Ayahnya terpekur tak sanggup menerima kenyataan.  

Pada akhirnya ia menyadari siapa Darius, ia menyesal telah membenci menantunya itu. 

"Aku juga ingin minta maaf, aku menikahinya juga karena untuk menyakitimu" 

Alex menarik Vero dalam dekapannya. 

"Kau tahu, papa tidak pernah meninggalkan ibumu. Ketika perceraian itu terjadi, karena ibumu terbebani dengan perasaan bersalah. Ibumu lebih memilih meninggalkan papa, dan kembali untuk merawat nenek sepeninggal kakek" 

Alex berhenti sejenak, mengisi udara ke paru-parunya. 

"Papa tak pernah melupakan kalian, tapi papa juga tak bisa meninggalkan kehidupan di sini. Setelah kematian nenekmu, Papa berhasil merayu ibumu untuk kembali ke sini. Tapi entah kenapa, ia membatalkan niatnya. Setelah ia meninggal baru papa tahu, ia merasa tidak berhak kembali pada papa setelah dulu ia memilih meninggalkan papa. Hingga penyakit itu menggerogotinya" 

Alex tak sanggup meneruskan ceritanya. 

Vero menangis tanpa suara, hanya air mata yang tak henti menetes. 

Jadi, selama ini ia telah salah menilai semuanya. Karena kebodohannya, ia menyakiti ayahnya dan juga Darius. Bisakah Darius memaafkannya. 

Sepeninggal ayahnya, ia memutuskan dalam hati apa yang akan ia lakukan. 

~ ~ ~

Vero merasa badannya cukup segar dan kuat, karena itu ia bermaksud menjalankan rutinitasnya sehari-hari.  

Ia memasakkan Darius makanan kesukaannya, menunggu suaminya di meja makan. 

Darius mengernyit ketika melihat Vero. 

"Apa yang kau lakukan?. Kembalilah ke kamarmu dan beristirahat"bentaknya. 

"Aku memasak untukmu,"balas Vero lembut. 

"Pulihkan fisikmu, aku bisa sarapan dengan roti. Celeste!!!" 

"Pastikan istriku berada di kamarnya. Jika aku mengetahui ia melakukan hal selain beristirahat, aku akan memecatmu". 

Celeste mengangguk dengan cepat. 

"Aku tak lapar, kembalilah ke kamarmu"kata Darius dengan dingin sebelum meninggalkan Vero yang terdiam, ia menahan diri untuk tak menangis di hadapan suaminya. 

Jika ia masih Vero yang dulu, ia tidak akan terima dengan perlakuan Darius, tapi kini ia mencintai laki-laki itu. Ia berharap laki-laki itu memaafkannya. Jadi, ia menerima saja. 

~ ~ ~

"Masuklah, angin di luar terlalu kencang" 

Darius lagi-lagi memberinya perintah. Tak ada lagi Darius yang perhatian, romantis, segala hal menyenangkan pada dirinya seolah-olah hilang. 

"Kapan kau pulang?" 

"Baru saja. Mengapa kau belum bersiap?Kita harus ke dokter" 

Vero menoleh ke arah Darius, memberi tatapan memohon. 

"Bisakah aku memelukmu?"Pintanya. 

Darius menarik Vero ke dadanya, menempelkan wajahnya ke rambut Vero. Tangannya memeluk dan mengelus punggungnya. 

Vero mendekap Darius dengan erat, ingin menyampaikan segenap perasaannya.  

'Semoga kau menyadari, aku mencintaimu'batinnya berbisik lirih. 

~ ~ ~

Vero dinyatakan sehat oleh dokter. Bahkan, mereka sudah boleh melakukan hubungan suami istri lagi. Kemungkinannya untuk hamil kembali sangat besar. 

Ia begitu gembira, ia tidak peduli jika Darius hanya menganggapnya sebagai pemuas nafsu seperti yang selama ini ia sangka. Satu hal yang pasti, ia mencintai lelaki itu, dan akan menebus kesalahannya dengan mengabdi menjadi istri yang baik. 

Darius tidak menunjukkan ekspresinya ketika dokter memberitahukan mengenai hal itu. Vero sempat meliriknya sesaat, suaminya itu memang di sampingnya namun jiwanya entah di mana.  

~  ~ ~

Darius sedang berada di ruang kerjanya. Akhir-akhir ini, Darius selalu membawa pekerjaannya ke rumah, sengaja untuk menghindari Vero. Selama ini Vero sudah cukup berusaha, tapi laki-laki itu semakin menutup diri. 

Ia akan mencoba membuka kembali hati suaminya, malam ini. Pipinya memerah membayangkan apa yang akan ia lakukan.

~ ~ ~

TBC........

My Husband My EnemyWhere stories live. Discover now