Part 2

98 36 42
                                    

LINE!

Notifikasi Line Kemun berbunyi. Ia menebak-nebak sambil meraih handphone-nya dari nakas sebelah kasurnya.

Arfa: Sticker received.

Karena terlalu senang mendapat Line dari Arfa, Kemun langsung tengkurap dan membenamkan wajahnya di bantal. Sedetik kemudian, langsung secepat kilat membalasnya.

Kemun: Pamer kan yg punya hp baru mah.

Arfa: Yee ga pamer juga kali. Pengen ngasih tau aja, hahaha.

Kemun: Apa bedanyaaa

Arfa: Well, it's a little different.

Kemun bengong membaca balasan Arfa. Ia benar-benar payah dalam bahasa Inggris. Dan sekarang balasan Arfa ....

'Mampus. Kamus mana kamus ....'

Kemun langsung ke meja belajarnya dan membuka kamus tebalnya. Dicarinya satu per satu kata, kemudian artinya ia gabungkan. Saat masih sibuk berpikir, notif Line kembali masuk di handphone-nya.

Arfa: Woe.

Kemun: Ehh sorry2 abis dari kamar mandi ehehe.

Arfa: Oh gue kira udh tidur.

Kemun: Ngapain bgt tidur masih jam segini.

Arfa: Helloooo, it's 10 o'clock. Bsk sekolah kali.

Kemun menyerap balasannya agak lama. Karena gampang, ia tidak memerlukan kamus. Hanya mencernanya saja lama.

Kemun: Lah, lo sendiri ga tidur?

Arfa: Nih, bentar lg tidur. Tidur sono lo. Udh malem bsk sekolah. Cewe kalo tidur malem2 ntr jelek loh.

Kemun: Biarin, gapunya pacar ini :p

Arfa: Kalo mau dapet pacar mah gaboleh jelek dong.

Kemun terdiam membaca balasannya. Jadi, untuk memikat hati Arfa, dia harus cakep? Line kembali masuk ke handphonenya.

Arfa: Dah ah gue mau tidur. Lo juga abis ini tidur ya. Gabaik tidur malem2. Daah. Good night. Nice dreams.

Lagi, Kemun membenamkan kepalanya di bantal.

"Arfa ngucapin good night ke gueee!" seru Kemun sambil masih membenamkan kepala di bantal.

"Eh, kalimat setelahnya artinya apa?"

Kemun membuka kamus lagi untuk mencari arti dari nice.

"Nice itu baik. Berarti kalo nice dreams ... Whoaaa dia bilang mimpi baik!!!" seru Kemun lagi berguling-guling di atas kasurnya.

"Gue bakal mimpi indah kok kalo diucapin lo, Fa. Hihi."

***

Kemun sudah sampai di sekolah pagi-pagi sekali. Sekolah masih sepi. Wajar, ia datang pukul 6.15 saat bel masuk sekolah adalah jam 7.00. Ia terus melongo keluar kelasnya, mencari Arfa yang akan datang.

Lima menit lagi Arfa datang.

Biasanya Arfa datang ke sekolah jam 6.20. Kemun tau kebiasaannya karena setiap hari Arfa datang jam segitu. Demi 'pura-pura' berpapasan dengan Arfa saat masuk sekolah, Kemun rela berangkat pagi setiap hari.

"Ah itu dia!" Kemun melihat Arfa di ujung koridor. Ia lalu berdiri dan bersiap keluar kelas. Sebelum benar-benar keluar dari pintu, ia mengatur napasnya. Sekali lagi ingat akan kata Talita dan berusaha agar pertemuan mereka adalah suatu 'kebetulan'. Ia lalu berjalan keluar menuju kantin sambil pura-pura asyik dengan handphone-nya.

WordlessWhere stories live. Discover now