Sore ini terlihat seorang gadis berwajah Asia sedang berbaring telentang di atas ranjang empuknya. Ia memainkan ponselnya sambil bersenandung ringan.
"Nanana ... nana ... hmm ..."
Di sampingnya ada seorang gadis berambut pirang yang sedang telungkup sibuk dengan laptop dan earphone yang menjejali kedua telinganya. Kepalanya mengangguk seirama dengan lagu yang tengah ia putar.
"Meghan, apa yang sedang kau lakukan?" tanya gadis berwajah Asia itu mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Apa? Kau bicara apa? Aku tidak bisa mendengarmu," gadis yang diyakini bernama Meghan itu memutar kepalanya.
"Lepaskan dulu earphone itu, bodoh." Meghan langsung melepas earphone-nya dan memamerkan cengiran bodohnya.
"Jadi tadi kau bertanya apa, Nadine?" Meghan bangun dan duduk menghadap Nadine--gadis yang kini sedang berbicara dengannya.
"Apa yang kau lakukan dengan laptopku?"
"Oh, aku sedang memutar beberapa lagu yang di cover Boyce Avenue di YouTube. Kau tahu? Mereka sangat keren!" seru Meghan semangat. Ia memang mengagumi grup musik yang sering meng-upload vidio dari lagu yang mereka cover ke jejaring YouTube.
"Tentu saja aku tahu. Sudahlah, kau datang ke sini hanya untuk menumpang laptopku agar bisa menonton penyanyi kesayanganmu itu." ujar Nadine sebal dan kembali memainkan ponselnya. Entah apa yang sedang ia lakukan dengan ponselnya itu, bertukar pesan dengan teman prianya mungkin?
"Huh kau pelit sekali, kemarin aku sudah mentraktirmu permen kapas. Jadi, anggap saja ini sebagai balasan dari kebaikanku kemarin."
"Baiklah, lakukan saja apa yang kau inginkan. Aku mau mengambil dulu jus jeruk ke bawah, bye!" ucap Nadine langsung keluar dari kamar tanpa persetujuan Meghan. Ia mulai menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur.
Nadine membuka lemari pendingin di hadapannya, mengeluarkan sekotak besar jus jeruk yang ia beli dari supermarket langganannya, kemudian menuangkannya ke dalam gelas.
"Nadine!"
Teriakan melengking dari arah taman belakang membuat Nadine hampir memuntahkan jus yang memenuhi mulutnya. Ia berbalik, dan menghela nafas berat ketika menemukan adik perempuan yang hampir setiap hari membuatnya kesal.
Kirana Nelson. Adik perempuan yang sangat berbeda dengan dirinya. Mulai dari penampilan sampai sifat yang mereka miliki. Usia mereka hanya terpaut 3 tahun.
Ibunya yang bernama Lisa Nelson berasal dari Indonesia itu menurunkan wajah Asianya kepada Nadine, tetapi tidak dengan Kira. Ia lebih terlihat seperi ayahnya--Chris Nelson--berdarah Austaralia dengan rambut brunette dan mata hijaunya yang khas.
Mereka berdua lahir dan dibesarkan kedua orang tuanya di Indonesia. Sampai akhirnya saat Nadine naik ke jenjang SMA, keluarga sepakat untuk berpindah ke Australia karena beberapa alasan.
Jadi di sinilah sekarang keluarga kecil Nelson tinggal. Sydney. Kota yang terkenal dengan keindahan Sydney Opera House sebagai land mark Australia.
"Apa?" tanyanya malas.
"Apa kau melihat Justin? Kau pasti menceburkannya lagi ke dalam kolam ya? Mengakulah!" tuduh Kira pada kakaknya.
"Mana ku tahu. Dari tadi aku berada di kamar bersama Meghan dan tidak melihat kucing galakmu itu. Jangan sembarangan menuduhku!" ucap Nadine tak terima dituduh dengan apa yang sebenarnya tidak ia lakukan. Memang, beberapa minggu lalu ia pernah menceburkan Justin--kucing peliharaan Kira--ke dalam kolam, karena hewan berkaki empat itu mencakar betisnya ketika sedang makan siang. Tapi kali ini ia tidak melakukannya. Nadine tidak ingin lagi mendengar teriakan dan tangisan Kira yang bisa merobek gendang telinganya ketika mendapati kucing kesayangannya itu sedang berusaha berenang di tengah kolam untuk menyelamatkan diri.
"Lalu kemana ia sekarang? Seharian ini aku tidak melihatnya," Kira memasang tampang cemasnya.
