9

326 16 0
                                    

Ini.. Batu permata yang diwariskan keluargaku kan? Woww! bagaimana bisa aku menggambarkannya dalam jumlah gradasi warna yang berbeda pula. Aku bangga pada diriku sendiri.

Genius!

Kau tahu mengapa aku sangat senang melukis?

Karena aku seseorang dengan sifat yang tertutup, walaupun dengan sahabatku sekalipun. Aku tidak pernah mengeluarkan isi hatiku.

Hanya sebuah kanvas dan cat minyaklah yang dapat mengekspresikan isi hatiku. Saat aku senang, sedih, kesal, kecewa, maupun marah.

Sudah banyak penghargaan yang aku dapatkan dari bakatku dalam bidang seni. Aku sekarang sedang mendalami bidang fotografi.

Kata seniorku yang mengajarkan teknik fotografi. Aku juga mempunyai bakat dibidang itu. Menakjubkan bukan?

'tok.. tok.. tok..'

Siapa lagi itu?

Aku pun menaruh cat minyak ku dan semua kuasnya ditempatnya. Lalu aku pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Ah, ibu ada apa?" ucapku.

"Ibu baru selesai membuat kue. Bi-" ucap ibuku. Tetapi tiba-tiba matanya melebar dan berjalan masuk ke ruangan melukisku. Dan mendekat ke arah lukisan batu permataku itu.

"umm.. Ibu, jangan dipegang aku baru selesai melukisnya.." ucapku.

"Bagaimana? kau- a- Cepat panggil ayahmu!" ucap ibuku.

Aku bingung apa maksudnya menyuruhku memanggil ayahku. Tak lama kemudian setelah menyuruh para pembantuku memanggil ayahku. Ayahku pun datang.

Ia membuat ekspresi yang sama seperti ibu saat melihat lukisanku. Aku masih bingung. Ayahku hendak menyentuhnya.

"Ayah itu masih basah!" ucapku sambil berteriak. Ayahku pun mengurungkan niatnya.

"Minako-chan, sini sebentar." ucap ayahku.

"Ya?" ucapku sambil berjalan ke arahnya.

"Tidak ada yang boleh tau akan ini. Kau tau ini batu permata yang diwariskan keluarga kita turun temurun. Tidak ada yang boleh tahu tentang batu permata ini. Jadi rahasiakan ini. Ayah akan menyimpan lukisanmu di ruang yang sama dengan batu permata itu." ucap ayahku setengah berbisik.

"Mengerti?" ucap ayahku.

"Dimengerti." ucapku.

Lalu ayahku pun mengambil lukisan yang baru selesai kukerjakan tadi dengan hati-hati dan membawanya pergi. Aku juga tidak tahu dimana ia menyimpan batu permata itu. Hanya ia yang tahu.

.

Paper CraneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang