Three

46 4 2
                                    

Andin dan Tamara berjalan bersama menuju koridor, kelas hari ini sudah selesai. Wajah Andin terlihat pucat sekali, entah apa penyebabnya.
"Ndin, gue masih ada kelas."
Andin menoleh ke arah sahabatnya itu, sambil mengangguk.
"Yaudah, gue pulang duluan. lagi gak enak badan," ucap Andin sekenanya.
Tamara sebenarnya sangat kasihan melihat Andin, tapi apa boleh buat.
Tamara masih ada kelas, dan dosennya super killer.
"Lo hati-hati, sampe rumah istirahat ya,"
"Siap,"

Sudah 20 menit Andin duduk di kursi panjang depan kampus, Pak joko belum juga datang. padahal rasanya badan Andin ingin rubuh.

Dikejauhan, cowok itu kembali memandangnya. Andre, ya. Andre lah yang sudah dua hari ini memandangi Andin dari kejauhan. Andre masih takut untuk menyapa mantan pacarnya itu.

Kalo gue nyapa Andin, bakalan disapa balik gak ya? gue takut kejadian kaya dulu terulang lagi, dan gue gak mau sampe perasaan gue yang dulu balik lagi.
Andre menerka-nerka. waktu SMP, Andin dan Andre berpacaran 1 tahun. ketika Andre lulus, dan melanjutkan SMA.
Andin meminta untuk mengakhiri semuanya, karena alasan tidak ingin LDR.

Aelah, jadi kangen masa-masa cinta monyet dulu dah. Batin Andre.
Ia tersenyum sendiri menatap Andin dari kejauhan.

BRAKKK..
tubuh Andin gugur, pandangannya kabur, hanya samar-samar yang ia lihat. Dan tak lama kemudian, semuanya gelap. Andin pingsan.

Andre yang melihat kejadian itu dari kejauhan langsung berlari menyelamatkan Andin, ia menggendong gadis itu dan membawanya ke UKS.
Semua yang menyaksikan kejadian itu terheran-heran melihat Andre. terlebih Andin, anak baru yang 'menang banyak'.

"Idih, itu pasti alasan deh biar digendong Andre,"
"Aelah tai banget, menang banyak tuh cewek,"
"Itu andin kan? Ebusettt Andre langsung diembat,"
"Caper,"
"Ngibul,"

***
Di UKS.

Andin membuka matanya perlahan, ia memerhatikan sekelilingnya. Ruangan dengan nuansa serba hijau.
"udah sadar?"
Andin menoleh ke arah suara itu, tepat disamping ranjangnya.
What the... Andre?
Andin segera bangkit, kakinya ditekuk.
kedua tangannya mengucek-ngucek matanya. berharap bahwa ini hanya mimpi.

"setelah 5 tahun, muka gue berubah jadi kaya hantu?" Andre tertawa geli melihat gadis dihadapannya itu.
"Kenapa gue bisa ada disini dan kenapa lo bisa ada disini?",
Andre yang mendengar pertanyaan membabi buta itu segera menghentikan tawa nya.

Andre mendekatkan wajahnya pada Andin, menatap mata Andin lekat-lekat.
Deg.
Ngapain sih nih anak? Pikir Andin.
Ia segera menjaga jarak dari Andre.
"Tenang, gue bukan om-om genit. pertama, lo tadi pingsan. Kedua, gak ada yang nolongin lo. Ketiga, gue yang liat lo waktu lo pingsan. Keempat, gue sebagai cowok sejati dan mantan pacar lo kudu nyelamatin lo. Dan kelima, lo berat."

Andin mengerutkan bibirnya, pipi nya memerah.
Jahat banget najis, gumamnya dalam hati.
keduanya saling diam, sampai Tamara datang dan memecahkan keheningan itu.

"Andin-"
Tamara terpaku, ketika melihat ada Andre, cowok terpopuler se-AIU.
Lah, kok ada Andre disini?

"Eh, ada Andre?" Tamara kebingungan sendiri.
Gila ya Andin, baru aja semalem gue kasih liat fotonya Andre. Eh udah disikat aja, pikirnya lagi.

"Ndin, lo gak kenapa-napa kan?" Tamara memasang wajah cemasnya. didekati nya Andin.
"Gue mau pulang," ucap Andin pelan.
Andre langsung bangkit dari tempat duduknya. Menahan tangan Andin.
"sama gue," Andre memasang wajah memohon.
Gila ya nih anak, Andre cowok terdingin yang pernah gue tau ampe jadi begini? Tamara memandang Andin dan Andre dengan tampang curiga.