"Carilah ke depan, mungkin dia sudah tertabrak oleh truk sampah." Nadine tertawa dengan puasnya.
"Sembarangan! Itu tidak akan terjadi!" teriak Kira.
"Sampai sekarang aku tidak mengerti kenapa kau menamai kucing itu dengan nama Justin. Itu terdengar tidak biasa sekaligus menggelikan," Nadine menggidikan bahu dan kembali meneguk jus jeruknya.
"Kau ingin tahu? Karena Justin itu lucu dan mempunyai rambut coklat seperti Justin Bieber di vidio klip Baby!" Kira berdesis gemas membayangkan kucingnya itu menjelma menjadi seorang Justin Bieber.
Nadine mengernyit mendengar alasan Kira di balik kucingnya yang ia beri nama Justin. Sepertinya adiknya ini memiliki otak yang sedikit bergeser dari tempat yang seharusnya.
Meeow... meeow...
"Kira, itu kucingmu!" Nadine menyikut lengan Kira.
"Apa? Di mana?" mata Kira langsung menatap sekeliling ruangan dan akhirnya melihat Justin berada tidak jauh dari pintu keluar. Baru ia akan melangkah, tapi kucingnya itu malah lari begitu saja. Kira berdecak kesal.
"Lihat? Justin lari karena takut melihatmu. Pasti dia masih trauma dengan apa yang kau lakukan padanya, dasar manusia tidak berperi kekucingan!" ucap Kira lebay. Ia memang berlebihan.
"Kau ini berbicara apa?" Nadine menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan adiknya itu.
"Sana pergi! Justin tidak akan kembali kalau kau masih di sini." ketus Kira. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Tanpa kau suruh, aku memang akan pergi." balas Nadine acuh dan berbalik menuju kamarnya.
***
"Nadine! Kau tahu 5 Seconds of Summer?" sambut Meghan dengan sumringahnya begitu Nadine memasuki kamar.
"5 Seconds of Summer? Sepertinya aku belum pernah mendengar nama itu." dahi Nadine berkerut mengingat-ingat apakah ia mengetahui sesuatu tentang 5 Seconds of Summer.
"Ya ampun, aku memberitahumu beberapa waktu yang lalu tentang 5 Seconds of Summer." Meghan memutar bola matanya.
"Aku tidak ingat. Memangnya 5 Seconds of Summer itu apa? Judul film? Acara televisi? Atau ... merk sereal terbaru?" tanya Nadine dengan tampang bodohnya.
"5 Seconds of Summer itu nama band yang dibentuk oleh senior kita di sekolah, Nadine! Ya Tuhan, sepertinya ada yang salah dengan memori jangka panjangmu."
"Enak saja, tentu tidak. Aku hanya lupa, dan itu masih normal untuk manusia sepertiku." sergah Nadine tak terima.
"Ya, terserahlah."
"Ok, memangnya ada apa dengan 5 Seconds of Summer itu?" sepertinya Nadine mulai tertarik dengan topik pembicaraan Meghan.
"Kau tahu Luke, Michael, Ashton, dan Calum itu sangat populer di kalangan siswi Norwest Christian College. Tetapi sepertinya saat nanti kita kembali ke sekolah, kepopuleran mereka akan semakin naik!"
"Kenapa?"
"Karena sekarang mereka mulai mengunggah lagu-lagu yang mereka cover ke YouTube. Dan lihat? Vidio mereka ditonton oleh ribuan orang!" Meghan menunjukan laptop yang sedang ia gunakan kepada Nadine.
"Benarkah?" Nadine mendekat, menghitung jumlah angka yang menunjukan berapa pasang mata yang menonton vidio yang diunggah 5 Seconds of Summer tersebut.
"Tentu saja, bahkan ada pengguna YouTube terkenal yang sempat memberikan komentar bagus pada mereka." ucap Meghan semakin bersemangat.
"That's cool!" Nadine terkesima.
"I told you." Meghan menyeringai dan sesuatu terjadi di dalam otaknya.
"Kenapa kau menyeringai seperti itu? Aku tahu, pasti ada sesuatu yang sedang kau rencanakan? Beritahu aku!" Nadine mengguncang bahu Meghan tidak sabaran.
"Kita juga akan meng-cover lagu dan mengunggahnya ke YouTube!"
TO BE CONTINUED ...
YOU ARE READING
Strings
Fanfiction"I always play the strings, so I don't have to play the girl's heart." Calum Hood fanfiction, written in Bahasa Copyright © 2016 by Lutvi A
