1

1.8K 29 3
                                    

Horikoshi Gakuen, Juli 2009

Setelah liburan yang menyenangkan dan kurang panjang. Aku lagi-lagi harus menginjakkan kaki di tempat ini, se-ko-lah.

Dan yang paling memuakkan, aku harus mendengarkan pelajaran panjang dari guru yang menyebalkan.

Aku juga bingung kenapa aku bisa masuk kelas unggulan.

Sebenarnya aku juga tidak menyangka bisa masuk kelas unggulan dengan otakku yang pas-pas-an.

Dan inilah aku di depan kelasku, dan ya hari pertama menginjakkan kaki di kelasku yang imut alias amit-amit. Bercanda, tapi aku sangat amat beruntung bisa berada di kelas ini, karena semua orang disini tidak waras.

"HAIIIIIIII" teriakku.

Ya temanku tidak terkejut karena.. Ya, kau sendiri tau aku suka berteriak. Dan itu sudah biasa bagi teman-temanku. Walaupun ada beberapa yang masih belum terbiasa sih.

"Ahhh! kau ini masih sama ternyata! Aaah kuping kuping! cepat bawa aku ke dokter THT!!" kata temanku yang terkenal sebagai orang paling lebay di kelas.

"Kau juga masih sama saja lebay!" ucapku sambil tersenyum dan menempati tempat favoritku. Meja yang ada di paling ujung belakang, dan alasan pertamaku duduk disini karena sensei tidak bisa melihatku bila menyontek atau tidur.

Aku pun duduk di kursi favoritku. Lalu mengambil handphone kesayanganku karena didalamnya terdapat berjuta warna pelangi(?) "Minakooooo!"

brak

Hp ku pun langsung loncat dari tanganku karena terkejut mendengar suara cempreng seseorang yaitu sahabatku Yuki. Yukiko Fujiyama.

"Eh! ngagetin aja!" kataku sambil mengambil hp ku yang terjatuh.

"hehe! sorry! sudah lama banget kita gak ketemu kayak 100 abad!"

"Ih alay." kataku dengan nada sedatar mungkin.

"Ihh, koko sayang.. sama bestie tercintahmu kok kayak gini!!" kata dia sambil sok 'imut' dan alhasil satu jitakan mendarat di kepala dia.

Oh, ya. Aku lupa memberi tahu namaku. Aku hanya seorang gadis biasa yang memiliki kekuatan berteriak. Jadi jangan takut berteman denganku.

Namaku Minako Hamasaki. Tetapi sahabatku Yuki suka memanggilku dengan sebutan koko. Aku juga tidak tahu darimana ia mendapat sebutan itu.

Tahun ini umurku 15 tahun. Tinggi badanku hanya 156 cm dan berat badanku hanya 46 kg.

"Ihh kok maen jitak sih! baru aja masuk sekolah! ternyata masih sama!" kata dia sambil cemberut nah kalo seperti ini memang terlihat 'sedikit' imut.

Aku hanya menahan tawa melihatnya seperti itu.

"Ih ketawa-ketawa! seneng?" ucapnya.

"Iya dong!!" kataku. Lalu aku tertawa sepuasnya.

"huh! dasar emang!" ucap Yuki.

teng-teng-teng

Yah sudah masuk! Hari ini pelajaran pertama apa ya?

"WOI! PELAJARAN PERTAMA HARI INI APA YA?" tanyaku sambil teriak supaya teman sekelasku bisa mendengar.

"BIOLOGI MINAKO CANTIK! JANGAN TERIAK-TERIAK YAH!" ucap teman sebelahku sambil meneriakkanku kembali.

"MAKASIH JELEK!" ucapku.

"KURANG AZAR!" ucap temanku.

"IYA-IYA ARIGATOU!" kataku

Aku sangat malas bila sudah berkaitan dengan yang namanya belajar. Apalagi I-P-A.

Akhirnya guru yang mengajar biologi alias ibu brokoli berjalan masuk ke kelasku.

Selama 2 jam pelajaran ini aku harus mendengarnya berceramah tentang brokoli. Sebenarnya sih tidak.