Andin melepaskan genggaman Andre, ia bangkit dari ranjang dan berjalan pelan keluar dari ruangan yang benar-benar membuat nafasnya hampir berhenti. Dari dulu, andin tidak suka dengan UKS. ditambah dengan kehadiran Andre.

"Ndin, salah gue apa?" Andre menahan langkah Andin. Cowok itu benar-benar dibuat bingung atas sikap Andin padanya.
"Lo gak salah, dan please jangan pernah ganggu gue lagi," andin berlalu pergi meninggalkan cowok itu.
Andre menghantamkan tangannya ke dinding.
Anjir, sakit. ia meringis dalam hati.

***
"Ndin, sebenernya lo sama Andre ada hubungan apa? dan kenapa lo keliatannya kenal banget sama dia? terus juga, kok Andre bisa ada di UKS? Apa jangan-jangan Andre kakak lo dari nyokap tiri, eh atau Andre sepupu lo? yee comblangin gue dong, gue-"
"Lo bisa diem gak?" Andin memasang muka muak. telinganya panas mendengar ocehan Tamara.
"dan btw, gue gak punya hubungan apa-apa sama cowok itu. kenal juga baru tadi," Andin terpaksa berbohong. ia tidak ingin Tamara tau bahwa Andre adalah masa lalu nya, kalau sampai Tamara tau pasti hati nya akan hancur dan sedih.

Tok tok tok...
Andin membuka pintu Apartment nya, ada Andre berdiri di hadapannya.
Tubuh cewek mungil itu hampir rubuh kembali.
Andre memberikan senyum kecilnya, sambil menyodorkan dompet Andin.
Ya, dompet.
"Lo gak sadar, tadi dompet lo jatuh di UKS."
andin merampas dompetnya itu.
"Wesss galak amat mba,"
"udah balik di gue, sekarang lo boleh cabut," ucap andin. bukan maksudnya mengusir, tapi lebih tepat ia ingin cowok dihadapannya ini cepat-cepat berlalu pergi.

"Ndin, lo gak berubah. tetep kaya dulu, dingin ke gue. ngalahin dinginnya kota bandung,"
Detak jantung Andin mulai tak karuan.
"Salah gue dulu bilang ke lo kalo gue mau sekolah di singapore, salah gue ndin. padahal waktu itu gue lagi sayang-sayangnya sama lo,"
Andre menatap cewek dihadapannya.
"Tapi lo dengan teganya mutusin gue, padahal kita masih bisa ngejalanin semuanya,"

"cinta monyet gak guna kaya gitu masih lo pikirin? haha," andin berusaha membuat Andre muak dengannya. tapi tidak, Andre tetap saja Andre. Yang selalu memperjuangkan cintanya untuk orang yang ia sayang.
"gue masih disini, dengan perasaan yang sama buat orang yang sama."

Please pergi dari hadapan gue sekarang juga, Andin benar-benar hampir kehilangan oksigen. Cowok dihadapannya selalu bisa membuatnya fly.
"kenapa lo bisa tau gue tinggal disini?"
"Dari temen sekelas lo, Sinta."

Parah sih sinta, comberan banget tuh mulut. Lo sama aja bawa singa ke apartment gue, ok.

"Hey hey, ada apa nih? Lah andre lagi?"
Tamara terkejut melihat cowok dihadapan Andin.

"Oh oke makasih ya udah balikin dompet gue, lain kali gue lebih hati-hati. Thanks sekali lagi,"

Andin menutup pintu Apartmentnya.

"Lah ndin, itu Andre sayang banget digituin. mending kasih ke gue," gerutu tamara. ia masih tidak rela melihat cowok setampan Andre disia-siakan seperti itu.

"dia kesini cuma buat ngembaliin dompet gue, jadi please lo jangan mikir kemana-mana dulu."

"Aelah ndin, lo gak perlu sembunyi-sembunyi gitu kali. gue tau ada apa-apa diantara kalian. Lo pikir gue gak denger percakapan kalian di UKS tadi? dan btw Andre itu cowok paling jaga image dan dingin ke cewek-cewek, jadi gak masuk akal banget dia bisa sampe segitunya ke lo. padahal lo anak baru di kampus,"

Andin terdiam..

"Lo ada apa-apa kan sama Andre?"
"Masa lalu gue," jawab Andin. Rasanya Andin tidak perlu menutup-nutupi semuanya pada Tamara. karena menurutnya Tamara adalah orang yang dapat dipercaya.

Tamara shock, sangat shock. hampir tidak percaya.
"awas mulut lo dimasukin kecoa terbang,"
Andin menahan tawa nya. Buru-buru tamara menutup mulutnya.
"Mati lo ndin,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love, Andin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang