria berwajah Asia itu hingga membuat Nadine langsung mengidolakannya. Dan lihat apa yang baru saja ia dapatkan? Mendapat pujian dari idola barunya!

"Kau harus membalasnya!" perintah Meghan, matanya tak lepas dari layar ponsel Nadine.

"Iya, aku akan--"

Ding!

Satu pesan masuk memotong ucapan Nadine. Itu dari Kira.

From : Kira
Nadine jangan lupa frappuccino untukku! Aku akan menggantinya, janji.

Nadine mendengus dan mulai mengetik.

To : Kira
Ya ya ya, tapi kau harus menggantinya dua kali lipat. Frappuccino ini tak akan sampai ke tanganmu jika kau belum menyerahkan uangnya. Dua. Kali. Lipat.

"Savage sister," Meghan tergelak menggeleng-gelengkan kepalanya.

"You know who I am." Nadine tertawa.

"Nadine, ini sudah hampir pukul sembilan. Aku harus pulang, maaf tak bisa menemanimu lebih lama lagi," ucap Meghan merapikan beberapa barangnya.

"Oh ya tak masalah, aku akan memesan frappuccino Kira dulu. Kau bisa pulang sekarang," Nadine bangkit dari kursinya, disusul oleh Meghan.

"Ok, aku pulang dulu. Hey, jangan lupa untuk membalas Calum, kau sangat beruntung!"

"Aku tidak mungkin melupakannya. Bye Megh!"

"Bye!"

Nadine langsung pergi memesan frappuccino pesanan Kira. Ia tak sekejam yang kalian bayangkan, hanya saja ia senang membuat adiknya itu kesal. Setelah itu, ia melangkah menuju toilet. Berniat merapikan ponytail-nya yang terlihat berantakan karena terlalu terburu-buru saat mengikatnya tadi.

Nadine menyimpan cup kopi itu di dekat wastafel, melepas ikatan ponytail-nya, dan menyisir rambut dengan jari-jarinya. Sepertinya ia terlihat lebih bagus dengan rambut yang digerai. Nadine keluar dari toilet, tak lupa membawa kembali frappuccino di tangan kanannya.

Bugh!

Lagi-lagi ia menabrak seseorang.

"Ya Tuhan, kau? Aku menabrakmu lagi? Maafkan aku, aku sangat ceroboh."

"Tak masalah." pria itu tersenyum dan pergi begitu saja dari hadapan Nadine. Pria berkacamata hitam dan beanie lagi. Malam hari menggunakan kacamata hitam? Aneh. Well, pria itu mempunyai senyuman yang manis menurut Nadine. Tetapi sepertinya ia pernah melihat senyuman itu.



***

"I'm home!" teriak Nadine begitu membuka pintu utama rumahnya. Ia menatap jam yang melingkar di tangan kanannya. Pukul setengah sembilan. Ia menghela nafas lega. Lisa tak akan mengomelinya.

"Nadine! Mana frappuccinoku?" Kira berlari dari tangga dengan bersemangat.

"Ups, aku lupa." Nadine memasang ekspresi kaget yang dibuat-buat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 03, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

StringsWhere stories live. Discover now