Aku memberinya julukan 'brokoli' karena rambutnya yang seperti brokoli.

Aku hanya memainkan hp ku selama pelajaran. Mau bagaimana lagi. Pelajarannya membosankan.

Jantungku rasanya mau lepas ketika mendengar teman sekelasku berteriak histeris. Ngapain sih teriak-teriak kayak kesurupan aja.

"eh, naomi." kataku.

"Kenapa, ko?"

"Mereka ngapain teriak?"

"Biasa ulangan.."

"Oh.. biasa.."

Ulangan itu hal yang biasa bagiku. Palingan hanya mengerjakan kertas di soal. Maksudku soal di kertas dan remed. Lalu nilainya tidak tuntas. Sudah selesai.

***

Yes! Akhirnya pulang sekolah. Jam yang setiap hari aku nantikan. Les atau tidak? hmm. Ah! les aja. Aku mau memberi pelajaran sama guru itu!

"Tumben kamu masuk minako, silahkan duduk."

"Iya sensei." kataku berpura-pura bersikap baik.

Aku pun duduk dan memainkan hp ku. Itulah kebiasaan burukku. Bawaan lahir, biasa.

"Minako!"

"Ya?" kataku berpura-pura bersikap baik lagi.

"Itu hp mau dimasukin apa saya sita?"

"Iya-iya tadi cuman sms mama!" kataku karena kesal.

Tuh kan nyebelin emang. Kapan guru botak ini keluar. Awas kalo dia enggak keluar dari kelas. Artinya rencanaku gagal total.

"Saya keluar kelas dahulu mau mengambil isian spidol. Harap tenang dan tidak jalan-jalan."

Yes! akhirnya si botak itu keluar!  Aku pun berjalan ke depan. Lalu aku melepaskan pipa AC  yang menyebabkan air yang berada di dalam pipa tersebut mengalir keluar.

Murid sekelas pun langsung melihat ke arahku. Lalu mereka pun menahan tawa.

Aku pun tersenyum manis lalu kembali ketempat dudukku. Nah.. saat yang kutunggu-tunggu. Sedikit lagi.. dan.. Yakk bingo! Aku pun tersenyum, lalu aku berpura-pura mengerjakan soal yang diberikan sensei.

"Minako!"

"Ya sensei?" kataku dengan memperlihatkan wajahku yang innocent.

"Kamu ini keterlaluan! Sudah berapa kali kamu membuat lelucon?! Ini tidak lucu!"

"Hah? Maaf?" kataku dengan nada yang innocent.

"Sudah cukup! Pelajaran hari ini selesai!"

"YEEYYYY" kata teman-temanku secara bersamaan.

Haha. Aku hanya tersenyum penuh kemenangan sementara sensei botak itu sedang kesakitan. Aku pun berjalan keluar kelas dan memasang wajah innocent ku lagi.

"Minako! Kau lagi! makasih ya! haha." kata temanku, sambil menyenggol lenganku.

"Haha! biasa.." ucapku.

"Yaudah aku pulang dulu ya! daa!" katanya.

Saat aku sampai diluar kelas sudah banyak murid lain yang menunggu untuk masuk ke dalam kelas.

Tidak jarang aku melihat banyak murid laki-laki melihat ke arahku. Menurutku itu sudah hal biasa.

Temanku memberitahuku bahwa aku itu seseorang yang manis dan cantik. Tidak cocok dengan sifatku yang suka membuat lelucon yang beraneka ragam.

Tapi aku tidak memedulikan itu. Aku adalah seorang Minako Hamasaki dan tidak ada orang yang dapat mengubahku.

__________________________________________

vote and comment!:3 bbuing~(p'-'q)

Oh iya, sebenernya peraturan di horikoshi gakuen itu beda sama peraturan yang di cerita ini. hehe:3

Yang di cerita ini gak ada peraturan melarang artis dan murid biasa berbicara. Sama di cerita ini murid yang tidak terlalu pintar juga bisa masuk ke sekolah ini. '-'

Paper CraneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang