Lights And Cocktails

191 14 0
                                    

Acara yang di maksud adalah acara Gala mewah yang diselenggarakan pada hall yang berlokasi di area Grand Canal Venesia. Seb berbaur dengan antrian masuk kedalam acara, berusaha agar tidak ada yang memperhatikannya. Seb tidak khawatir dengan orang-orang tidak diharapkan akan mengenalnya, karena pesta ini bertema masquerade. Semua hadirin memakai pakaian mewah berdesain klasik juga mahal, para wanita memakai gaun masa renaissance dan pria memakai suits jahit khusus klasik juga tuxedo. Seb awalnya merasa berbeda, tetapi tuxedo yang ia pakai berbahan mahal desain berkelas dan sedikit membuatnya lebih percaya diri. Topeng yang ia pakai hanya menutupi setengah wajahnya, berwarna putih gading dan terbuat dari bahan yang tidak Seb tahu jenisnya.

Seb berhasil masuk dan di sambut dengan alunan musik waltz dan ruangan penuh cahaya emas dari lampu kristal yang tergantung di langit-langit. Ukuran ruangan itu cukup luas dengan langit-langit yang tinggi berlukiskan seni pola bunga emas, pilar-pilar putih tinggi menjulang, lantai ruangan yang mengkilat membuat kesan aksen klasik sangat terasa seakan-akan Seb terlempar kembali ke masa ratusan tahun yang lalu. Suara-suara orang tertawa dan berbincang seraya meminum cocktail memenuhi seluruh ruangan. Ia mulai berjalan dengan hati-hati dan perhatian penuh akan sekelilingnya.

Terdapat tangga elegan pijak berlapis marmer di sana, menuju lantai dua yang juga sepertinya juga masih bagian dari Gala. Seb melangkah dengan pasti menaiki anak tangga dan sampai diatas masih dengan rasa takjub. Lampu gantung kristal terlihat lebih dekat dan cahanya membias bak cahaya eksotis yang terpantul kesegala arah. Orang-orang tampak masih sibuk berbincang satu sama lain tapi tidak terlihat begitu akrab, mungkin hanya basa-basi. Seb terus berjalan hingga menemukan area terbuka di sudut sana, balkon besar yang mengarah kearah Grand Canal. Ia berjalan keluar balkon dan menghirup napas panjang. Udara malam bulan agustus menempa wajahnya segar dan rambut Seb tidak berantakan terbelai angin karena Nikolaj memakaikan gel rambut agar tetap tersisir rapi.

Ia terpukau dengan pemandangan gemerlap malam Venesia. Lampu-lampu kota berkelap-kelip dan beralur mengikuti aliran air menuju Grand Canal mengingaktan Seb akan taburan bintang pada Milky Way. Indah sekali. Seb sempat melupakan fakta bahwa Venesia adalah kota yang cantik. Seburuk-buruknya kesan awal Venesia bagi Seb karena kejadian kemarin, ia akan mengingat pemandangan ini sebagai ingatan yang indah.

Seorang pelayan pria menawarkan Seb makanan kecil dan wine, ia menolak. Ia masih menunggu kedatangan Nikolaj. Mereka berangkat sendiri-sendiri agar tidak di curigai, dan Nikolaj berkata bahwa nanti akan bertemu di pesta. Tapi melihat banyaknya tamu undangan dan keramaian pesta ini Seb tidak yakin dapat menemukan Nikolaj. Jumlah tamu undangan pria yang memakai tuxedo hitam seperti Seb sangat banyak sekali.

"Ehem." terdengar suara dari belakang Seb dan saat ia menoleh, ada tiga orang wanita muda sedang tersenyum kepadanya. Mereka memakai gaun warna-warni dengan topeng bulu yang sama ramainya. Seb menaikkan alis, meski tertutup oleh topengnya.

"Apa kau sendiri saja?"
"Kau tampak sangat familiar, apa kau salah satu model?"
"Bagaimana jika kita turun dan berdansa dengan salah satu di antara kami?"

Seb kebingungan. Wanita berkostum warna warni dengan banyak pertanyaan mengingatkan Seb akan konservasi burung Beo yang pernah ia saksikan di animal planet. Tapi ia mengangguk dan membiarkan burung-burung ini membawanya turun kebawah.
-

Mimpi buruk karena Seb berusaha agar tidak menginjak kaki siapapun dan itu sulit.
-

Akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi di antara meja menara gelas cocktail dan dessert. Ia mencoba suatu makanan kecil yang terbuat dari buah-buahan dan Seb sejauh ini menghabiskan tujuh piring kecil. Hati kecilnya mulai khawatir dengan Nikolaj, agak curiga bahwa Nikolaj bertindak sendiri dan sengaja meninggalkan sendirian disini. Seb mulai merasa pesta ini adalah ide buruk, mungkin ia harus pergi... Ia merasa aneh. Pekerjaan Seb adalah mengawasi klub di New York, menunggu adalah kebiasaannya. Nikolaj tidak menampakkan diri satu jam saja ia sudah cemas, Seb tidak mengerti.

HYPNOTICWhere stories live. Discover now