005 | Hati Lemah

77.9K 11.7K 1K
                                    


"Jes cepet! Udah mendung!" teriak Hanna sudah di pintu lab, memandang Jesya yang masih sibuk dengan komputer di depannya.

"Iya gue save dulu! Duluan deh!" balas Jesya tanpa menoleh.

"Duluan ya Cha!" pamit Hanbin menepuk pundak Jesya, lalu berlari keluar bersama yang lain. Gedung lab komputer memang berseberangan dengan gedung kelas mereka.

Kelas 2A3 satu persatu mulai keluar lab dan menyisakan beberapa saja. Jesya melirik, diam-diam takut juga kalau ditinggal sendirian. Tapi ia bisa menangkap masih ada satu murid di barisan depan, membuatnya kembali memandang layar komputer.

"Jes, ayo."

Jesya mengangkat wajah, melihat Bobi sudah meraih tas ke pundak kanan dan melangkah mendekat. Jesya mengangguk, lalu mematikan komputer dan segera mengemasi barang-barangnya.

Bobi keluar, memandang langit sudah gelap dan perlahan mulai jatuh tetesan air.

"Yah, gerimis," kata Jesya mendekat sambil memperbaiki posisi ransel ungu mudanya.

Bobi meraih tas, mengeluarkan jaket hitam dari sana. "Elo sih nggak dari tadi," omel pemuda itu membuat Jesya mendelik. "Bleee gue pake sendirian," katanya merentangkan jaket dengan wajah sombong.

"Cih. Gerimis gini doang gue berani kok," kata Jesya mendelik, lalu melangkah lebih dulu.

Namun gadis itu terkejut ketika tubuh Bobi merapat padanya, merentangkan jaket ke atas kedua kepala mereka.

"Cepetan nanti deres!" kata Bobi mulai berlari, yang membuat Jesya segera menuruti. Dengan dipayungi jaket hitam pemuda itu, keduanya berlari kecil menyusuri gerimis.

"Semoga banyak degem yang liat. Anjir gue gentle banget sekarang," bisik Bobi mengerling senang ke arah Jesya yang refleks mendelik.

Tetesan air makin ramai, membuat keduanya segera tersadar dan mempercepat lari. Bobi secara naluri menyodorkan jaketnya condong ke arah Jesya, melindungi kepala gadis itu.

"Ini mah kayak drama Korea Bob," celetuk Jesya yang malah jadi tertawa geli membayangkan keduanya berlari menembus hujan menyeberangi gedung sekolah.

Bobi ikut terkekeh, lalu menolehkan kepala. Pemuda itu agak tersentak, memandang dekat wajah tawa Jesya yang menipiskan kedua matanya, dengan rambut halus gadis itu yang terbang ringan tertepa angina dan beberapa tetesan air hujan melatari.

Bobi jadi terpana.

Jesya berlari, langsung menuju koridor dan melepaskan diri dari Bobi yang juga melepaskan jaketnya.

"Harusnya tadi mah ada yang moto Bob," celetuk Jesya lagi, tertawa riang, "lucu deh lari-lari ujan-ujanan dipayungin jaket gitu," katanya geli membayangkan hal tersebut. Kedua matanya menyipit dan berbinar riang.

Bobi tanpa sadar tersenyum. Tapi anehnya kali ini ia tak mampu menyahut. Sampai akhirnya pemuda itu berusaha menyadarkan dirinya.

"Jes," panggilnya dengan suara serak dalam itu membuat Jesya menoleh dan menatapnya. Bobi meringis, "jangan pasang muka kayak gitu," ceplosnya begitu saja, membuat Jesya tersentak dan mengernyit.

Bobi melengos pelan, "hati gue ini lemah. Kalau gue baper gimana?"

Wajah Jesya langsung berubah. Dengan sebal gadis itu menjitak kepala Bobi membuat Bobi mengaduh. "Elo itu yah. Ngelawak mulu ih," gemasnya kesal, lalu memanyunkan bibir sambil mengusap lengannya yang basah terkena tetesan air.

Bobi malah tertawa. Ia mengibaskan pelan jaketnya yang tak terlalu basah, lalu maju dan menyelimuti tubuh Jesya membuat gadis itu tersentak. Bobi dengan tenang memperbaiki ujung-ujung jaket di depan gadis itu.

"Ke kelas duluan gih. Gue mau ke kelas June dulu," kata Bobi menggerakkan dagu mempersilahkan gadis itu.

Jesya mengangguk, lalu berbalik. Tapi ia berhenti, menoleh kembali. Dengan iseng gadis itu menyeletuk.

"Bob, jangan terlalu perhatian gini. Hati gue ini lemah. Kalau gue baper gimana?"

Bobi tersentak. Sementara Jesya malah mengerling, lalu tersenyum kecil dan tertawa. Gadis itu berbalik, kembali melangkah pergi.

Tak menyadari perubahan raut wajah Bobi yang terpana begitu saja.

Bobi menghela nafas panjang. Lalu merutuk pada hatinya. 'Anjrit. Kenapa gue jadi kegeeran gini sih?!'




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2A3: Passing By ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang